It's Okay - Krisfany

764 71 37
                                    

Kris tersenyum manis melihat Tiffany yang masih berbalut seragam sekolah. Matanya memicing ketika gadis itu menghampirinya.


"Sudah menunggu lama?" Kris menggeleng. Seberapa lama pun ia menunggu, Kris tak akan keberatan demi kekasihnya itu.


"Kalau begitu, ayo!" Kris menggandeng tangan Tiffany. Sedangkan gadis itu hanya tersenyum menahan malu dengan menyampirkan anak rambutnya yang menjuntai ke belakang telinga.


Mereka berjalan menyusuri jalan setapak menuju rumah Kris. Gadis itu hanya bisa menundukkan kepala sepanjang jalan. Orang yang berpapasan dengannya, tak pernah luput menatap kearah mereka.


Ayolah! Pesona Kris yang begitu memikat tak mungkin tak menarik perhatian. Apalagi, pria jangkung itu menggenggam tangan Tiffany erat. Seolah takut kehilangannya. Terkadang, Tiffany bersyukur mendapatkan pacar seorang Kris. Tampan, mapan, dan juga perhatian!


Kedua insan itu akhirnya sampai di rumah Kris. Rumah yang berada di kawasan elit itu terlihat begitu asri dengan taman kecil di depannya.


Membuka pintu dan menemukan ruang tamu yang begitu hangat. Tiffany selalu suka kesini, mengingatkannya pada rumah orang tuanya di Amerika.


Kris membuka jaketnya lalu mengajak Tiffany duduk. Gadis itu meletakkan tas sekolah disampingnya.


Ditatapnya mata tajam namun lembut milik Kris itu. Pria sejuta pesona yang mengencaninya 6 bulan ini balik menatapnya. Hingga Kris memupus jarak diantara mereka.


Ciuman yang begitu lembut itu berubah sedikit kasar. Tangan besar Kris menekan tengkuk Tiffany. Seolah tak pernah cukup dengan yang didapatnya sekarang.


Yeah ... Remaja tetaplah remaja. Jiwa muda mengalir dalam darah mereka.


Hingga pasukan oksigen yang menipis lah membuat mereka menghentikan ciuman intim tersebut. Kris mengusap lembut wajah Tiffany.


"Kau sangat cantik Tiffany," wajah gadis itu memerah. Dari sekian rayuan pria, hanya Kris yang bisa meluluhkannya hanya dengan mengatakan bahwa ia memiliki wajah yang cantik.


Kris menciumnya sebentar lalu melepasnya.


"Kau mau minum apa?"


"Terserah kau saja lah," Kris mengangguk lalu beranjak dari sana. Tiffany menyapu pandangannya ke penjuru ruangan. Kris memang tinggal sendiri, pembantunya hanya akan datang pada pagi dan sore hari.


Berselang beberapa menit, Kris datang sambil membawa 2 gelas jus apel. Pria itu pergi lagi setelah meletakkan gelas di atas meja. Beberapa bungkus makanan ringan ia bawa setelahnya.


"Minumlah," Tiffany tersenyum lalu meminum sedikit jus apelnya. Kris di sampingnya membuka makanan ringan lalu memakannya.


"Wah ... Pacarku pintar juga membuat jus!" Kris menepuk dadanya mendengar Tiffany. Merasa bangga.


"Ohh ... Kau tunggu dulu disini. Aku ingin kebelakang sebentar!" Tiffany hanya mengangguk mengiyakan.


Sepeninggal Kris, Tiffany merasa tak enak dibagian tenggorokan. Terasa panas dan begitu mencekik. Tangannya berusaha menggapai jus apelnya lalu meminumnya lagi. Namun reaksi yang ia harapkan jauh berbeda, berharap tenggorokannya sedikit dingin tapi yang didapatnya justru semakin parah. Suaranya pun susah untuk dikeluarkan.


Kris datang lalu melihat Tiffany terkejut.


"K-Kris ... A-ak-"


"Kau kenapa?"


Tiffany menggeleng tanda ia tak tahu apa yang terjadi.


"Sa-sakit..." Tiffany merangkak menuju Kris yang hanya terdiam. Hingga gadis itu menyadari ada seringai di wajah kekasihnya itu.


Kris berjongkok lalu memeluk Tiffany—masih dengan menyeringai—


"It's okay ... Ini tidak akan sakit sayang!" bisikan Kris terdengar begitu mengerikan di telinga Tiffany. Tangan gadis itu masih memegang tenggorokannya, berusaha mengenyahkan rasa panasnya.


Hingga Tiffany terkesiap ketika Kris mengeluarkan sebilah pisau. Menikam dadanya lalu perutnya. Tiffany menghembuskan napas terakhirnya sebelum Kris kembali menikam dadanya.


Sebut Kris gila atau apapun itu. Namun inilah dirinya yang sesungguhnya. Mata dinginnya menatap tajam tubuh kaku Tiffany.


"Huh ... Siapa suruh kau selingkuh dariku!"


Perhatiannya teralihkan menuju ponsel merah jambu di sampingnya yang menunjukkan pesan


'Jangan lupa janji kita besok malam sayang! Aku mencintaimu Pig!'


Kris menyeringai membacanya.


Tunggu giliranmu Jongin!



~FIN



FAILED!! ASLI NJIRRR -,- Niatnya bikin agak2 psycho or creepy(?) Gitu, tapi yah... Jiwa psycho gw gk muncul akhir-akhir ini /njirrr/

Yang ngarepin sequel dari Chanfany, maapkeun yaa itu fanfic baru jadi 80% dan belum nyampe end ✌ jadilah bikin yang baru dengan pairing antimainstream /halah/

Oke... Hope you enjoy and like it 💞

Exofany Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang