Autor Pov
Onci terkaget bangun saat ia tersadar jam dinding telah menunjukkan pukul tujuh pagi, ia bergegas bangun menuju kamar mandi , ia yang terbiasa mandi di kamar mandi di dalam kamarnya kini harus terbiasa dengan mandi di kamar mandi yang tak jauh dari dapur. Usai mandi ia bingung untuk mengambil pakaian, mengingat April jika tidur, kelewat susah untuk dibangunkan, ia mengedor dengan pelan, perlahan, hanya demi sehelai pakaian dan celana panjang.
"Priiill"
"Prilll bangun dooong, aku mau ambil pakeyan" nihil tak ada suara dari arah dalam kamar, Onci terus mengedor pintu hingga pintu itu terbuka lebar
"Apaansih nggak dikunci juga, lebay deeehh"
"Ah masa sihhh, ya nggak enak main masuk aja, mau ambil pakaian di dalem lemari boleh?"
"Yaampun ambil aja, lemari siapa jugaaaa" sungut April sesekali mengucek matanya yang masih teras berat, April berdiri mematung dengan memulihkan setengah kesadarannya yang belum terkumpul penuh.
Onci dengan cepat menuju lemari pakaian mengganti kembanannya dengan terburu-buru, karena ia sedang ditunggu, ia menduduki meja rias untuk merapikan rambut , menyemprotkan parfume serta menata rapi pakaian yang ia kenakan. April masih memperhatikan ia dari arah belakang.
"Wawancara kerja Ya?"
"Hu'um, ini hari pertama aku ke kantor.."
"Tapi nggak dandan kaya mau ke mall kali Ci?"
Onci memberikan beberapa fondation dengan ketebalan tipis, dengan menggenakan aksesoris sederhana yang tak terkesan mewah ia berdiri seolah hendak mengikuti kompetisi catwalk.
April menggelengkan kepala, disusul Onci yang berbalik arah tersenyum padanya, ia bergegas mempersiapkan diri untuk pergi, saat keluar menuju kamar untuk pamit ia teringat sesuatu, langkahnya terhenti dan berbalik ke arah April untuk menyampaikan sebuah pesan.
"Pril semua kontak aku blokirannya dibuka ya, ntar aku nggak bisa hubungin kamu"
April terkesiap, mengingat memang ia mengunfriends Onci dari seluruh kontak pertemanan.
"Aku pergi ya Pril aku nggak sempet masak, tapi di kulkas, semua sayur-sayuran , ikan, ayam, juga perlengkapan makanan selama seminggu udah ada tinggal kamu masak aja"
April mengangguk dengan sedikit menguap sesekali memperhatikan kepergian Onci yang kini menggunakan style yang berbeda dari biasanya, Oncinya yang unik kini akan berubah dengan style wanita pekerja.
***
Saat sampai di gedung Indonesia Intelligen Assosiation, Onci memarkir kendaraannya di samping mobil Rust hitam kilat tepat bersebelahan pada Corella putih miliknya. Pilihan sepatu pantopel hitam , perpaduan pada celana kain berbahan silk serta kemeja putih yang ia timpa dengan kardigan modis kantoran, ia menyempatkan diri melirik kespion kaca mobil merapikan sedikit lipstik serta rambut yang sengaja ia lerai namun tetap dengan tatanan rapi. Ia mengambil berkas dengan map hitam menuju ruangan dalam gedung, saat melangkah sorotan picingan mata tertuju padanya, bak selebriti ia melangkah yakin seolah energi hari pertama ia bekerja akan ia hadapi dengan berbagai hal-hal yang penuh dengan keajaiban.
Masuk pada irama hentakan pantopel nya berjalan hilir mudik dengan ribut hingga ujung sepatu hak tingginya serasa melubangi lantai. Pelipisnya berkilat, sorot matanya menatap kesekeliling tatapan kagum para abdi negara dengan pakaian khusus lengkap dengan senapan mengantongi saku-saku celana mereka. Raut muka Onci yang terlihat manis kini tampak sumringah, urat dahinya berkedut-kedut. Wajah cantiknya bagai Batari Durga menyeringai menatap mangsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dari Langit [Completed]
RomanceThere are million reason for me to leave you. But i never do that for one reason because i love you. O'on