4. Please, Do Not Change

6.3K 466 39
                                    

Entah berapa lama kami saling beradu pandang, menurutku , menatap Onci dengan prilaku gombal picisan dan rayuan alay nya tidaklah terlalu buruk, hingga akhirnya kami tertidur kelelahan, dan terbangun saat senja mulai timbul.

Belum seutuhnya aku bangkit aku harus menggeser tubuhku dalam pelukan Onci, tangannya kugeser ke samping dari perutku, sebisanya aku berusaha untuk setenang mungkin, karena aku nggak ingin dia tersadar. 

Mendadak aku tiba-tiba kangen Yansen, sedang apa dia sekarang.

"Mikirin apa sih Pril?"

Aku kaget beralih menatap nya, sorot mata tajam kepo kudapati dari lirikan senyum manis gombal itu tulus tanpa dusta.

"Biasalah On, kehidupan, aku lagi serius so please, jangan diplesetin.."

"Idih GR" Onci bangkit dari lenganku yang sedari tadi kutahan dari kesemutan. Sepertinya aliran darah mulai demonstran lantaran macet.

"Cerita dong Pril, kamu kenapa sih akhir-akhir ini seperti ada yang kamu tutupin dari aku, come on, aku bukan siapa-siapa, cuma someone yang nantinya akan menjadi pelengkap hidup kamu..."

Aku terkekeh tersenyum, manis tawa Onci memecah, selalu ada banyak hal yang ia lakukan sebagai pemecah gelisah, i know, Onci selalu begitu. Aku bangkit meninggalkannya, menuju pantry banyak yang harus aku urusi.

"Aku balik ya.."

Langkah ku terhenti, berbalik menatap Onci, bahagia sihh. Tapi nggak mau diliatin.

"Tau jalan keluar?"

Onci lagi-lagi tersenyum bergegas berlari berhambur kearahku, reflek ia memeluk ku dengan posisi aku membelakanginya, kedua tangannya mendekap kedua tanganku, aku membungkuk, ia mengikuti gerak tubuhku tertawa.

"Gemesin diiih April"

"Emang dari dulu kan On?"

"Usir aja aku terus, sampe kamu capek."

"Iya Alwayss, uda gih sana cepetan, udah mau malem niih"

"Iya, iyaaa baweeel, terus kalau aku nginep kesini boleh bawa Mick kucing aku enggak?"

"Nooo" Teriakku dengan cepat berbalik ke arah Onci.

"On Pleasee jangan bawa hewan apapun kesini, aku geli kucing"

"Dih lucu tau..!"

"Iya lucuu tapi geli"

"Ahaa teori mengatakan, orang yang nggak suka hewan lucu seperti kucing dan kelinci itu tidak memiliki sifat penyayang"

"Teori siapa?"

"Ada deh, aku lupa"

"Alesaaan" ku tarik kupingnya kecil tanpa tenaga, ia terkekeh memecah tawa.

"Aku back ya Pril, jangan lupa tuh, ntar malem aku dateng, masakin apakek gituh, aku laper nih".

"Nggak, enggak dehh, bentar lagi aku mau pergi, dan mungkin malem aku balik, kamu entar-entar aja ke sininya, gih pulang" aku membalik tubuhnya mengantar ia perlahan menuju pintu, dengan pesan akhir ia agar tak nekat menemuiku.

Onci mengambil tas di atas lantai. Dengan gaya casual ia melangkah melenggang menatapku horor.

"Bye babe. Jaga diriya, jangan nakal kalau enggak ada aku, awas aku pencemburu hebat"

Cinta Dari Langit [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang