Jariku bermain-main diatas pangkuanku dengan gelisah.
Aku tak henti-hentinya menggigit bibir bawahku.
'Dia tak kunjung mengangkat panggilan dariku.'
Mataku tak lelah memandang lekat sekeliling keadaan bus.
Berulang kali kupalingkan wajahku keluar jendela menunggu kapannya bus ini akan sampai ketempat tujuanku.
Sesekali aku merasakan ada sesuatu yang menggajal dihati kecilku.
Itu terasa menggeli geli.
Dan aku tak suka itu.
Hal yang kutunggu akhirnya datang. Dengan cepat aku segera bangkit dari tempat dudukku yang berada dikursi belakang.
Aku berjalan kedepan bus, lalu menekan tombol merah.
Bus yang kutumpangi berhenti diikuti dengan terbukanya pintu.
Tanpa membuang waktu aku melompat kecil keluar dari bus.
Aku kembali mengedarkan pandanganku kesegala arah.
ㅡDingin.
Itu yang kurasakan saat kedua kakiku baru menginjak tempat ini.
Kubuang nafasku seraya mengeratkan jaketku.
Aku menyayangkan diriku yag tak memakai jaket tebalku malam ini.
Kumulai perjalananku dengan menyusuri sepanjang jalan trotoar. Dan aku bisa melihat sebuah sungai han yang terbentang disamping kananku.
"Ahhh.... Dingin sekali!" keluhku.
Ya disini semakin dingin.
"Kemana perginya dia!"
Aku memandang teliti satu persatu tempat yang kulewati.
Sebenarnya aku sedikit tak yakin mengapa aku memutuskan untuk mencarinya disini.
Tapi itu tiba-tiba saja terlintas dipikiranku mengingat ia beberapa kali mengajakku untuk pergi kesini.
"Apa aku harus meneriaki namanya?" ini akan menjadi ide yang bagus sekaligus ide yang baru untukku.
Aku benar-benar hampir putus asa. Ini sudah sekitar 10 menit aku berjalan diudara dingin seperti ini.
Dia benar-benar kekanakan.
"Haishh dasar kekanakan! Menyebalkan!" umpatku.
Aku akan mati membeku setelah ini!
Tapi entah kenapa tiba-tiba langkahku terhenti.
"Eoh??"
Pandanganku berhenti menatap sesuatu didepanku.
Aku melihat seseorangㅡ
"Apakah itu dia?" aku menerka sekaligus memperhatikan setelan pria yang tampak familiar dimataku.
Dengan penasaran aku melangkah maju mendekati pria itu yang sepertinya tak menyadari keberadaanku.
"Kim Taehyung?" Terkaku saat sudah berdiri disamping pria itu.
××
Pria itu menoleh, "eoh?" responnya.
"Yak! Paboya odiya eoh?! (Dasar bodoh. Kemana saja kau?)" Yura memukul geram lengan pria itu.
Utnuk saat ini dia benar-benar ingin melampiaskan kekesalannya pada pria didepannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky or Not [Kim Taehyung]
Fanfiction[ON GOING] [EDITING PROGRESS] Sekarang aku percaya dengan adanya takdir. Ya, sebenarnya aku sendiri tidak bisa menyimpulkan ini 'baik' atau 'buruk' nya untuk diriku. Karena kejadian itu dan pada hari itu kehidupanku berubah 180 derajat.