Usai pertengkaran aku dan mama , aku memilih mandiri, Papa membawa Mama pulang ke Indonesia itu juga karena urusan bisnis mereka selesai di sini, aku nggak akan pernah kembali lagi kerumah persinggahan itu, nikmat dilayani para pelayan, tapi menderita seperti tahanan.
Aturan pulang pergi telah terjadwal, memang semua sudah harus diukur dengang perhitungan untung rugi. Papa nggak akan pernah mau mengalah bahkan impas sekalipun, itu tidak akan pernah ada dikamusnya, keputusan ku mengangkat kaki menuju penginapan di pertengahan kota disetujui Papa dengan catatan kendaraan harus disita kecuali supir pribadi yang siap mengantar jemput aku pulang pergi kuliah.
Jelas aku nggak mau, kebebasan adalah hak mutlak ku. Dengan demikian transaksi teken kontrak dengan kehidupan yang penuh penderitaan akan segera aku mulai. Biaya hidup perkuliahan, penginapan serta bulanan dengan nominal yang menggiurkan masih belum memenuhi perawatan renewal ku pasca sugery face dan botoxs seluruh body. Demi ambisi ku agar tetap terlihat cantik menyempurna. Karena jaman sekarang banyak wanita yg ingin punya wajah seperti barbie, meskipun sesungguhnya LELAKI SEJATI, nggak suka mainin barbie.
Fragrance Hotel Reverside kini akrab menjadi jejak mimpi ku selama di sini. Mengapa aku lebih memilih hotel ketimbang menyewa apartemen. Lagi-lagi life style, aku lebih menyukai sesuatu yang berbeda. Karena di sini aku bisa makan gratis disetiap paginya. Dan makan siang di kampus atau di luar saat aku hendak hangout, hotelku terletak di hongkong street , 5 menit dari MRT Clarke Quay, 2 menit dari bus stop "boat Quay" dan bus stop "Opposite Clarke Quay Stn"
Kamar penginapanku sangat compact, namun karena merupakan hotel baru , interiornya terlihat gress , cukup bagiku memiliki alasan untuk memutuskan pilihan tinggal di sini, kamar mandipun terlihat bersih dengan shower bertekanan tinggi , selain lokasi hal yang paling aku suka adalah rooftop, untuk dapat melihat gedung pencakar langit disetiap midnight ku menyendiri, diperindah dengan adanya kolam renang yang tidak terlalu besar tepat di atas gedung atau lebih tepatnya lantai paling atas berhadapan langsung di depan kamarku. Dengan panorama pemandangan gedung-gedung tertinggi disekitar apartemen.
"Sayang, ini simpen dimana?" Suara itu bikin aku lemes terpaksa menoleh kearah suara
"Simpen di situ ajadeh Ci" kali ini aku menunjuk ke arah wardrobe nggak jauh di dekat tempat tidur.
"Kamu bisa nggak ci, jangan panggil aku sayang, jijik tau nggak?"
"Whats you're problem bibeh, kamu kan masih jomblo, dan itu legal sayang"
"Grrhhhhh kamu percaya gak sama teori revolusi Darwin? Mulanya aku gak percaya, tapi, setelah berteman sama kamu, aku mulai percaya sama Darwin..."
"aku memang selalu purba, melenggenda di hatimu" ucapan gombal alay barusan ia muntahkan telak ke hadapanku.
Ughhhh, aku memghempaskan tubuh lemasku di atas kasur. Menghirup penuh rongga pernafasan yang mulai sesak akibat kalimat yang menendang kearah lambungku. Perih, terasa ingin muntah.
Fine Readers. kenalin She is my Friends, dia Onci, panggilannya Ci, kadang Onci, temen-temen kampus lebih sering memanggilnya Cici, dan aku lebih senang memanggil ia dengan huruf depannya 'O' yah O.on ketimbang Cici. Kecuali sesekali khilaf disaat aku dehidrasi terpaksa memanggilnya dengan sebutan Ci.
Dia sahabat terbaikku saat SMA di Indonesia. Kami berpisah saat kuliah, entah kenapa dia tiba-tiba memperlihatkan batang hidung menyebalkannya di hadapanku saat aku memasuki pertengahan semester, (okey terlalu spoiler jika gue bilang didescribe aktor lesbong disini adalah dia) truee, nggak akan ada flashback.
Onci mengutarakan cinta nya padaku saat kami memasuki semester dua. Kaget memang, tapi aku terlalu menyayangi ia layaknya sahabat dan itu nggak akan membuat kami berjarak. Aku berjanji padanya tidak akan memusuhi, menjauhi apa lagi membeberkan orientasi sexsnya pada siapapun selain kusimpan secara rapi di lemari berkunci yang kini kuncinya telah kubuang kedasar laut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dari Langit [Completed]
RomanceThere are million reason for me to leave you. But i never do that for one reason because i love you. O'on