Roland melangkahkan kaki nya keluar kelas akan tetapi tiba-tiba badannya hampir terhuyung kebelakang karena di tarik oleh seseorang.
Roland menatap orang itu yang ternyata adalah Kevin. Cowok yang sempat mendekati Adara akan tetapi langsung ia beri pelajaran itu tampaknya ingin membalas dendam. Roland langsung menepis tangan Kevin dengan keras.
"Hello brother!" Roland terkekeh sinis, "cepet juga lo sembuhnya ya?"
Kemaren Kevin memang sempat dirawat di rumah sakit akibat perbuatan Roland ke Kevin yang membuat tulang tangan Kevin tergeser. Dan itu membuat Kevin mau tak mau harus di rawat.
Kevin mengangkat tangan kanan nya sambil tersenyum miring, "tenang aja, gue gak selemah itu kok."
"Bagus deh." Roland tersenyum mengejek, "kenapa lu narik gue? Tangan kiri lu juga mau ngerasain gimana sakitnya ke geser?"
Kevin berdecih, "gue tunggu lo sama kawan-kawan lo itu di lapangan biasa."
Roland kembali terkekeh, "whoaa brother! Mau ngajak berantem ya? Jangan gitu lah, kita gak ada masalah lagi kok. Anggap aja ini hadiah terakhir gue buat lo." Kata Roland sambil menepuk-nepuk tangan kanan Kevin agak keras.
"Gue tunggu. Jam sepuluh." Kevin pun langsung berjalan meninggalkan Roland yang tersenyum sinis menatap kepergiannya.
"Masih dendam rupanya." Roland pun kembali melanjutkan jalannya menuju kelas Adara.
"ADARA SANG PUJAAN HATI ROLAND." Teriak Roland sambil mengedipkan satu matanya dan tersenyum genit berjalan menuju bangku Adara.
Adara yang tadinya sedang asik mengobrol dengan Rena pun terganggu karena ulah Roland. Kelas Adara agak sepi karena sekarang adalah jam istirahat. Hanya ada beberapa orang saja yang berada di kelas Adara termasuk Adara dan Rena. Mereka pun mengabaikan teriakan Roland barusan karena itu sudah biasa bagi mereka. Ya, hampir setiap hari Roland dengan wajah idiot nya menyampiri Adara ke kelas seperti itu.
Rena terkekeh, "gak pernah berubah-berubah ya lu, Lan."
"Berubah? Lu kata gue power ranger?" Balas Roland sembari duduk di meja Adara.
Adara menepuk pinggang Roland, "jangan duduk di atas meja!"
Roland pun langsung berdiri dan mengerucutkan bibirnya, "yaudah, pangku gue deh ya?"
"Pangku pale lu! Ngapain kesini?" Kata Adara menatap Roland malas.
"Bolos yuk," ajak Roland santai seperti ingin mengajak main karet.
"Gue ada ulangan abis ini," tolak Adara.
"Gapapa kali, Ra. Yuk lah, kita bertiga bolos!" Sahut Rena dengan menyengir kegirangan. Roland dan Adara menatap Rena dengan wajah datar.
"Emang lu sape?" Tanya Roland dan Adara bersamaan.
Rena memanyunkan bibirnya, "jahat!"
"Ayolah, Dar. Gue males mau belajar sejarah. Bosen tauuuu," rengek Roland sambil duduk di lantai memegang tangan Adara.
"Emang mau kemana?" Tanya Adara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROLANDARA
Teen Fiction⚠️PART MASIH LENGKAP Roland Gideon. Bad boy tapi suka susu strawberry. Emosian tapi pas dimarahin sama Adara malah kicep. Wajah nyalat tapi hati hello kitty. Liat Adara nangis malah sok ikutan nangis, sambil bilang, "gue rela nangis demi lo, Dar. To...