Dependent

464 67 19
                                    

Sebagai gadis yang baik, memberi saran pada seorang sahabat bukanlah suatu hal yang dilarang kan?


Meskipun pada kasus ini, ia sendiri minim pengalaman tentang percintaan. Tapi berdasarkan logikanya yang cerdas, Tiffany rasa memberi saran tentang percintaan tak masalah baginya.


Adalah Kim Minseok, temannya semenjak sekolah dasar itu mengaku telah jatuh cinta.


Dan sebagai teman yang baik, tentu Tiffany akan memberikan saran yang baik pula kan?


"Jadi, kira-kira apa yang harus kukenakan pada kencan pertama?"


Perlu dicatat, Kim Minseok adalah seorang amatir dalam hal seperti ini.


Tiffany tersenyum dan menatap Minseok hangat.


"Itu tergantung!"


Minseok mengernyit.


"Tergantung apakah gadis yang kau sukai juga menyukaimu atau tidak, kalau dia juga menyukaimu, kau pakai piyama pun tak masalah."


Minseok mengangguk untuk menanggapi.


"Kalau ternyata dia tak menyukaiku?"


Tiffany lalu berpikir sejenak dan menatap Minseok intens.


"Kau harus tau seperti apa tipenya!"




...




Kim Minseok dengan keingin tahuannya itu terus menerus mengejar Tiffany dengan berbagai pertanyaan. Kendati gadis itu selalu menjawab pertanyaannya dengan kalimat yang sama. Tergantung.


"Aku harus memberikan apa? Coklat atau bunga? Atau boneka?"


Gadis berponi itu menghela napas. Ia sudah lelah mendengar pertanyaan-pertanyaan dari Minseok.


"Itu tergantung, Kim Minseok!"


"Lagi?"


Minseok menganga tak percaya. Jawaban yang sama lagi?


"Begini, kau hanya membawa permen pun ia pasti akan suka, selagi dia menyukaimu juga Minseok!"


Minseok menggaruk tengkuknya sambil berpikir menerawang.


"Dan ka—


"Dan kalau dia tak menyukaimu, itu merupakan pekerjaan rumah untukmu mencari tau apa yang ia sukai!"


Selaan dari Tiffany itu sukses membuat Minseok meringis. Pria pendiam sepertinya harus mencari tau tentang gadis yang disukainya? Bisa bayangkan bagaimana gugupnya Minseok nanti?




...




Kim Minseok yang polos itu sedikit demi sedikit mulai berubah. Setidaknya hal itulah yang dipikirkan Tiffany.


Bukan berubah secara sifat, ataupun berubah secara penampilan. Bagi Tiffany, Kim Minseok kini telah berubah menjadi pria dewasa yang mulai mengenal arti cinta.


Kim Minseok yang selalu Tiffany anggap masih bayi dan ingusan itu perlahan mulai mencari jati dirinya. Dan Tiffany belum siap dengan segala kemungkinan yang ada.


"Menurutmu, aku harus membawa dia jalan-jalan kemana? Mall? Taman hiburan? Atau sungai Han?"


Entah kenapa, menghela napas menjadi kegiatan favorit Tiffany akhir-akhir ini. Gadis itu menutup novelnya dan mengatakan hal yang sesuai dengan pikiran Minseok.


"Tergantung."


Kini berganti Minseok yang menghela napas.


"Tergantung apa lagi? Dia menyukaiku atau tidak?"


Tiffany mengangguk dengan disertai senyuman.


"Bahkan jika hanya kau ajak keliling komplek atau duduk di trotoar sambil menghitung kendaraan yang lewat pun ia pasti senang, se—


"Selagi ia menyukaiku kan?"


Tiffany kembali tersenyum dan membuka novelnya.


"Nah, itu kau tau!"




...




Tiffany rasa, Kim Minseok itu bukanlah pria yang penuh dengan kejutan. Dan selama berteman dengannya, pria itu selalu memilih opsi menjadi introvert daripada menjadi pria yang akan berbicara blak-blakan. Ia juga bukan sosok romantis yang selalu digambarkan sebagai pujaan gadis-gadis remaja seusianya.


Hingga semuanya berubah ketika malam itu datang. Dengan piyama putih garis-garis dan satu lolipop dengan pita berwarna biru sebagai hiasan, Kim Minseok berhasil menjungkir balikkan dunia Tiffany.








"Tiffany Hwang, ayo jalan-jalan mengitari komplek dan berkencan denganku!"



FIN


Kalo gw jadi Tiffany sih ambyar on the spot 😂😂😂


lu yakin amat bang si Tiff juga suka sama lu 😂🔫🔫


Tapi pake piyama doang tetep ganteng kok kamu pastinya 😳


Btw, ku lagi krisis cowo :')))


Udah, gitu aja :')))


See ya~

Exofany Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang