[ALAN]

12.1K 693 15
                                    


Sore itu, bakery shop milik Peter terlihat sepi, tidak seperti hari biasanya—yang selalu padat pengunjung. Tidak ada kegiatan yang berarti disana, ruangan gelap hanya mengandalkan cahaya matahari sore yang masuk melalui jendela lebar, tidak ada aroma harum dari kue yang dipanggang, aroma kopi dengan kayu manis, aroma coklat panas yang membuat mulut berair. Hari itu Bakery Bake tutup, namun mereka berlima bergeming disana, menatap puluhan kendaraan yang berlalu lalang mengisi kepadatan kota.

Ragil menghela nafas pelan, tangannya melepas kancing teratas kemeja hitam yang dipakainya, sementara matanya tidak lepas dari laki-laki yang sedari tadi memunggungi dirinya dan ketiga temannya yang lain. Bunyi krasak-krusuk membuatnya menoleh ke arah Tanu yang duduk tak nyaman di tempatnya, cowok itu berkali-kali menukar posisi duduk, kemeja hitamnya sudah terlepas, menyisakan kaos putih tipis dan tampang yang acak-acakkan. Saat Agil dan Peter melemparinya pandangan untuk diam, cowok itu hanya mengangkat sebelah alisnya dan berkata 'Apa?' dengan nada sewot.

Pandangan ketiganya kembali kepada Alan yang masih setia memandang jauh keluar jendela. Cowok itu tampak hilang dalam kesendiriannya, karena walau Agil, Peter, Tanu dan Dana tepat berada di belakangnya, Alan tidak berkata apapun semenjak pemakaman tadi selesai. Dia hanya diam, menolak untuk bicara.

"Lo tau aturan mainnya dari awal kan, Al?" ujar Dana mendekat ke arah Alan, dia berdiri disamping sahabatnya itu, melihat wajah Alan yang kaku tanpa emosi.

Alan tidak menjawab, namun dia menoleh ke arah Dana dan mengendik acuh, tidak tahu dan mungkin tidak peduli. Gesturnya dihadiahi Dana dengan cengiran lebar. cowok itu meletakkan sebelah tangannya di pundak Alan, ikut menatap lalu lintas yang semrawut di depannya.

"Don't fall in love." Ujar cowok itu memberitahu, cengiran lebarnya berganti dengan tampang serius saat Alan kembali menoleh.

"Kenapa?" tanya Alan akhirnya.

"Karena sakit."

"Ah!" Alan mengangguk mengiyakan, lalu dia terdiam sejenak, senyum getir timbul dibibirnya. "But I did."

"... I fell in love."

---

Well, begini nih opening buat Alan. Moga ga ngaco deh yaw. sorry juga kalau masih ada typos yeeee.. Alan & Alana sampai part 18 yang terakhir di-upload insyaAllah dalam satu bulan kedepan bakalan fast update ko. Hope you like yaaaa!

*smooches* 

TBS [1] Alan & AlanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang