7.Saving My Love For You

5.6K 407 47
                                    

April

"Titip Cici ya Pril..!"

Mama memelukku, air mata mama kembali mengalir, membasahi bahu, bajukupun membasah, saat kurasakan tubuh Mama mulai bergetar, ia melepaskan pelukan.

"Semalam mama mau membawa dia pulang, tapi Cici masih keras kepala untuk menyelesaikan studynya dulu, Mama tidak pesimis, hanya ingin lebih banyak waktu bersamanya, kamu tahu kan Pril, dari kecil saat Mama sibuk menyelesaikan Magister di sini, Cici tumbuh dan kembang bersama kakek dan Nenek, setidaknya nggak ada penyesalan untuk mama"

"Sssst Ma, nggak ada yang perlu disesali, Cici akan baik-baik saja, percaya deh"

Aku membalas genggaman tangan Mama erat, Papa merangkul ku, aku memeluknya, kembali sembari menangis, jujur, aku mendapatkan kasih sayang seorang Papa tulus dari Pa Alwin, Papa Onci yang sedari sekolah dulu selalu menganggap aku anaknya sendiri, meski sesibuk apapun, ia tidak pernah lupa membagi waktunya terhadap keluarga. Berbeda dengan Papa, ia hanya menganggap aku robot, dengan kedisiplinan tinggi tanpa teladan sama sekali.

"Titip Cici Pril"

"Pa jangan nangis".

Aku mencoba menguatkan Papa. Aku belum pernah melihat pria tua ini menitikkan air mata, tubuhnya yang gagah terlihat tak berdaya.

"April Janji, akan tetap Jagain Cici"

Mama, Papa bergandengan tepat dilobi Reverside Hotel menuju taxi untuk segera ke Changi Airport, kupegangi pemegang kursi roda Onci, lemah lengan itu melambai, aku memutar haluan untuk membawa ia menaiki lift menuju kamar.

***

"Bangun nggak, maless banget siiihhh..!"

"Duuuhhh Ooooon aku ngantuk bangett nih, semalem aku nggak tidur tauuu"

"Gara-gara jagain aku yaaa?"

"Dih PD, aku nyelesein Wd movie season 8"

"BOHONGGGG"

"Yaudah kalo nggak percaya"

"Ya nggak percayalah, orang filemnya aja belum keluar"

"Aku menarik tangannya, kupeluk ia erat agar nggak ngebawel panjang, aku lagi pusing soalnya"

"Prilll banguuunn yuk kekampus"

"Besokk aja Ya Nciii, pleasee, aku lemes banget ini"

"Satu hari itu berharga Prilll"

"Iya tapi mau mulihin energi dulu, jadi besok aja ya"

Aku memejamkan mata , ia menyelisik ketubuhku dan menyandarkan tubuhnya di sandaran tempat tidur, ia menarik selimut, menutup tubuhku dan tubuhnya di dalam, Onci terkekeh menahan tawa, masa bodoh, aku tak perduli nakalnya kali ini, aku bener-bener lemes, entah kenapa tiba-tiba energi tubuhku turun drastis, Onci memelukku, seketika rasa nyaman menyusup rongga hati, aku balas memeluknya, hangat tubuh Onci kurasa saat kusedekap erat dengan lingkaran full tanganku, aku rasakan pelukan ternyaman layaknya ibu.

"Don't go ya Nci, aku lagi pengen dimanja ini?"

"Emang tabiat kamu maunya dimanja, ngeles aja sok lemes, padahal emang lagi males".

"Seriuss Onn aku lagi lemeeees" jawabku penuh dengan penekanan.

Onci menciuummm ku, Mencium keningku berkali-kali, aku rasakan energi ketulusan yang Onci berikan padaku begitu berarti, bahkan disaat imun tubuhku drop seperti ini, mendadak kurasakan aliran energi menjalar keseluruh aliran darah menyampaikan pesan diotak, bahwa rasa nyaman yang aku rasakan adalah feedback dari setiap sentuhan demi sentuhan yang Onci berikan. Aku suka belaiannya, aku suka manjanya, aku suka perhatiannya, aku suka semua keperduliannya, ia tidak sekedar humaniora untuk mengatakan cinta, or love you secara emosional, namun semua terasa mengakar dipengertian perasaannya yang terdalam.

Cinta Dari Langit [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang