I Just Wanna - Lufany

1.1K 88 39
                                    

Luhan mengerucutkan bibir sedangkan wanita di depannya itu masih asyik dengan kegiatannya. Dicoba memanggilnya namun hasilnya nihil. Pria itu mencoba menarik bajunya dan itu sukses membuatnya menoleh kearahnya.

"YA!! Hentikan Lu!!" Tiffany mengerang ketika Luhan menariknya untuk menghadapnya.

"Aku bosan noona!! Kenapa aku harus menunggu disini sedangkan kau sibuk dengan bunga-bunga itu?!" Tiffany menghela napas. Mereka berada di florist milik Tiffany, wanita itu mengundang Luhan untuk datang tapi ia justru sibuk dengan bunganya.


"Tak akan kubiarkan kau menyentuh bungaku Lu!! Jadi kau duduk saja yang manis okee," Kini Luhan yang menghela napas. Wanita itu tak pernah mengijinkan tangan Luhan untuk bersentuhan langsung dengan bunganya. Alasannya? Sangat simple! Itu karena Luhan tak tahu cara mengurus bunga. Ia pernah memotong seluruh tangkai dari pohon mawar putihnya dan itu sukses membuat Tiffany menjerit. Heol!!

Tiffany bangkit dari kursinya lalu menghampiri Luhan.

"Ini. Kalau hanya menyiram kau bisa kan?"

Tiffany menyerahkan gembor berwarna biru muda pada Luhan. Dan pria itu menerimanya dengan malas.

"Setelah ini noona ikut aku ya?" Tiffany menaikan alisnya mendengar Luhan. Pria itu selalu membawanya ke tempat yang aneh-aneh.

"Kemana? Jangan bilang kau membawaku ke peternakan babi lagi!"

Tawa Luhan pecah mendengar Tiffany. Pria tampan itu jadi ingat ketika ulang tahun Tiffany ke dua puluh tiga ia membawa wanita itu ke peternakan babi karena ia merengek ingin pergi ke tempat yang penuh dengan warna pink.

"Memangnya kenapa? Disana banyak warna pink kan? Lagi pula noona harusnya beruntung karena aku membawa noona ke peternakan modern!!"

"Dasar! Memang kau mau membawaku kemana?" tanya Tiffany sambil memberi pupuk ke dalam pot bunga Matahari.

Luhan tersenyum lalu menatap punggung Tiffany yang membelakanginya.

"Kencan sehari ... Denganku."



Dating a Day
Bicyle, Han's River, and You.



Tiffany berlari mengejar Luhan yang menuju ke sebuah taman di tepi sungai Han. Pria itu akhirnya menghentikan dirinya ketika terdengar seruan dari Tiffany.

"Xi Luhan! Berhenti atau kulempar sepatuku!"

"Maka dari itu! Cepatlah noona!"

Luhan menunggu Tiffany lalu berjalan bersama ke sebuah penyewaan sepeda. Tiffany bilang ia ingin belajar sepeda.

"Awas saja sampai kau lepaskan Lu! Akan kupukul kepalamu! Ya!! Aku serius Xi Luhan!"

Luhan hanya tertawa mendengar ocehan Tiffany. Pria itu lebih memilih menaiki sepeda yang Tiffany bawa.

"Ayo! Aku bonceng saja! Noona pasti akan mengomel terus kalau-kalau nanti kulepaskan."

Tiffany mendengus lalu mulai berjalan kearah depan untuk duduk. Mengingat sepeda yang mereka sewa tak memiliki tempat boncengan di belakang. Luhan mulai mengayuh sepedanya sedangkan Tiffany hanya memejamkan matanya sambil memegang stang sepeda erat. Sedangkan Luhan tersenyum samar sambil menghirup aroma berry dari shampoo Tiffany.

"Buka matamu noona. Ini sangat indah," bisik Luhan ke Tiffany. Wanita itu perlahan-lahan membuka matanya dan terperangah ketika melihat bias cahaya matahari yang terpantul di sungai Han. Matahari musim semi tak terlalu membakar kulitnya, hingga ia tak perlu khawatir akan perubahan kulit nantinya.

Exofany Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang