Roland-Adara'35

453K 20.3K 10.3K
                                    

Semoga feel nya dapet ya. Perlu beberapa kali nulis ulang untuk ngatur alur di part ini. So, i hope u like it.

Kalau nemu ada typo atau kalimat yg gak beraturan, langsung di komen ya biar bisa gue ganti.

***

Hari demi hari telah berlalu. Keadaan kembali normal walaupun masalah Adara belum semuanya selesai.

Sekarang adalah hari Kamis. Itu artinya tiga hari lagi, kelas dua belas harus menghadapi Ujian Nasional. Segala cara pun dilakukan para siswa tingkat akhir tersebut untuk menghadapi Ujian Nasional, salah satunya adalah belajar.

Akan tetapi berbeda dengan Adara yang saat ini sedang berada di sebuah rumah sakit ternama untuk melakukan check up yang ditemani oleh Abangnya, Bara.

"Berapa hari lagi kamu di Indonesia, Adara?" Tanya dokter yang bernama Jihan tersebut ke pasiennya yang saat ini duduk di hadapannya, Adara.

"Minggu depan pas hari Sabtu aku udah berangkat ke Amerika, dokter," jawab Adara dengan senyumnya yang melebar seakan-akan ia telah rela untuk meninggalkan Indonesia.

"Gimana? Udah siap untuk ninggalin Indonesia?"

Adara terdiam sebentar lalu mengangguk, "siap gak siap, harus siap, hehehe."

Dokter Jihan tersenyum, "selesaikan apa yang harus kamu selesaikan di sini. Jangan tiba-tiba ninggalin masalah di Indonesia tanpa diselesaikan terlebih dahulu. Kamu gak bakal lega tinggal di Amerika karena kamu selalu pikirin masalah kamu yang ada di sini kalau kamu belum selesaikan."

"Iya. Masalah aku udah hampir selesai kok. Cuma tinggal satu doang."

"Okey. Jangan terlalu banyak pikiran ya. Santai aja. Semua pasti bakal berlalu juga. Ohiya, satu lagi, kamu gak perlu terlalu giat belajar untuk UN. Takutnya kamu malah down lagi."

Adara mengangguk, "oke, Dokter. Yaudah, aku pamit ya. Takutnya Bara kelamaan nunggu." Adara berdiri, Dokter Jihan pun ikut berdiri lalu ia memeluk dokter Jihan, "semoga kita bisa ketemu lagi, hahaha. Aku pasti bakalan kangen banget nih sama Dokter."

Dokter Jihan tertawa, "saya pasti juga bakalan kangen sama kamu, Dar. Yang biasanya tiap satu bulan sekali kedatangan pasien cantik, malah gak ada lagi."

Setelah bercakap-cakap dan selesai berpamitan dengan Dokter Jihan, Adara pun keluar dari ruangan lalu menatap Bara yang memang sedari tadi menunggu di kursi tunggu.

"Udah?"

Adara mengangguk, "udah."

***

Adara: Rena?
Adara: Jalan kuy?
Adara: Masalah kita udah selesai kan?
Adara: Gue kangen nih hahaha.

Rena mengernyit bingung ketika menatap chat dari Adara beberapa menit yang lalu. Tak biasanya Adara seperti ini.

Rena: Ayo,
Rena: Ketemu di cafe biasa aja. Gue laper.

Adara: Okee! Gue otw ya.

*

Adara mengetuk-ngetuk jarinya ke meja sambil menatap ke sekelilingnya. Menunggu memang sangat membosankan.

Bara yang duduk disamping Adara hanya memainkan handphonenya sesekali memperlihatkan handphonenya ke Adara dan bertanya:

"Cantik gak?" Bara memperlihatkan foto seorang cewek dengan wajah baby face, mempunyai gingsul, dan kulit yang putih bersih sedang berdiri di belakang bangunan yang tinggi. "Ini cewek udah aku gantungin dari dua bulan yang lalu. Dia orang Indonesia juga. Terus sering kode ke aku, tapi aku nya sok gak peka."

ROLANDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang