Part 2- Angela

444K 22.8K 1.1K
                                    

Angela sangat gugup sore itu.

Ayahnya mengatakan bahwa kakaknya, yakni Rayhan akan pulang ke rumah untuk sementara mulai sore ini.

Sudah enam tahun lebih ia tidak pernah melihat Kak Rayhan semenjak kakaknya itu kuliah ke luar negeri. Bagaimana tampang kakaknya sekarang? Apa ia akan senang juga bertemu dengan dirinya?

Angela masih ingat momen terakhir ia bersama Kak Rayhan. Saat itu Kak Rayhan membawa temannya yang bernama Daniel ke rumah. Angela masih ingat nama teman Kak Rayhan itu karena wajahnya sangat tampan dan bermata biru seperti pangeran dalam cerita dongeng.

Tapi hatinya sudah ia serahkan pada Kak Rayhan sehingga ia tidak begitu tertarik pada Kak Daniel. Cukup mengagumi wajahnya saja. Kagum dan cinta adalah dua hal yang berbeda.

Waktu itu Kak Daniel menyapanya dan menanyakan pada Kak Rayhan siapa dirinya. Kak Rayhan hanya menjawab "Tanya saja sendiri."

Dengan sedikit nada ketus.

Yah, bukan momen yang menyenangkan sebenarnya...

"Moe, kenapa kau diam saja!?" Angela mencengkeram boneka pandanya dengan gemas.

Ia sering melampiaskan emosinya pada boneka itu. Saat sedih ia akan menangis memeluk Moe. Saat senang ia akan memeluk Moe juga. Saat kesal ia akan memukul Moe dan kadang menjadikannya sasaran smack down ala Angela di kasur.

Dan sekarang ia kembali mondar mandir di kamarnya sambil menyeret Moe.

Moe adalah boneka panda pemberian mamanya. Entah kenapa boneka itu masih bertahan hingga sekarang meski sudah mulai memudar warnanya. Moe selalu mengingatkan dirinya pada mamanya, tapi ia tidak pernah menganggap Moe sebagai pengganti mamanya. Moe hanya sebuah boneka.

Setahun setelah diadopsi, papanya baru memberitahukan kenyataan sebenarnya bahwa mamanya telah tiada.

Angela menangis mendengarnya...

Tapi ia mengerti mengapa papanya tidak mengatakannya sejak setahun lalu.Itu semua agar Angela memiliki tempat untuk bersandar saat ia bersedih mengetahui berita duka itu.

Dan tempat itu adalah papa barunya yang selama setahun terakhir menyayanginya.

Setelah itu ia menjalani hari-harinya seperti biasa. Saat masih hidup, mamanya benci melihat Angela menangis, maka dari itu ia tidak akan menangis lagi.

Seseorang boleh berduka, tapi kehidupan tetap berjalan.

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan petang dan Kak Rayhan belum muncul juga! Angela sudah melakukan kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh orang yang sedang menunggu. Ia mondar mandir di ruang tamu, lalu kembali mondar mandir di kamarnya, lalu ke belakang berkali-kali karena mulas-mulas akibat gugup.

Jangan bilang kalau Kak Rayhan lupa!!

Padahal ia sudah mandi dan mencuci rambutnya berkali-kali dengan sabun dan shampoonya yang beraroma Magnolia. Ia juga sempat berdandan tadi... dan menghapusnya kembali setelah melihat pantulan dirinya di cermin yang mirip Medusa. Ia memang tidak pintar berdandan, tapi setidaknya ia sudah berusaha.

Pukul sepuluh lewat lima puluh lima menit empat puluh detik.

Angela melangkah dengan gontai menaiki tangga menuju kamarnya.

Kak Rayhan tidak menampakkan batang hidungnya. Ia mungkin lupa dengan janji pada papanya, atau mungkin ia memang tidak berniat ke sini. Entahlah yang mana yang benar. Yang jelas Angela merasa kecewa.

Yah...sebenarnya kalau dipikir-pikir kembali, tanpa Kak Rayhan pun tidak apa-apa ia tinggal sendiri. Papanya itu hanya mencemaskan sesuatu dengan terlalu berlebihan. Ia bisa menjaga dirinya.

(END) RAYHAN AND ANGELA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang