Episode 38 - Green Crystal

62 3 1
                                    

3rd Person POV

Lilin-lilin menyinari setiap hidangan pada meja makan pagi ini, sinarnya yang kalah oleh mentari nan kubus membuat mereka seolah hanya menjadi pajangan yang berkelas. Sky dan Ghaly duduk bersampingan begitu juga dengan Phil dan Tya. Mereka mulai menyantap hidangan pembuka dan utama satu persatu, hingga para pelayan datang dan membawakan hidangan penutup, suasana yang khidmat ala sarapan pagi pecah oleh teguran Sky "Cobalah hidangan penutup ini, kakakku sendiri yang memasaknya. Jarang bukan ada anak laki-laki kerajaan yang mau menyentuh barang-barang dapur?"

Ghaly membersihkan tenggorokkannya dan menatap Sky tajam, melihat reaksi kakaknya Sky hanya tersenyum dan tertawa kecil "Ayo! Ayo! Kalau rasanya buruk kalian bisa langsung komplain."

Phil dan Tya memakan makanan penutup itu, Ghaly entah mengapa hanya menatap hidangan di piringnya sambil sesekali menatap Phil, Sky menyenggol lengan Ghaly sambil mengedipkan sebelah matanya "Ayolah.." bisiknya. Ghaly menarik napas pelan "Ngeh.. Jadi.. Bagaimana masakanku?"

"Ini enak" jawab Tya yang selesai memakan hidangan tersebut "Kau tahu..." Phil memotong-motong kecil makanannya sambil sesekali memainkannya "Aku suka sekali apple jelly." pujinya sambil tersenyum ramah kepada Ghaly "Uh-um, Well... Apa rasanya enak?.... Phil?"

Phil masukkan potongan jelly tersebut kemulutnya lalu mengangguk, Sky kembali menyenggol lengan Ghaly "Nice" bisiknya. Wajah Ghaly tertunduk, matanya menatap jelly yang sengaja ia buat untuk Phil. Perlahan wajahnya mulai memerah dan kobaran api muncul di ujung telapak tangannya, untungnya Ghaly cepat tersadar dan kembali bersikap normal. Meskipun suhu tubuhnya masih memuncak akibat pujian tadi.

Bayu POV

'Apa firasatku salah ya?'

Kami baru memasuki wilayah labirin dan berputar beberapa kali akibat salah mengambil arah, rasa-rasanya aku ingin kembali dan menunggu di penjara tadi sambil menggenggam headphone milik Phil. Tapi, kalau seandainya Alattas benar, maka tidak ada gunanya aku terus menunggu seperti seekor anjing yang setia pada tuannya. Tapi, kalau firasatku benar, maka sia-sia saja kami tersesat di dalam labirin ini.

*kriuuuk

Oh, Sh*t! Perutku mulai membunyikan alarmnya. Stub menoleh kearahku, damn! Apa alarm perutku berbunyi begitu nyaring?

"Ini." Stub mengacungkan sebuah apple kepadaku "Hhehe, aku menemukannya tadi saat perjalanan kemari. Ini! Makanlah! Dari tadikan kau belum sarapan."

"Hei, kau juga belum sarapan. Ada baiknya kalau kita berhenti sejenak untuk sarapan, siapa tahu kita bisa lebih berkonsentrasi dalam milih jalan saat perut terisi?" Stub mengangguk setuju dan memberitahukan ideku kepada yang lainnya, mereka mengangguk dan tertawa kecil "Haha, iya kali ya?! Kita nyasar terus karena belum sarapan. Duh, gimana sih?" Ario dan yang lainnya saling tertawa lalu duduk dan mengeluarkan perbekalan masing-masing.

Aku menggigit perlahan apple dari Stub sambil terus memikirkan firasat yang entah kenapa sulit sekali pergi dari otakku. Andaikan saja aku punya keluatan untuk telepati, pasti akan sangat mudah untuk bicara pada Phil saat ini.

Phil POV

Hmm, aku merasa ada seseorang yang berusaha berkomunikasi denganku. Entahlah, mungkin hanya firasatku saja. Sky dan Ghaly datang menghampiri kami dengan membawa sepasang kuda kerajaan "Ayo, kita akan pergi ketempat dimana Green Crystal berada" jelas Sky "Aku akan berkuda dengan Tya." timpalnya lagi "H--Hei!!" seru Ghaly.

Tya tanpa komando dari siapapun langsung menaiki kuda dimana Sky telah menungganginya terlebih dahulu "Kau dan Phil saja ya, kakak." kata Sky dengan senyum konyol.

"He--hei!" Ghaly berusaha melawan kata-kata dari Sky, namun sayangnya kuda yang mereka tunggangi telah terlebih dahulu meninggalkan kami "Hoh, Ghaly. Apa kau mau aku yang mengendarai kudanya?" ejekku.

Ghaly dengan cepat melempar pandangannya kearahku dan menghela napas, ia kemudian naik ke atas kuda dan menjulurkan tangannya kearahku "Tidak, aku bisa sendiri" balasku. Aku menunggangi kuda tersebut dan Ghaly langsung memacunya dengan cepat. Kami berkuda hingga matahari berada tepat diatas kami, hutan yang lebat dan hijau mulai berganti dengan tanaman rusak dan kering. Grass yang subur bergantikan Sand dan Red Sand. Sesuatu berkekuatan kuat mulai dapat kurasakan "Apa kita sudah dekat?"

"Ya" Ghaly menghentikan kudanya disamping Sky "Kita sudah sampai" aku melompat turun dan meneliti setiap block yang ada di kawasan ini. Huh, kondisinya buruk! Block dengan bermacam-macam jenis tertumpuk tanpa bentuk yang jelas dan tujuan. Bertebaran tak tentu arah dan menghalangi setiap celah menuju Green Crystal. Sky memandu langkahku menuju Green Crystal yang Herobrine katakan, cahaya hijau nan biru mulai menyambut kedatangan kami. Dan akhirnya aku melihat wujud Crystal tersebut, tidak terlalu besar tapi begitu indah.

"Aku penasaran, apa sih fungsi kristal ini?" celetuk Ghaly

"Kata kakek sih, sumber kekuatan. Tapi yang aku tidak mengerti, kalau memang kristal ini adalah sumber kekuatan kenapa ditaruh jauh sekali dari istana?" Sky mengamati Crystal itu dari dekat

Aku melihat bayang-bayang sosok Herobrine di samping kristal itu. Ia berusaha mengatakan sesuatu, jadi aku mengikuti setiap gerakkan mulutnya "Green Crystal itu memiliki kode yang dapat membuat kekuatan kalian terwarisi. Padahal seharusnya kekuatan yang kalian miliki hanya dapat dipegang oleh kakek dan nenek kalian.

Green Crystal mengandung kode milikku yang kakekmu curi dari Herobrine, ia tahu kalau kode itu dapat berfungsi untuk membuat keturunannya menjadi kuat. Dengan niat itu ia menyerang dan menghancurkan istana Herobrine dan membawa kode itu dalam wujud kristal."

"Tapi saat itu kakekmu tidak tahu menahu tentang efek samping dari kekuatan ini. Saat ia sadar akan bahayanya efek samping kode tersebut ia memutuskan untuk menaruhnya jauh dari pusat pemerintahan." untuk beberapa menit aku tertegun dengan apa yang baru saja aku ucapkan "Waw, aku baru tahu itu."

"Kalau kau ambil kristal itu, apakah kekuatan kami akan hilang?" tanya Ghaly, aku kembali melirik Herobrine dan ia hanya mengangguk pelan dan kembali berbicara "Ya, tapi kekuatan itu akan perlahan menghilang. Tidak langsung begitu saja, mungkin keturunan kalian yang ke tiga atau empat sudah tidak memiliki kekuatan ini lagi. Dan mungkin, tubuh kalian tidak akan menjadi sosok 'Hybrid' nantinya."

Ghaly dan Sky saling pandang dan mengangguk pelan "Aku bosan jadi Hybrid" keluh Sky "Bagaimana Ghaly?"

"Ya, aku tidak ingin setiap yang aku sentuh terbakar" balasnya "Phil, ambil saja kodemu kembali. Kami rasa, kami tidak membutuhkannya lagi." aku mengangguk dan perlahan mengambil kristal tersebut.

-Bersambung-

EPC :Nightmare ServerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang