Sunbae

528 62 4
                                        

Kau berhasil mengenalkanku dengan hal baru yang disebut rindu.
Lewat tatapan yang aku sebut pertemuan.





Aku masih ingat. Pertemuan di hari rabu dua minggu yang lalu itu membawa sebaris kenangan. Sedetik tatapan yang bertubrukan dengan netraku telah kusimpan dalam ingatan.


Aku masih ingat. Dengan membawa buku kalkulus dan kamus bahasa Jepang, kau dengan percaya dirinya melaluiku. Meninggalkanku yang berbisik mengagumimu dalam diam.


Aku juga masih ingat. Sedetik tatapan yang telah kusimpan rapi dalam benak itu, dengan sukarela kugali kembali. Menambahkan kesan bahwa aku memang tertarik padamu.


Pertemuan singkat di koridor. Ohh, Apakah aku terlalu serakah jika berharap bisa bertemu denganmu lagi? Nyatanya, presensimu tak lagi kutemui setelah hari itu.


Hingga suatu hari, dengan sebotol air mineral di tangan kananmu. Kau melewati ruang kelasku dengan menebar senyum. Lalu, gadis yang kuketahui sebagai sahabat baikku itu mendampingimu berjalan bersama.


Aku terdiam. Apakah sebuah dosa jika aku berharap bisa menggantikan gadis itu? Meskipun kalimat sapa tak pernah terucap dari masing-masing bibir kita.


Ataukah, merindukan tatapan sedetik yang kau berikan padaku kala itu, merupakan hal tabu? Jika iya, aku berani menanggungnya. Demi dirimu.


Tiga hari setelahnya, kau benar-benar menghilang. Kudengar, fakultasmu sedang mempersiapkan study banding ke Jepang. Jika memang benar, aku masih disini, menunggumu.


Seminggu sebelum keberangkatanmu ke Jepang, aku melihatmu bersama sahabatku lagi. Bedanya, aku tak lagi khawatir tentang itu. Fakta bahwa kau hanya teman satu UKM sahabatku membuatku lega setengah mati.


Ahh, sangat ketara bukan kalau aku cemburu?


Lalu, kau benar-benar menghilang. Meninggalkanku bersama sebaris rindu dan setitik kenangan yang senantiasa kugali tiap malam. Meskipun aku ragu apakah dirimu menyadariku atau tidak, yang diam-diam mengagumimu ini.


Hingga satu hari sebelum keberangkatan. Aku harus terkejut mendengar kabar di pagi hari. Sahabatku itu berhasil membuatku harus memeriksakan kesehatan jantungku pada dokter. Sebaris kalimat dari gadis Jung itu membuatku harus merasakan sakit dibagian mulut karena terlalu lama tersenyum.


Tersenyum senang karena dirimu.






"Suho sunbae menanyakan nomor ponselmu, boleh kuberikan tidak?"



Rinduku terbalas. Kagumku kau sambut.


Ohh, apakah kau memperhatikanku juga sunbae?


FIN



UDAH.


Sesuai dengan apa yg aku bilang tadi, ini adalah fanfic terakhir sebelum hiatus dengan waktu yg tak ditentukan.


Aku gamau dibilang ngedrama dengan curhat mewek2 tentang Nam Taehyun disini. Ngerasain bias cowo utama di dunia kpop leave dari grup itu menyakitkan banget. Aku kuliah gk konsen, kerja pun jadi gak konsen karena berita ini.


Aku harap ini yg terakhir kalinya dunia kpop punya 'mantan'. Semoga kedepannya, gaada lagi yg keluar, gaada lagi yg bubar, gaada yg pernah ngerasain ditinggal bias kesayangan.


Dan terakhir buat Nam Taehyun, You're always be remembered as our lovely maknae who have made so many great songs, so dedicated to Winner, has warm heart 😃 And of course, we will always support you Nammie.


#ThankYouTaehyun
We love you no matter what —Inner Circle

Exofany Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang