Pagi hari di bulan Januari bukanlah hal mudah bagi seorang Tiffany Hwang untuk terbangun dari lelapnya. Kendati tubuh polosnya terbalut oleh selimut tebal, namun hawa dingin yang menusuk itu tetap saja menyerangnya.
Membuka mata perlahan lalu tersenyum. Tiffany menatap kagum pada pahatan sempurna dari Tuhan di depannya itu. Sama-sama terbalut selimut di ranjang yang sama, wanita itu kembali memanggil ingatan tentang semalam.
Jari telunjuknya dengan perlahan terangkat untuk menyentuh dahi, lalu turun menuju hidung dan harus terhenti pada philtrum pria depannya ketika sebuah suara menginterupsi.
"Berhentilah, aku tahu aku tampan."
"Sialan!" Tiffany menekan philtrum dan mendengus geli kala mendengarnya. Pria itu membuka matanya dan tersenyum tipis.
"Morning," ohh... Tiffany sangat menyukai suara serak itu!
Mengerjapkan mata dan tersenyum tipis. Pria di depannya itu terlihat enggan untuk segera beranjak dari sana.
"Kau cantik."
"Sudah dari dulu," pria itu tertawa menanggapi. Lalu terdiam, seolah mengiyakan ucapan Tiffany barusan.
Pria di depannya dengan perlahan mendekat dan mulai menindihnya. Tersenyum ganjil dan menciumnya secara kilat.
"Aku ingin sarapanku."
Tiffany tersenyum tipis. Tahu persis apa maksud sarapan di sini.
Dan ketika pria di atasnya itu kian mendekat, Tiffany dengan santainya menahan keningnya dengan telunjuknya.
"Kenapa?"
"Rapatmu tinggal satu jam lagi, Oh Sehun."
Dan dengan segera, Oh Sehun bangkit dari posisi ternyamannya dengan disertai umpatan kasar karna hampir melupakan rapat pentingnya.
Tiffany yang melihatnya hanya tertawa geli. Merasa lucu ketika sebuah tubuh telanjang berlari terburu-buru memasuki kamar mandi.
...
Cafe depan, jam makan siang.
Tiffany segera memasuki cafe depan kantornya setelah membaca ulang pesan yang Sehun kirimkan untuknya. Wanita itu menelusuri seisi cafe sejenak sebelum matanya menangkap sosok pria yang bergumul dengannya semalam itu duduk di pojok ruangan.
"Tumben mengajakku makan di sini."
Tanpa basa-basi, Tiffany dengan segera melayangkan pernyataannya yang membuat Oh Sehun tersenyum hangat.
"Kau tidak suka?"
Tiffany menggeleng.
"Bukan begitu, seharusnya kau sering mengajakku makan siang di luar seperti ini. Aku bosan dengan makanan kantin kantor," penjelasan Tiffany itu berakhir ketika sup abalone yang dipesan Sehun sebelum ia datang telah tersaji. Wanita itu dengan segera memakannya tanpa memperdulikan lagi pria di hadapannya yang menatapnya geli.
Oh Sehun ikut memakan supnya kemudian kala tak ada lagi ocehan dari Tiffany. Wanita itu hanya fokus pada mangkuk depannya.
"Kau ingat besok 'kan?" tanya Tiffany disela makannya.
"Hmm..." Oh Sehun menanggapi sekenanya. Terlihat tak terlalu berselera membahas tentang apa yang sedang Tiffany bicarakan kali ini.
"So?"