Part 27 - Second Chance

336K 20.3K 1.8K
                                    

Ini adalah visualisasi Revaya Maharani aka Vaya sesuai pilihan salah satu pembacaku : Mackenzie Foy. Tapi MF baru berusia 15 atau 16 kalau tidak salah jadi bayangkan saja versinya jika berumur 21. #edisi maksa.

Angela memajang sebuah pot berisi tanaman anggrek di balkon apartmentnya yang kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angela memajang sebuah pot berisi tanaman anggrek di balkon apartmentnya yang kecil. Entah kenapa ia membeli tanaman anggrek tersebut padahal ia hanya menyewa apartment ini untuk sesaat. Ia juga membeli sebuah akuarium bulat dan memelihara seekor ikan mas koki yang ia namakan Leonardo. Mungkin nanti setelah pindah ia akan menitipkan mereka pada ayahnya.

Hari ini adalah hari kedua ia tidur di apartmentnya. Apartment itu tidak terlalu mewah tapi cukup bersih karena Angela harus berpikir dua kali jika menyangkut pengeluaran uang tabungannya. Untunglah fasilitas perabotannya cukup lengkap sehingga Angela tidak perlu membeli barang-barang berat lagi. Ia tidak mengatakan pada siapapun alamat apartmentnya kecuali ayahnya agar ia tidak terlalu sering mendapatkan gangguan.

Ia baru saja membeli sarapan paginya di sebuah minimarket yang ada di lantai terbawah apartment. Dan sekarang ia sedang duduk menaikkan kedua kakinya di kursi kayu yang ada di balkonnya sambil menghabiskan sisa sarapannya dengan tenang dan santai. Ternyata tidak buruk juga hidup sendirian. Angela bisa membayangkan bagaimana masa tuanya jika ia hidup dalam kesendirian seperti saat ini.

Masa tua? Apa ia membayangkan terlalu jauh?

Dulu saat remaja ia bahkan membayangkan dirinya menikah dan memiliki seorang anak perempuan yang bisa ia sayang sesuka hati. Angela akan menyisir rambutnya dan ia beri pita-pita kecil yang lucu lalu memakaikan gaun Elsa Frozen atau gaun princess apapun yang akan terkenal pada masa itu. Pasti sangat menggemaskan.

Tapi sekarang Angela merasa ia tidak akan bisa merasakan hal itu dalam waktu dekat....atau mungkin juga tidak akan bisa seumur hidupnya. Kehidupan ternyata tidak seindah impian. Sebenarnya Angela bisa mewujudkannya dengan begitu mudah. Ia tinggal menjalin hubungan dengan seorang pria, menikah dan melahirkan anak. Namun entah kenapa ia lebih senang memilih sendirian seumur hidupnya dibanding harus menikah dengan seseorang yang tidak ia inginkan.

Atau ia mungkin akan mengadopsi seorang anak jika sudah mapan nanti. Masih banyak anak yatim piatu seperti dirinya di dunia ini dan membutuhkan kasih sayang orangtua. Tapi apa seseorang yang belum menikah seperti dirinya boleh mengadopsi anak di Indonesia? Itu tidak begitu penting sekarang. Ia akan mencari informasi itu pelan-pelan nanti atau bertanya kepada ayahnya. Bukankah ia yang mengangkat Angela sebagai anak?

Ponselnya tiba-tiba berbunyi dan menyadarkannya kembali ke kenyataan. Ternyata itu adalah pesan dari ayahnya yang mengabarkan bahwa ia sedang banyak waktu senggang sekarang sehingga menyuruh Angela ke kantor untuk menemaninya jika sempat.

Angela langsung membalasnya saat itu juga. Sungguh suatu kebetulan bahwa ayahnya mengingatnya juga pagi ini di saat Angela baru saja akan menghubunginya. Mengunjungi ayahnya berarti juga disertai resiko bertemu kakaknya di kantor, tapi Angela tidak akan menggubrisnya lagi. Waktunya hanya sebentar di sini sehingga ia memutuskan akan menghabiskan waktu tersebut dengan menemani orang yang paling menyayangi Angela. Dan rasa kasih sayang itu membuat Angela sanggup menghadapi orang yang paling dihindarinya di muka bumi.

(END) RAYHAN AND ANGELA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang