Meeting

802 69 47
                                    

Aku ingat, pertemuan pertama kita. Matamu yang lurus menghadap depan, seolah lebih menarik daripada keadaan sekitar. Bus yang tak terlalu penuh membuatku leluasa mengamatimu. Buku dipangkuanku bahkan tak lagi kuhiraukan. Kulihat juga kau menggunakan kacamata minusmu untuk membaca koran yang kau bawa sedari tadi.


Pertemuan pertama kita. Ahh ... Apa harus kukoreksi sebagai pertemuanku denganmu? Karena pada faktanya, hanya aku yang menyadarinya. Tanpa kau tau hadirku.


Pertemuan kedua. Aku masih ingat kau berlari terburu-buru memasuki bus dengan payung biru bergambar snoopy. Sedikit tertawa mengingat kau menggunakan seragam menengah atas namun selera payungmu sungguh kekanakan. Ohh ... Apa itu payung milik adikmu? Entahlah.


Pertemuan ketiga. Kali ini tak lagi di dalam bus. Kau mengantri untuk membeli kopi di kedai yang sama denganku. Dengan jaket biru tua dan celana hitam kau memesan cappuccino. Bolehkah aku berbangga diri? Selera kopi kita sama!


Pertemuan-pertemuan selanjutnya masih sama. Dengan aku yang memperhatikanmu dan kau yang masih fokus dengan arah pandangmu. Hingga kesekian kalinya, akhirnya hari itu datang. Hari dimana kau menyadari hadirku. Hari dimana untuk pertama kalinya kau menyapaku.


"Hai! Aku murid baru di SMA Hangguk. Senang bisa bertemu denganmu!"


Menyapa dan memperkenalkan diri. Sudah lama aku mengetahui kau satu sekolah denganku, tapi entah kenapa, presensimu tak pernah kutemukan di lingkungan sekolah.


"Hai! Senang juga bertemu denganmu!"


Hanya itu. Aku tak berani memperkenalkan diriku lebih dalam. Senyum manismu mematikan syaraf otakku untuk bekerja lebih cepat.


Pipiku memerah, dadaku bergemuruh, perutku mendadak geli melihat kau akhirnya memandangku. Ohh ... Apakah aku terlalu cepat untuk mengatakan bahwa aku jatuh cinta padamu?


Keesokan harinya, aku bertemu denganmu lagi. Dengan kondisi yang sama, namun tambahan yang berbeda. Kau pergi tak sendiri. Gadis yang kuketahui sebagai junior kelasku itu kau genggam erat tangannya. Bahkan rambut yang menjuntai menutupi sebagian wajahnya dengan sukarela kau sampirkan.


Aku meringis. Pertemuan kali ini begitu menyakitkan. Pertemuan dimana akhirnya aku mengetahui namamu dan pertemuan dimana akhirnya kau memiliki pengisi hati.


Oh Sehun.


Nama itu menjadi identitasmu. Nama yang beberapa hari ini ingin kuketahui.


Aku menyerah memandangmu. Kau terlalu jauh untuk mengetahui hadirku mungkin. Biarlah rasa ini menguap seiring berjalannya waktu. Aku bahkan tak bisa menyalahkan siapapun. Karena pada dasarnya, akulah pemeran utama disini. Hanya aku yang menyadari presensimu tanpa tau kau menyadariku atau tidak.


Oh Sehun. Terimakasih telah menjadi cinta pertamaku. Meskipun pada akhirnya, aku hanya bisa mengagumimu secara diam-diam dan menghilang perlahan.


~FIN



INI APAAN SIH?  RECEH BANGET -,-

Btw, karena udah mau lebaran, aku sebagai istrinya Mino /GA/ mau ngucapin minal aizin wal faizin, minta maaf kalo selama ini ada kata2 yg kurang berkenan atau suatu hal yang gk sengaja bikin sakit hati.

Mau nikmatin lebaran dulu yaa~
Yang mudik semoga sampai di tujuan dgn selamat, yg udah sampe dirumah selamat menikmati malam takbir, yg baek semoga kasih gw THR 😂😂

Oke deh, sampai ketemu abis lebaran~ 👋👋

Exofany Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang