Part 16-New Life

328K 20.6K 1.5K
                                    

"Moe..."

Angela mengangkat bonekanya tinggi-tinggi. Ia masih berbaring di tempat tidur pagi itu dan malas untuk bangun.

Kemarin malam ia tidak turun untuk makan dan menitipkan pesan pada ayahnya kalau ia sedang tidak enak badan. Ayahnya sempat pula menjenguknya ke kamar dan membawakan makanan untuknya. Untunglah ayahnya tidak terlalu menanyakan perihal matanya yang sembab. Mungkin ayahnya tahu, tapi tidak ingin bertanya dulu.

Ia tidak tahu apakah kakaknya masih pulang dan tidur di rumahnya...ralat rumah ayahnya ini atau tidak. Dan ia tidak peduli. Angela tidak ingin peduli lagi pada kakaknya.

"Bagaimana cara melupakannya, Moe?"

Bagaimana...

______________________

Justin dan Vaya menekan bel pintu rumah Angela di suatu sore yang cerah.

Sudah tiga hari Angela absen dari sekolahnya tanpa kabar dan mereka berdua mencemaskannya. Justin juga mencoba menghubunginya tetapi Angela tidak pernah mengangkat teleponnya. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk menyambangi Angela langsung ke rumah.

Seorang pengurus rumah menyambut mereka dan menyuruh mereka menunggu di ruang tamu. Justin dan Vaya mengamati pengurus rumah itu memasuki sebuah kamar di lantai dua dan ia keluar beberapa saat kemudian.

"Maaf. Non Angela bilang kalau ia sedang tidak enak badan, jadi tidak bisa menerima tamu sekarang." jelasnya tidak enak.

Vaya dan Justin langsung saling memandang satu sama lain.

"Kalau begitu, kami akan menunggu ayahnya di sini untuk menyampaikan pesan dari sekolah." Justin terpaksa berbohong. Vaya mendelik mendengarnya tapi ia hanya terdiam mengikuti rencana Justin.

Begitu pengurus rumah itu pergi, Justin langsung menggamit lengan Vaya dan menariknya ke lantai dua. Vaya memprotes pelan di awal namun Justin tidak menghiraukannya sehingga ia hanya pasrah.

"Njel!!" Justin langsung membuka pintu dan memasuki kamar Angela tanpa basa-basi.

Angela yang sedang ada di tempat tidur otomatis terkesiap.

Justin dan Vaya terkejut melihat kondisi Angela. Rambut Angela berantakan...sebenarnya hampir setiap hari rambut Angela berantakan, hanya saja sekarang lebih terlihat acak-acakan. Mata Angela sembab dan ia pastinya baru saja menangis.

Angela menatap nanar kepada Justin dan Vaya. Mereka bertiga sama-sama tidak bersuara.

Air mata Angela mengalir tanpa sadar kembali.

"Sudah gue bilang gue nggak mau ketemu kalian." Angela mengusap-ngusap matanya dengan tangan. Justin langsung menghampirinya dan duduk di pinggir tempat tidurnya. Vaya masih terdiam menatap Angela.

"Ada apa, Njel? Gimana kita nggak pada cemas semua. Elo uda tiga hari nggak ada kabar terus gue telpon juga nggak pernah angkat."

Justin memegang dahi Angela dengan punggung tangan.

"Udah nggak panas lagi kok, Tin. Papa udah bawa ke dokter kemarin. Dia juga pasti udah bawa surat keterangan dokter ke sekolah kok." sahut Angela sambil terus mengusap matanya, seakan sengaja menutupi wajahnya.

Vaya mendekati mereka dan menaruh beberapa lembar catatan serta sebuah flash disk di samping Angela. "Rangkuman pelajaran ama tugas sekolah lo." sahutnya datar tanpa menunggu pertanyaan Angela.

Angela merasa terharu mengetahui Vaya ternyata juga mempedulikannya. "Makasi, Vay."

Vaya hanya menggangguk dan terdiam.

(END) RAYHAN AND ANGELA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang