6. She is a Hero

5.3K 448 26
                                    

Setibanya Papa dan Mama di Singapore, Mona menjemput keduanya di Changi Airport , kami menunggu nya di hotel untuk menemui dan mengetahui keadaan Onci, saat Mama dan Papa memasuki kamar kami, ia mendapati Onci berbaring masih dengan matanya yang terlihat menguning, hanya saja, warna disekujur tubuhnya telah sedikit menghilang

"Cici mau dibawa ke Indo ya Ma?" Tanya ku pada Wilda Ardiani, orang tua onci yang kupangil Papa dan Mama disaat kami masih sama-sama duduk dibangku menengah atas.

"Enggak Pril, kita akan melakukan Utrasound, CT Scan dan MRI , serta Biopsi di sini saja, kami sepakat tidak ingin mengambil resiko jika memang di sini memiliki fasilitas kesehatan yang juga terbaik dari negera kita"

Aku mengangguk bahagia. Setidaknya, aku masih bisa menemui, menjenguk bahkan menjaga Onci disaat ia di rumah sakit.

Mount Elizabeth Hospitals menjadi pilihan papa, aku dapati wajah mama tak henti-hentinya menitikkan air mata.

Di ruangan berkelas Onci dilengkapi perlengkapan pernafasan dan penunjang kesehatan lainnya.

"Kenapa Cici nggak pernah kasi tau April tentang sakitnya ma?"

"Itu karena dia meminta kami untuk merahasiakannya kepada siapapun"

"Tapi kenapa?, bukannya Cici Bilang Diagnosa dokter tentang penyakitnya tidak berbahaya, kenapa sekarang harus melewati tahapan pemeriksaan yang cukup serius?"

"Apa yang Cici katakan sama Kamu?"

"Ya dia bilang, kulit dan matanya yang sewaktu waktu dapat berubah warna menjadi kuning, disebabkan gejala aneh yang bahkan dokter sendiri nggak tahu apa penyebabnya"

Kulihat mama menunduk, tangis mama mulai bersuara, ada apa ini sebenarnya

"Dia nggak akan pernah memberitahukan sakitnya pada siapapun, bahkan pada kami sekalipun, Cici nggak akan sungguh-sungguh menghubungi kami, jika sakit yang dia rasakan tak begitu terlalu sakit, kami berfikir. mungkin Inilah puncak rasa sakit yang begitu berat hingga tidak bisa lagi untuk ia tahan"

Ku pandangi Wajah mama, wajah yang menaruh harapan besar pada salah satu putri semata wayangnya, seorang anak berprestasi dari keluarga yang memiliki banyak andil dalam kontribusinya terhadap negara, seorang papa yang bertugas sebagai diplomat dan mama yang menduduki bangku dewan perwakilan rakyat pusat. Besar harapan kedua orang tua Onci untuk menjadikan Onci salah satu pelanjut estafet politik yang keluarga mereka geluguti.

"Cici kuat ma, dia salah satu orang yang memiliki semangat hidup yang tinggi, April yakin , Cici bisa melewati ini semua"

Aku menuntun mama untuk memasuki ruang tunggu, sebelum seluruh hasil pemeriksaan Onci keluar kami diam dalam doa.

Pelayanan terbaik dari rumah sakit di bawah naungan Parkway Hospitals Singapore. Memiliki pelayanan yang baik, ramah dan cepat, makanan yang enak, kamar yang nyaman, tenaga medis yang mumpuni, serta teknologi kedokteran yang canggih.

Selain itu, diagnosa yang akurat, serta hasil pemeriksaan yang tidak perlu menunggu lama hingga berminggu-minggu menjadikan Mount Elizabeth Hospitals begitu digemari, setidaknya itu yang doker Kelvin katakan dalam Mount Elizabeth Hospitals Annual Medical Seminar 'Synergy in Action' di Mandarin Orchard Hotel, Orchard Rd, Singapura, yang pernah aku ikuti.

Chief Executive Officer Mount Elizabeth Hospitals, Singapura memiliki sejumlah dokter dari spesialis yang berbeda, yang dapat mengoordinasikan perawatan medis bagi pasien dengan lebih dari satu penyakit dalam waktu 24 jam. Ketika pasien memeriksakan kondisinya hari ini, hasilnya sudah didapatkan keesokan harinya. Sehingga diagnosanya lebih cepat diketahui, dan tidak membuat pasien bertanya-tanya, tentang sakit apa yang diderita.

Cinta Dari Langit [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang