Roland memberikan selembar uang dua puluh ribu ke kasir supermarket. Setelah itu ia mengambil rokok yang di berikan kasir tersebut.
Roland pun keluar dari supermarket dan duduk di tempat kursi yang memang tersedia di depan supermarket. Ia mengambil mancis dari kantong celananya lalu menghidupkan rokoknya.
Roland mengembuskan asap rokoknya lalu kembali menghisap rokoknya.
Orang yang berlalu lalang di depannya termasuk para perempuan menatapnya dengan berbagai tatapan. Salah satunya dengan tatapan mupeng.
Roland mendatarkan wajahnya, ia ingin sekali berkata kepada mereka : "Eh, gakusah liat gue kek gitu deh. Gue tau gue ganteng. Gue juga kagak bakal tertarik, wahai bedak dempul. Ngaca gih, kalian tuh cantiknya gak se-alami Adara. Mending tuh bedak ratain dulu deh. Emosi gue liatnya." Tetapi daripada ia di keroyok satu kampung dengan para perempuan bedak dempul yang mengerikan itu, ia pun terpaksa hanya diam saja.
Lagu goyang dumang nada dering telfonnya terdengar dari handphone Roland. Ternyata Adara lah yang menelfonnya sekarang.
"Lan...."
Roland mengernyit ketika mendengar suara Adara yang sangat lemas.
"Dar? Lo kenapa?" Tanya Roland dengan nada sedikit panik.
Terdengar Adara terisak keras di sana membuat Roland semakin panik.
"Adara?! Lo kenapa? Hey? Lo dimana?"
"Gue nabrak pohon.... Hueeee." Rengek Adara yang terdengar sangat lucu.
Roland terkekeh kecil, ia langsung beranjak dan berjalan menuju pinggir jalan untuk menyetop taksi yang lewat, "pohonnya gak kenapa-napa kan?"
"Aaaaaaa lu mah ah!" Rengek Adara semakin jadi membuat Roland tertawa.
"Hahaha, lo dimana?"
"Masih di tempat yang tadi." Jawab Adara.
"Kok bisa nabrak?"
"Mendingan lu kesini cepetan, banyak tanya amat. Kepala gue pusing nih!"
"Iye, iye sabar nyonya. Ini gue lagi mau nyetop taksi." Kata Roland sambil menyetop taksi yang lewat.
Taksi berhenti, Roland pun masuk kedalam dan menyebutkan alamat yang akan di tuju. Supir taksi langsung melajukan mobilnya menyusuri jalan raya.
"Ngebut dong!"
"Lu kira gue pake jet apa. Ini jakarta boss, macet gewlak."
Adara mendengus, "gue trauma nih gara-gara nabrak pohon! Mobil lu ngeselin!!! Padahal gue mau marah sama lo, tapi mobil lo ini malah buat gue nelfon lo! Ngeselinn!!! Kesel gue!!"
Roland tersenyum lebar, "Sisi memang yang terbaik." Sisi adalah nama yang Roland kasih ke mobilnya.
"Tai lu! Cepetan ih! Lama banget sih."
Roland berdecak, "di bilang gue naik taksi, bukan naik jet. Sabar dong."
Adara pun langsung mematikan telfonnya. Roland memanyunkan bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROLANDARA
Teen Fiction⚠️PART MASIH LENGKAP Roland Gideon. Bad boy tapi suka susu strawberry. Emosian tapi pas dimarahin sama Adara malah kicep. Wajah nyalat tapi hati hello kitty. Liat Adara nangis malah sok ikutan nangis, sambil bilang, "gue rela nangis demi lo, Dar. To...