Dengan langkah yang tergesa-gesa, Adara berjalan menuju ruang rawat yang Roland tempati saat ini.
Sesampainya di depan pintu, ia terdiam menatap Rena yang sudah berada di dalam sana.
Rena berdiri sembari menyiapkan makanan yang sepertinya untuk Roland makan.
Adara rela membolos pelajaran demi pergi ke rumah sakit, dan apa yang dia dapat sekarang? Rena berada disini tanpa memberitahukan informasi tentang Roland kepadanya.
Adara mengetuk pintu dengan pelan lalu membuka pintunya dan langsung masuk ke dalam.
Rena terkejut ketika pandangannya beralih ke Adara.
"Lo gak sekolah, Ra?" Tanya Rena dengan nada berusaha setenang mungkin, sedangkan Roland hanya diam menatap Adara.
Adara menggeleng pelan, "gue bolos."
"Oh." Rena pun memberi semangkuk bubur ke Roland, "cepet makan." Pinta Rena ke Roland.
"Dar," panggil Roland dengan sok lemas, "suapin."
"Gue ke ruangan sebelah dulu ya," pamit Rena langsung pergi.
Adara menatap kepergian Rena lalu kembali menatap Roland. Ia pun duduk di kursi yang memang sudah terletak di samping hospital bed Roland.
Adara mengambil mangkuk bubur itu dari tangan Roland dan mulai mengaduknya lalu menyuapkan bubur itu ke Roland.
"Maaf." Kata Roland sesudah menelan buburnya. Adara hanya diam dan kembali menyuapi Roland.
"Maaf, gue tadinya mau ngasih tau lo pas udah pulang sekolah." Kata Roland lagi. Adara tetap diam.
"Maaf, Dar."
"Gak usah ngomong maaf kalau nanti bakal dilakuin lagi." Kata Adara sambil menyuapi Roland lagi.
"Maaf. Janji deh gak bakal ngulangin lagi. Janji!"
"Lo tuh...! Bisa gak sih gak usah berantem berantem gak jelas gitu?! Capek gue nasehatin lo mulu! Gak pernah berubah sama sekali!" Adara menatap Roland dengan tajam, sedari tadi ia masih menahan emosinya. "Kalau emang lo mau jadi JAGOAN gak harus pakek acara berantem deh, Lan! Cara lo norak. Benci gue!"
Adara menaruh mangkuk bubur itu di atas meja. "Makan tuh sendiri!" Kesal Adara dan langsung berjalan keluar, meninggalkan Roland sendirian.
Rena yang sedari tadi duduk di bangku panjang yang berada di depan ruang rawat Roland langsung menarik Adara ketika melihat Adara keluar.
"Lo mau ngapain?" Tanya Adara dengan nada sedikit sinis.
"Ikut gue ke kantin." Kata Rena.
***
Adara berjalan menuju ruang rawat Roland dengan langkah pelan. Otaknya kembali memutar kejadian tadi sewaktu ia berbicara dengan Rena.
*
"Gue harap lo gak ada salah paham sama gue." Sudah sepuluh menit mereka duduk di meja kantin dan sama sama diam sampailah Rena yang berbicara.
"Nggak," jawab Adara.
Rena menatap Adara teliti lalu berdecih. "Mulut bisa bohong tapi mata enggak." Rena terkekeh, "gue bingung. Lo benci sama kebohongan tapi lo sendiri bohong sekarang."
"Lo ngapain ngajak gue kesini? Kalau gak penting gue mau pulang." Adara mengalihkan pembicaraan.
"Gue tadi pagi, pas banget sehabis lo nelfon, gue di telfon sama Dion. Dia nyuruh gue ke rumah sakit karena dia dan Roland di rawat. Akhirnya gue disini deh. Tadinya gue mau ngasih tau lo, tapi Roland bilang kasih tau lo pas udah jam pulang Sekolah. Biar lo gak bolos kayak sekarang ini." Jelas Rena menjabarkan kejadian yang sebenarnya agar Adara sama sekali tak salah paham. "Roland, Dion, dan temen-temen mereka yang lainnya kemaren malem berantem sama Kevin."
KAMU SEDANG MEMBACA
ROLANDARA
Teen Fiction⚠️PART MASIH LENGKAP Roland Gideon. Bad boy tapi suka susu strawberry. Emosian tapi pas dimarahin sama Adara malah kicep. Wajah nyalat tapi hati hello kitty. Liat Adara nangis malah sok ikutan nangis, sambil bilang, "gue rela nangis demi lo, Dar. To...