[ON GOING]
[EDITING PROGRESS]
Sekarang aku percaya dengan adanya takdir. Ya, sebenarnya aku sendiri tidak bisa menyimpulkan ini 'baik' atau 'buruk' nya untuk diriku. Karena kejadian itu dan pada hari itu kehidupanku berubah 180 derajat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sinar cahaya matahari tak terlalu terik. Cukup membuat keadaan kota Seoul terasa sedikit hangat namun sejuk.
Hembusan angin yang seakan tak ingin ketinggalan untuk singgah pada hari ini, melewati setiap sisi bagian kota yang membuat keadaan hari ini terasa begitu baik.
Perlahan Yura menghirup udara segar seraya memejamkan matanya sekilas.
Cuaca hari ini sangatlah bersahabat, nampaknya itu yang membuat Yura memilih berkeliling menggunakan sepedanya.
Sebenarnya sampai saat ini suasana hatinya masih belum begitu baik.
Tetapi setidaknya ia tak harus berdiam diri dan merenungkan hal itu sepanjang hari bukan?
Mungkin untuk saat ini dirinya harus bisa mengenyampingkan masalahnya terlebih dahulu dan lebih mengutamakan masalah seseorang yang 'secara tidak langsung' melibatkan dirinya juga.
Indeed sometimes you have to live like that.
Secara garis besar masalah yang sedang ia pikirkan memang sejudul dengan masalah yang sedang ia utamakan.
--
Kubiarkan kakiku bergerak mengayuh pedal di sepedaku.
Dengan sekantung belanjaan yang penuh dengan berbagai macam buah itu kugantung distang sepeda.
Bersama sepeda pink-ku, kubawa benda itu pelan menyisiri beberapa pepohonan rimbun nan sejuk.
Sesekali kuhirup bau khas dedaunan yang jatuh akibat tersapu roda sepedaku yang berlalu melewatinya.
Kudengar memandang tanaman hijau akan membuat perasaan seseorang tenang bukan?
Sebab itu lah aku memilih berjalan keluar hari ini.
Dan paling tidak cara ini sepertinya berhasil.
Aku merasa suasana hatiku sedikit membaik.
Kuresapi aroma khas udara pada sore ini, membiarkan sedikit demi sedikit masalah yang membebani pikiranku yang terbang bersamaan dengan hembusnya angin pada sore ini.
Alam mengerti perasaanku. Ia tahu apa yang kubutuhkan sekarang.
Perlahan aku mulai bersenandung pelan, menyelaraskan kayuhan pedal dikakiku.
Selama perjalanan pulang, kubiarkan diriku bersenandung hanya sekedar mengalihkan beban pikiran yang tengah kupikirkan.
Hingga tiba saat dimana aku melewati sebuah banner berukuran cukup besar terpasang tak jauh didepanku.
Banner itu berada dipinggir jalan dan kebetulan searah dengan jalan yang kulewati.
Sekilas aku menyengritkan dahiku melihat benda didepanku.
Gambar itu terlihat tak asing bagiku.
Lantas aku pun memberhentikan sepedaku dipinggir jalan. Tepat didepan banner itu terpasang.