3. Si Oo'n yang Nyebelin

7.6K 496 37
                                    

"Oooon, banguun doong"

Onci mengelinding menjauh menepi, menyingkirkan sikutan kaki ku yang kini mulai mengusik ketentraman tidurnya di alam mimpi

"Onn aku laper, ishh bangun nggak!"

"duhh Prilll, aku ngantuk. Masak sendiri bisakaan"

Onci menggaruk kepala. Mengambil bantal dan membekap kepalanya tak ingin jika ketentraman tidurnya harus diganggu dengan hal yang mungkin baginya tidaklah begitu penting.

"Udah kaya kebok ah, On, bangun doong, kuliah niihh, tinggal satu semester lagi, tahun depan udah skripsi ayo dong jangan malesannn gitu. Kalo nggak mau bangun aku pergi sendiri"

"Bodoh ah Pril, aku ngantuuukk"

"Apa..?" Duh kenapa sih Onci, tumben banget dia malesan gini, biasanya dia yang selalu bersemangat buat ke kampus.

Aku bergegas bangkit, mengambil beberapa perlengkapan kuliah, udah nggak ada waktu, aku harus naik Mrt, nunggu Oo'n aku pasti akan telat pergi ke kampus.

Aku mengambil handphone milikku, teringat sebuah pesan Yansen. Bahwa ia tidak inggin diganggu dalam beberapa waktu, dan ugh sial, itu akan menjadi catatan kangen panjang dimusim panas ku tahun ini.

Aku kembali melirik ke kamar, masih lagi kudapati Onci dengan gaya nungging setengah sadar memulihkan kestabilan tubuh, syukurlah, dia mulai waras sekarang. Tinggalpun menunggu ia benar-benar bangkit menuruni tempat tidur dan membereskan diri. Maklum dandanan Onci lamanya bisa sambil menguras bak mandi.

"Pril tau gak, sikat gigi aku kemana?

Dengan langkah sempoyongan dan lilitan handuk di leher ia mendekatiku berjalan menuju kamar mandi

"Nggak tahu, ambil aja yang baru di cabinet kamar mandi, ada lemari kaca, periksa aja rakkan nya" jawabku di meja makan sambil memolesi roti dengan peanut butter

Klip, pintu tertutup , tapi hanya beberapa detik bunyi yang sama kembali terdengar

"Ada hat air nggak pril, aku mau showeran"

"Ada di rak nomer dua"

Klip dan lagi-lagi pintu terbuka

"Duh Prill, masa nggak ada sabuun"

"Adaa Ooonnnnn. Tadi aku letakin di atas wastafel"

Klip, dan lagi hanya beberapa detikkk

"Priiilll, hair conditioner kamu habis ya?"

Kini aku memelototkan pandanganku tepat diketerpejaman matanya, sia-sia. Dia berjalan sambil tertidur

"Jangan sampe aku guyur ya kamu, kalo masuk itu periksa dulu semuanya baru nanya" kini kalimatku mulai meninggi, Onci tersadar, sekilas senyumannya kian mengembang

"Mmmuaaachhh, Love youuu My Aprilll!" Dengan sigap ia bergegas memasuki kamar mandi, kali ini, ia tidak lagi keluar bukan dalam hitungan detik, melainkan hitungan jam.

Aku mendengus kesal, sementara dengan tampang tak berdosa ia mengelindingi lantai di dekat sofa tempat ku berbaring, sambil menikmati roti yang ia sambar di atas meja.

"Emang beda rasanya"

"Rasa apa?" Tanyaku masih dengan intonasi kesal

"Roti ini, beda dengan kemaren"

"Duhh, itu masih roti yang kemaren oon, dan selai nya juga masih sama..!

"Beda Pril, semalem itu aku yang bikinin, dan nggak seperti ini, pantesan seharian aku kelaperan terus, walopun udah sarapan"

Cinta Dari Langit [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang