Episode 39 - Closer

66 2 0
                                    

3rd Person POV

"Kau bilang semua yang kau sentuh akan terbakar? Ghaly?" tanya Phil sambil memasukan Green Crystal kedalam Inventorynya. Ghaly mengangguk dan membuka sarung tangan yang membalut lembut kulitnya yang panas dan memerah. Ia lalu menyentuh sebuah oak tree dan pohon itu terbakar seketika "Ibuku seorang hybrid api, dan ayahku... Um, maksudku.. Yang mulia adalah seorang hybrid air.."

"Yang mulia?" tanya Phil heran, Ghaly hanya mengangguk pelan lalu melirik Sky "Kami satu ayah.." tegas Sky sambil mengambil kembali kudanya dan naik keatas. Tya mengikutinya tapi sebelum naik keatas kuda ia sempat berbisik kepada Phil "Mungkin, ada baiknya agar kita tidak tahu terlalu banyak tentang mereka."

Ghaly mengulurkan tangannya kepada Phil, "Tidak, aku bisa sendiri." lalu mereka berjalan kembali menuju istana.

Lain halnya dengan para Hero yang lainnya, mereka kini sedang waswas, lantaran ditengah waktu istirahat mereka terdengar suatu suara yang tidak diketahui dari mana asalnya. Ario dan Alattas mencoba untuk mencari asal suara tersebut namun, hingga saat ini mereka belum kembali.

"Duh, kemana sih dua makhluk itu. Kenapa sampai saat ini belum kembali juga?" sela LittleStub

"Bikin deg-degan aja." tambah Bayu

"Jangan bilang kalau mereka bertemu Monster itu, atau... Tersesat..." timpal Erza

"Hush! Ada-ada saja kamu!" tegur Bayu "Kalau tersesat sudah pasti, kau tahu Alattas kan?"

Dyonite berjalan pelan menuju sebuah lorong sambil sesekali melirik lorong-lorong yang menyimpanginya "Ada apa Dyonite? Mendengar sesuatu lagi?" tanya Stub "Radar mapku, muncul tiga buah titik merah." ia menunjukkan handbandnya yang sedari tadi menyala, "Dan salah satu dari mereka tidak jauh dari sini." timpalnya lagi.

"Monster?" tanya Erza

"Mungkin"

"Bayu, bisakah kau lakukan sesuatuuuu?" Erza mengguncang-guncangkan tubuh Bayu "Apa?! Apa?! Hah?!" protes Bayu sambil menyingkirkan tangan Erza

"Kau ini assassin! Intailah makhluk apapun itu! Ayolah!"

Bayu menggeram pelan lalu berjalan mendekati persimpangan, ia melihat tembok disekitarnya dan mulai memanjat. Tembok labirin tidak terlalu tinggi baginya, dengan cepatnya ia meraih salah satu puncak dari pembatas labirin. Ia mulai melihat kebawah, "Huh! Kabut sialan!" gerutunya. Tapi tidak jauh dari tempatnya mengintai ia melihat beberapa pergerakan yang begitu cepat "Hm? Itu.. Seperti bajunya Alattas."

Alattas POV

"Cepat! Cepat! Jangan sampai tertangkap!" jerit Ario

"Sialan!!" gerutuku lagi

*beberapa menit yang lalu*

"Kalian cari tahu suara apa itu."

"Biar aku dan Alattas yang memeriksanya." kata Ario sambil berjalan menuju lorong yang lain

"Kau yakin ini arah yang benar?"

"Ya"

*Tidak begitu lama kami mencari*

"Tunggu! Apa itu?" bisik Ario

EPC :Nightmare ServerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang