Episode 13 : Letters

92 2 0
                                    

3rd Person

Alattas, Bayu dan Phil berjalan dengan tergesa-gesa ke arah sebuah lift yang berlatar hitam dan berhiasan pohon Spruce. Phil menekan layar dan memasukkan beberapa kode, lalu pintu lift itu terbuka dan Alattas dengan cepat memasuki lift itu. Phil masuk menyusul Alattas, Bayu masuk setelah Phil dan menatap lift ini dengan tatapan kagum.

"Aku sudah lama tidak mengetik puluhan kata" sela Alattas di tengah kesunyian lift

"Aku tidak" jawab Phil santai

"Memangnya berapa banyak orang yang akan kita kirimi surat pemberitahuan?" celetuk Bayu

Phil dan Alattas hanya menatap Bayu dengan senyum simpul dan saling pandang.

Di tempat lain, Tya, Erza dan Allmoz sedang memperbaiki shield yang rusak bersama beberapa rekuitan yang terlatih.

"Gah, aku bosan! Memindahkan material bekas ini!" celetuk Erza

"Nah! Kalau begitu kau bisa bantu para rekuitan yang sedang membenahi map itu saja!" sela Allmoz

"Pffft..." dengus Erza kencang

"Cepatlah! Aku ingin menutup Shield ini lagi!" sela Tya

*Koaak koaak
(Suara burung yang terbang mendekat)

"Eh, tunggu!" kata Allmoz

Burung yang terbang diangkasa itu semakin dekan, dan mendarat di lengan milik Allmoz. Burung itu ternyata membawa sepucuk surat yang tergulung manis beserta pita ungu yang manis.

"Notch!" kata Allmoz "Kita harus membawa surat ini kepada Phil" tambahnya

-Di bagian timur basecamp-

"Hei, Ario!" kata LittleStub "Apa kau tidak merasa kalau para Griefer itu semakin kuat?"

"Yap! Mereka juga semakin brutal" balas Ario sambil melempar block stone yang berserakkan

"Aku bosan.... Bukankah seharusnya kita pergi ke pulau itu sekarang? Hero kita sudah lengkap bukan?" kata LittleStub sambil menambal beberapa lubang di tembok

"Phil sih bilang begitu, tapi pulaunyakan bukan punya dia" sahut Ario sambil menggerakkan block-block batu menjadi sebuah tembok besar

"Malam ini.. Terasa berbeda"

"Iya, tubuhku terus saja merasa merinding" Ario menatap LittleStub dengan pandangan heran

Bayu POV

Entah kenapa tubuhku merinding melihat senyum yang mereka berikan kepadaku.

'Firasatku tidak baik' gumamku di dalam hati

Lift yang kami naiki akhirnya berhenti dan membukakan pintunya. Phil dan Alattas mengayunkan Handband mereka dan menyalin sebuah code.

"Apa itu?" tanyaku

"Password!" kata Alattas

Phil dan Alattas memasukkan kode itu di saat yang bersamaan di sebuah layar yang terletak berlawanan arah. Damn.. Pasangan yang kompak -_- . Aku sedikit cemburu entah kenapa.

"So, ayo kita... Mulai menulis" kata Phil

"Haaagh... Bosan sekali... Satu jam berikutnya pasti akan... Haagh.. Sudahlah" gerutu Alattas

Phil menekan tombol pada sebuah meja yang cukup besar, dan ruangan yang awalnya remang-remang menjadi terang dan penuh dengan sinar hijau.

"Siapkan tanganmu Bayu! Karena kita akan menulis pemberitahuan ke 500 juta pengguna server di 15 negara!" kata Phil dengan senyum manis yang mendadak menjadi menyeramkan

"Hah?!"

"Yeahhahaha... Copy Paste hanya berlaku untuk satu negara saja!" kata Alattas "Semangat!" katanya lagi

"Ayo! Ayo! Hahaha.." tawa Phil pelan

"Tawamu menyeramkan Phil" kataku sambil sedikit berbisik

Ario POV

"Haah! 89% jadi! Apa kita terus lanjutkan pembenahan ini?" tanya LittleStub

"Ini sudah larut" kataku

"Jadi, kita istirahat?"

Aku hanya mengangguk sambil memindahkan block-block batu yang memenuhi inventoryku, di sebuah chest yang terletak di sudut tembok. LittleStub berjalan dan memerintahkan para pekerja dan builder untuk berhenti dan beristirahat. Kalau boleh jujur, wilayah ini yang paling sering di serang oleh para griefer entah kenapa. Dan aku selalu membangun ulang tembok ini, ya, khusus tembok yang satu ini!

'Mungkin kamu memang dibangun untuk membuatku sibuk' gumamku

Haah, dasar jomblo. Bukannya berjodoh sama yang hidup malah di pasangin sama yang diam di tempat. Hahaha

"Masuk yuk.. Udara mulai dingin nih.." ajak LittleStub

"Ayok lah.."

Aku dan LittleStub berjalan kearah aula utama, di depan gerbang masuk kami berpapasan dengan Tya, Erza dan Allmoz. Tapi kali ini aku melihat sebuah aura kegembiraan dari wajah ketiga Hero pelindung itu.

"Ada kabar apa?" tanyaku kepada Allmoz ketika kami berjalan berdua

"Kemaskan barangmu! Dan persiapkan mental dan fisikmu! Karena kita akan segera pergi kesana!" bisik Allmoz

"Dream Island?" bisikku

Allmoz mengangguk dan memamerkanku sebuah gulungan surat dengan pita berwarna ungu.

"Sini! Biar aku yang berikan ini kepada Phil!" kataku sambil merebut surat itu dan berlari kearah ruang kendali

"He-eh!! Woy!! Rio!!" teriak Allmoz yang sontak terkejut dengan apa yang telah aku lakukan "Balikin!!"

Aku menekan tombol lift dengan terburu-buru dan menarik nafas panjang, pintu nyaris tertutup dan Allmoz sudah mendekati lift.

"Heeyy!!!"

"Bai bai!" ledekku saat pintu lift tertutup sepenuhnya. Lift mulai berjalan turun menuju ruang kendali di server ini, ruangan yang begitu fatal dan rahasia. Hanya empat admin yang bisa mengakses tempat ini, karena setiap orang yang baru memasuki ruangan kendali, harus memberikan satu diantara tiga random password yang akan di kirimkan via handband.

Keempat admin itu aku, Alattas, Phil dan Allmoz. Lift berhenti turun dan pintunya bergerak terbuka, handbandku berbunyi pelan tanda kalau aku telah mendapatkan sebuah kode password. Ku buka kode tersebut, men'drag'nya dan mengcopy kode tersebut. Aku berjalan menuju layar hijau di sebelah kanan dan mem'paste' kode tadi ke kolom password yang tersedia.

"Phil! Aku punya berita bagus!" seruku dengan girang

EPC :Nightmare ServerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang