Part 6 - The Promise

349K 18.6K 730
                                    

"Sekaligus pacarnya. Kami baru jadian hari ini."

Ucapan Justin membuat Angela terbelalak. Ia tadinya merasa lega Justin memperkenalkan diri sebagai teman sekolahnya. Tapi ternyata Justin malah melanjutkan dengan pengakuan itu. Ya, ampun!! Bisa-bisanya Justin mengakui hal norak semacam itu, sih!? Di depan kakaknya pula!!

Tunggu dulu!! Di depan kakaknya!? Kakaknya bisa salah paham!

Angela langsung menoleh pada kakaknya dengan cemas.

Kakaknya terlihat biasa-biasa saja...

Angela merasa bersyukur. Sepertinya Kak Rayhan tidak begitu terpengaruh terhadap ucapan Justin barusan. Ia merasa lega lalu menoleh pada Justin yang sedang memegang tangannya.

"Tin!! Kita kan cuma te...TIN TIN!!" sebelum Angela selesai mengucapkannya, Justin melangkah sambil menarik tangannya, sehingga mau tak mau ia mengikuti. Justin melangkah menuju pintu depan melewati kakaknya dan wanita itu.

"Sorry ya Kakak-kakak sekalian. Mau kencan sebentar." Justin melambai-lambaikan sebelah tangannya yang tidak menggandeng lengan Angela pada dua orang yang menonton tingkah mereka.

"Tin, apa-apaan sih lo?" Angela menghempaskan tangan Justin setelah mereka tiba di sebelah mobil Justin yang terparkir di halaman.

"Pokoknya ikutin aja apa kata gue, Njel. Masuk ke mobil gue. Cepet!!" Justin menekan alarm kunci mobilnya.

"Lo mau nyulik terus ngejual gue ya?" Angela bergidik.

Justin tertawa. "Sekarang nggak, Njel. Ntar pas hari raya qurban baru kayaknya gue pertimbangkan elo layak atau nggak.."

Angela tersentak. "Jahat banget lo, Tin!!"

"Udah, cepet masuk! Pokoknya percaya aja ama gue. Gue ajak lo keliling nggak sampe lima belas menit."

_________________

Lima belas menit kemudian, Justin benar-benar mengembalikan Angela dalam keadaan utuh.

Ternyata Justin memang benar hanya mengajaknya berkeliling, membelikannya jus, lalu berhenti menonton tukang odong-odong yang sedang dikerubuti oleh para fans fanatiknya. Angela sempat terheran-heran memikirkan Mikaila yang betah berpacaran dengan Justin selama setahun terakhir.

Justin hanya mengatakan melakukan hal itu untuk menyelamatkan harga dirinya. Ia tidak mungkin meninggalkan Angela sendirian di rumahnya dalam situasi semacam itu, katanya.

Menyelamatkan harga dirinya? Maksudnya apa coba? Angela merasa harga dirinya baik-baik saja. Atau ia memang tidak punya harga diri mungkin...

Angela berjalan menaiki tangga dengan gontai menuju lantai dua. Saat mendongak ke atas, ia melihat kakaknya baru saja hendak memasuki kamarnya.

"Kak!! Kak Re!! Tunggu!!" Angela bergegas berlari menaiki dua anak tangga sekaligus.

Rayhan yang melihat Angela memanggilnya tetap acuh tak acuh memasuki kamar dan hendak menutup pintu. Angela berhasil menahan pintu itu sebelum tertutup.

"Ada apa, Angela?!" Rayhan terpaksa membukanya sehingga Angela terjungkal.

Angela tertawa. "Maaf, Kak!! Aku ingin mengatakan..." Angela menjeda ucapannya karena kakaknya membuka pintu kamarnya lebar-lebar. Angela melirik sedikit...sebenarnya banyak... ke dalam kamar. Mencari keberadaan wanita yang dibawa pulang oleh kakaknya tadi.

"Ia tidur di kamar tamu." Rayhan mengucapkannya dengan nada kesal seakan bisa membaca pikiran Angela.

"Benarkah?! Aku lega mendengarnya. Kupikir kau akan berpaling dariku, Kak." Angela tertawa.

(END) RAYHAN AND ANGELA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang