Rolandara'26

247K 20K 1.7K
                                    

Dengan rambut yang acak-acakkan, baju seragam yang tidak di kancing, dan sama sekali tidak membawa tas, Roland  masuk ke dalam ruangan ujiannya.

Dengan santai ia melangkahkan kaki menuju meja yang berada di pojok belakang alias meja yang juga sudah ditentukan untuknya.

"Roland?" Panggil pengawas ujian dengan nada yang datar.

Roland pun membalikkan badannya, "ya?"

"Kalau kamu berpenampilan seperti itu, mendingan kamu keluar dan tidak usah ikut ujian." Kata pengawas itu, satu kelas menatap Roland yang sekarang sedang tersenyum lebar.

"Thank you." Dengan santai Roland pun keluar dari ruangannya. Ia menatap jam yang melingkar di tangannya masih menunjukkan pukul 06.56.

Roland pun berjalan menuju ruangan Adara. Sesampainya di sana ia melihat Adara yang sedang sibuk mempersiapkan alat tulis dari jendela belakang.

Roland tersenyum tipis, kemudian ia kembali berjalan melewati ruangan Adara menuju halaman belakang sekolah.

Roland memanjati gerbang belakang sekolah itu dan ia pun berjalan menuju mobilnya dan melajukan mobilnya menyusuri jalan raya.

Tujuannya saat ini adalah ke rumah Apoy, lagi.

***

"Lah? Lu gak ikut try out Lan?" Tanya Apoy bingung ketika Roland sekarang masuk ke dalam kamarnya dan langsung membaringkan tubuhnya di kasur.

"Engga." Jawab Roland malas.

"Astaghfirullah, mas Olan. Mau jadi apa kamu kalau try out aja gak ikutan? Hancur dunia, mas! Hancurrr!" Kata Apoy dengan nada lebay membuat Roland melepar bantal ke arahnya.

"Jijik tau gak."

Bukannya marah, Apoy malah tertawa. "Gue aja juga jijik."

"Agung sama Beni mana?"

"Udah pergi tadi gatau kemana."

"Oh."

"Ngape lagi lu?"

"Gapapa."

"Najis lu kayak cewek aja, bilangnya gapapa padahal ada apa-apa," Cibir Apoy kembali melempar bantal yang tadi Roland lempar.

"Gataulah. Pusing gue."

"Pusing kenapa? Karena Adara lagi? Udahlah, cewek bukan satu aja di dunia ini. Masih buaaaanyak ikan di laut," kata Apoy dengan menyengir.

"Tapi sayangnya gue cuma mau sama satu ikan."

Apoy mendengus malas, "serah lu dah," kata Apoy. "Btw, gue masih bingung dengan alasan lo yang sampe sekarang bisa bertahan sama Adara."

"Jangankan elu, gue aja bingung. Mana akhir-akhir ini gue gak tau dia ada masalah apa lagi. Gue bener-bener gak ngerti sama jalan pikiran dia."

"Mungkin lo ada salah sama dia sebelumnya tanpa lo sadari? Atau dianya mungkin yang lagi ada masalah?

"Gatau deh. Ga ngerti dan kayaknya gue gak akan pernah ngerti."

***

Adara dan Rena berjalan beriringan menyusuri koridor. Rena tadi bilang ke Adara ingin ngomong sesuatu dengannya sehabis ujian. Dan sekarang mereka pun bertujuan untuk pergi ke cafe yang berada di depan sekolah.

Sesampainya di sana, setelah memesan minuman, keadaan terasa sedikit canggung karena setelah kejadian Adara meminta maaf, Adara dan Rena jarang berkomunikasi lagi.

"Bokap sama nyokap gue pisah, Dar. Gue gak tau harus ngapain lagi. Gue gak tau harus ngelakuin apa. Gue gak tau." Rena memejamkan matanya berusaha menahan air matanya. Beban yang selama ini ia pendam sendiri, akhirnya tak sanggup lagi ia sembunyikan. "Gue masih ngerti kalau mereka sering berantem,"

Adara menghela nafasnya pelan, "kadang, memutuskan untuk berpisah itu lebih baik daripada memaksakan harus bersama. Gak usah terlalu dipikirin. Mendingan lo jalanin aja hidup lo, lagian bentar lagi kita juga udah mau kuliah. Mendingan lo urusin kuliah lo daripada lo urusin orang tua lo. Santai, Ren. Gue ngomong kayak gini karena gue udah tau rasanya. Gue udah lewatin masa-masa itu."

Rena diam dan masih terisak dengan pelan.

Adara mengalihkan pandangannya, ia sedari tadi memantapkan hatinya untuk tidak memeluk Rena dan menyuruh Rena untuk berbagi kesedihan dengannya.

Lo mau semua orang benci sama lo 'kan Dar?, Katanya dalam hati.

"Gue tau lo lagi butuh sendiri—"

"Gue gak butuh sendiri, Dar. Gue butuh orang lain untuk—"

"Sayangnya gue udah ada janji sekarang, sorry." Adara pun berdiri dari duduknya lalu meninggalkan Rena yang sekarang menatapnya dengan tatapan aneh.

Sekali lagi Adara memantapkan hatinya, Lo mau semua orang benci sama lo 'kan Dar?

***

Nikmatin aja dulu nih cerita sebelum si tamat datang. Rawr.

17 Juli 2016

ROLANDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang