Roland dan Adara sekarang berada di rumah Rosa karena Rosa lah yang menyuruh mereka kesini. Akan tetapi saat ini Rosa malah pergi dan akan kembali dalam satu jam.
Roland yang baru saja mengganti bajunya menyampiri Adara yang sedang duduk di gazebo halaman belakang rumahnya.
Roland mengernyit bingung ketika melihat Adara yang sekarang sedang menangis sesegukkan.
"Lo kenapa, Dar?" Tanya Roland sambil menghapus air mata Adara yang terus menetes tanpa sebab.
Adara hanya diam sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dan terisak hebat membuat Roland semakin panik.
"Eh? Kok makin kenceng? Hei, kenapa nangis? Gue ada salah ya?" Tanya Roland dengan nada lembut dan masih tetap menghapus air mata Adara yang semakin deras.
Bukannya berhenti, Adara malah merengek, dan menangis histeris.
"Mampus gua." Gumam Roland lalu langsung memeluk Adara.
"Lo mau gue peluk? Ngomong atuh cantik." Roland mengelus rambut Adara dengan lembut. "Atau lo nangis gara-gara gue tinggalin sepuluh menit?"
Adara langsung melepaskan pelukan Roland tersebut. Ia masih saja terisak. Sebenarnya ia juga tidak tau kenapa sekarang ia menangis.
"Jangan nangis dong...." Bujuk Roland dengan raut wajah sedih.
Bukannya memberhentikan Adara menangis, Roland pun malah sok ikutan nangis, "gue rela nangis demi lo, Dar. Tolong jangan bikin kejantanan gue hilang, berenti nangis ya?"
Adara langsung diam seketika ketika Roland meneteskan setitik air mata.
"Lo kenapa ikutan nangis, bego?" Tanya Adara dengan nada parau dan terkekeh. Mood nya langsung berubah begitu saja.
"Gue kan sedih liat lo nangis." Roland menghapus air matanya itu lalu menyengir. "Acting gue bagus banget gak sih? Kayaknya kalau gue kerja jadi Aktor, pasti langsung terkenal. Udah kece, ganteng, keren, lucu, imut, pinter acting. Kurang apalagi coba gue?"
Adara memutar bola matanya malas, "kurang waras!"
Roland bukannya marah ia malah tertawa kencang, "lo kenapa nangis?"
"Lo kan tau gue tiap mau PMS selalu nangis tanpa sebab."
"Iya juga sih." Roland menghapus air mata Adara yang masih tersisa di pipinya.
"Lo mau apa?"
Adara mengernyit, "apanya yang mau apa?"
"Lo mau makan apa? Atau lo mau ada yang di beli gak?"
Adara menggeleng, "Mamih masih lama gak? Pengen pulang. Mau bobo."
"Bobo di sini aja dulu." Roland pun berdiri lalu menarik Adara untuk kembali masuk ke dalam rumah.
"Takut ah, kamar lo nyeremin." Kamar Roland yang berada di rumah Rosa memang terlihat menyeramkan karena ruangannya begitu besar dan luas di tambah lagi suasananya terlihat sangat mencekam.
"Gue temenin deh." Kata Roland sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Tambah serem kalau lo nemenin gua."
***
Adara tersenyum lebar ketika melihat Feri, Papih Roland, berada di sini. Ternyata tadi Rosa men-jemput Feri, makanya Roland dan Adara di suruh kesini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROLANDARA
Teen Fiction⚠️PART MASIH LENGKAP Roland Gideon. Bad boy tapi suka susu strawberry. Emosian tapi pas dimarahin sama Adara malah kicep. Wajah nyalat tapi hati hello kitty. Liat Adara nangis malah sok ikutan nangis, sambil bilang, "gue rela nangis demi lo, Dar. To...