Tiffany menatap datar luar kampus. Sesekali ia menghembuskan napas sambil repot menenteng kamus tebal di tangan kirinya.
Setidaknya, ia mendengarkan ucapan Wendy untuk membawa payung tadi pagi. Dan sesuai ramalan, hujan deras mengguyur kali ini. Ia baru saja akan membuka payung sebelum seseorang menepuk pundaknya.
Tiffany menghela napas berat. Di sampingnya, Kim Jongin tersenyum lebar sambil menenteng tas punggungnya.
"Mau pulang bersamaku tidak?" Tiffany memutar mata dan menatap Jongin malas.
"Tidak, terima kasih!"
Jongin mengikis jarak diantara mereka hingga bahunya bersentuhan dengan Tiffany.
"Kalau menumpang payungmu sampai gerbang kampus, boleh tidak?"
Tiffany yang akan membuka payungnya terhenti oleh ucapan Jongin. Dialihkan pandangannya dan menatap Jongin malas.
"Tidak boleh!" Tiffany menggerutu dalam hati. Kim Jongin, anak fakultas Sastra itu tak pernah berhenti mengejarnya semenjak sebulan yang lalu. Dan Tiffany risih dengan itu semua.
"Kalau jadi pacarku, mau tidak?"
Tiffany hampir menganga mendengarnya. Anak ini benar-benar!
"Kau mau mati?!"
Jongin hanya terkekeh mendengar lontaran Tiffany. Dirangkulnya wanita itu lalu membuka payung biru milik Tiffany.
"Sudahlah, ayo!"
Tiffany tersenyum tipis mengingat kejadian seminggu yang lalu itu. Ia menggelengkan kepala berusaha mengenyahkan ingatan tentangnya. Hingga denting garpu dan pisau menyadarkannya dari lamunan.
"Kau tidak makan?"
Tiffany menatap lembut pria di depannya. Oh Sehun, pria yang telah bersamanya selama dua tahun itu mengunyah makanannya dengan tenang. Tiffany lalu mengiris daging steak yang ia abaikan beberapa waktu yang lalu.
"Kau terus-terusan mengingatnya, jangan bilang kau ada rasa padanya?!"
Tiffany tersenyum menanggapi.
"Memangnya kenapa? Kau cemburu?" Sehun tersenyum lalu mengacak rambut Tiffany gemas.
"Eiyy ... Tentu tidak! Aku tau kau tak akan begitu!" Tiffany mengiyakan dalam hati. Tentu saja begitu, apapun yang terjadi hanya Oh Sehun yang ada dihatinya.
"Eoh ... Ini enak sekali!" Tiffany tersenyum mengejek mendengarnya. Ia lalu menyuapkan sepotong daging ke arah Sehun yang diterima baik oleh pria itu.
"Sepertinya kita bisa menghemat pengeluaran bulanan kita, Tiff!"
"Hmm ... Sepertinya kau sangat senang," Tiffany memakan potongan terakhir dari steaknya lalu menoleh kearah televisi di ruang tengah. Benar kata Sehun, sepertinya mereka bisa menghemat banyak uang untuk bulan ini.
"Dagingnya enak sekali, terasa begitu lembut. Apa karena dia sering olahraga?" Sehun meminum winenya hingga tandas.
"Entahlah, bukankah dia atlet basket di kampus?" Sehun mengangguk mengerti. Pria itu lalu menoleh kearah yang sama dengan Tiffany dan tersenyum sinis.
Tiffany berdecak. Seharusnya Jongin tak mengabaikan ucapan gadis itu minggu lalu jika tak mau benar-benar mati. Dan lihatlah akibatnya sekarang, ia harus menerima kenyataan bahwa dirinya menjadi hidangan makan malam mereka kali ini.
"Ck ... Kau buang saja pajangan itu! Aku tak mau melihatnya!" Tiffany mengangguk sambil meringis. Disana, kepala Kim Jongin yang terbungkus plastik transparan bertengger manis di atas televisi.
"Kau ganti saja dengan Luhan! Eoh, atau Kris juga boleh! Yang terpenting jangan Jungkook dan Taehyung, aku benci melihat mereka!" Tiffany berdiri lalu menghampiri pajangan mereka untuk diganti.
Jangan salahkan Tiffany untuk kasus ini. Salahkan saja Sehun yang tak bisa melihat gadisnya itu digoda oleh pria lain. Sehun tak akan segan untuk menghabisinya. Dan yah, membunuh adalah cara terampuh bagi pria itu.
Bukankah seharusnya Jongin mendengarnya? Ucapan Tiffany itu tak pernah main-main! Sangat disayangkan atlet basket sepertinya harus meregang nyawa secepat itu, ditambah lagi tubuhnya menjadi santapan makan malam kali ini.
Oh Sehun menyeringai, ia tak akan pernah menyesal dengan apa yang dibuatnya.
FIN
Muehehehehehe
Ini apaan coba?Entah kenapa nulis ini sambil makan tuh sensasinya beda yah, kayak ada enek-enek pengen muntah gitu -,-
Maklumi lah yaa, otak2 psycho lagi muncul belakangan ini -,-Ehh tapi, gasampe bikin muntah sih, ga parah kok 😌
Ada yg punya otak psycho juga? Kasih saran buat next cerita dong, lagi pengen bunuh karakter nih hehehe /bercanda/ -,-
Btw, jangan pada nanyain Path kapan dipublish lagi yak -,- boro2 dipublish, direvisi aja belum 😅😅