Rolandara'23

279K 24K 3.6K
                                    

Adara menghela nafasnya dengan kasar ketika telfon yang ia tuju kepada Roland yang entah keberapa kalinya tidak diangkat.

"Lagi, Lan?" Gumam Adara dengan air mata yang menetes berkali-kali. Ia kembali mencoba menelfon Roland akan tetapi tetap tak ada hasilnya.

Adara membenamkan wajahnya di bantal, menggigit bantal itu dengan keras berusaha untuk menahan teriakan frustasi yang ia ingin luncurkan sedari tadi.

Handphone Adara bergetar, terlihat nama Bara di sana. Adara pun langsung mengangkatnya.

"Kenapa Bar?" Tanya Adara dengan nada pelan.

"Kamu nangis lagi?" Tanya Bara karena suara Adara yang terlihat berbeda.

"Iya. Kamu kenapa nelfon aku?"

"Barusan aku ditelfon sama mama kamu."

"Kenapa lagi?"

"Dia nyuruh aku untuk bujuk kamu ikut ke Amerika."

"Aku gak mau." Kata Adara dengan penuh penekanan.

"Kenapa? Gara-gara Roland?"

"Bukan."

"Jadi?"

"Aku gak suka tinggal di Amerika."

"Kata kamu, kamu pengen tinggal bareng sama mama?"

"Iya. Tapi bukan sekarang. Nanti. Ada waktunya aku tinggalin Indonesia, dan gak bakal balik lagi. Tapi itu nanti. Bukan sekarang." Kata Adara dengan nada parau.

"Okay. Aku ngerti. Nanti aku coba omongin ke mama."

"Ya."

"Kalau udah gak bisa ditahan lagi, cerita sama aku, Dar."

"Makasih. Tapi aku masih bisa pendem sendiri."

Tanpa aba-aba Adara pun langsung mematikan telfonnya. Ia membuka aplikasi chat, dan membuka kontak Roland.

Adara: I just want to tell you something how much i need you now

Adara: Gue gak tau kenapa lo selalu ngilang setiap gue ngasih tau kalau mama ada di sini.

Adara: Oh iya. Gue lupa. Gue kan nyuruh lo ngejauh ya? Hahaha. Bego.

Memang. Setiap Adara memberitahu ke Roland bahwa Amara datang ke Indonesia dan menyuruhnya untuk menjauh, Roland pasti akan benar-benar menjauh. Menghilang tanpa jejak. Bahkan saat bertemu ataupun di chat, Roland hanya melihatnya saja.

Adara: Makasih ya Roland.

Adara: Makasih udah ngingetin "lagi" ke gue kalau lo juga punya kekurangan. Se so sweet apapun lo, se sabar apapun lo, dan se peduli apapun lo, lo terlalu mudah bosen sama keadaan yang gak tentu arah.

Adara: Gapapa. Gue ngerti kok. Gue ngerti lo bosen sama gue yang selalu labil, cuek, dan gak pernah peduli sama lo.

ROLANDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang