Adara menghela nafasnya dengan kuat ketika melihat chat dari Roland pagi ini.
Roland: Hari ini hari sabtu lho. Jalan yuk.
Adara menaruh handphone nya di atas meja, tak ada niat untuk membalas chat Roland tersebut. Roland memang selalu seperti itu. Setiap mereka bertengkar, pasti keesokan harinya Roland bersikap santai seperti tidak pernah bertengkar.
Dengan malas, Adara pun beranjak dari kasurnya. Ia menatap cermin yang berada di dalam kamarnya. Keadaannya benar-benar hancur sekarang. Matanya membengkak akibat menangis semalaman dan ia pun hanya tidur satu jam.
Handphone Adara bergetar, Adara pun kembali mengambilnya dan ternyata Bara yang menelfonnya.
"Kenapa Bar?" Tanya Adara dengan nada suara yang serak.
"Kamu kenapa? Sakit?"
"Enggak."
"Hari ini jadi kan?"
"Jadi."
"Okey. Aku tunggu ya."
"Iya."
Adara pun mematikan telfonnya. Lagi-lagi ia menghela nafasnya dengan kuat.
"Jangan punya prinsip gak suka di bohongin kalau lo sekarang lagi bohongin gue." Suara itu masih terbayang-bayang di benak Adara.
"LO GAK NGACA!"
"LO SENDIRI NGELAKUIN APA YANG RENA LAKUIN!"Adara memejamkan matanya dan memijit dahinya pelan. Ia benar-benar pusing saat ini.
Handphone Adara yang berada di genggamannya kembali bergetar. Ada chat dari Roland di sana.
Roland: Kok di read doang?
Roland:
Adara: Kenapa?Roland: Temenin gue beli kado.
Adara: Untuk siapa?
Roland: Key adik sepupu gue ultah hari ini. Dia jg mau ketemu sm lo.
Adara: gak bisa. Gue udh ada janji.
Roland: Sama?
Adara: Bara.
Roland: Knp si Bara mulu sih. Ga puas kmrn jalan sm dia?
KAMU SEDANG MEMBACA
ROLANDARA
Teen Fiction⚠️PART MASIH LENGKAP Roland Gideon. Bad boy tapi suka susu strawberry. Emosian tapi pas dimarahin sama Adara malah kicep. Wajah nyalat tapi hati hello kitty. Liat Adara nangis malah sok ikutan nangis, sambil bilang, "gue rela nangis demi lo, Dar. To...