RYAN POV
Ku rasakan tangan lembut menepuk nepuk ku, perlahan ku buka mata tapi sulit sekali rasanya..
Ku putuskan untuk kembali tidur, namun.."shit,,hari ini aku ada rapat penting" umpat ku,
Aku pun segera turun dari ranjang menuju kamar mandi,,setelah beberapa saat ku keluar..
Ku lihat setelan jas kerjaku telah tersedia rapi di tempat tidur,, tak berpikir lama aku pun mengambil nya.
Dan segera turun, atau ibu akan teriak teriak gk jelas.Ku lihat di meja makan telah tersedia sarapan,
"Morning sayang.." ucap ibuku,
"Morning Bu,"
"Maaf,ibu kesiangan..Untung saja ada seira..kalau tidak ibu pasti kerepotan.." ucap nya,sekaligus mengagetkan ku.
"Seira? Bukan nya dia lagi di rumah nya?"
"Iya, tadi dia datang pagi pagi sekali..waktu ibu bangun,dia udah di dapur siapin sarapan..kamu juga kan ada rapat pagi ini, seira bilang ke ibu.." ucapnya.
Aku cuma mengangguk,berarti dia yang bangunin aku tadi..
"Ini..kopi mu,," ucap seira menyodorkan.
"Oh..thanks," ucapku. Setelah itu aku pun berangkat ke kantor.
____"Seira..ibu mau bertanya sesuatu..boleh?" tanya ibu tiba tiba mengagetkan seira.
"Tentu..apa itu ibu?" ucap seira penasaran.
"Apa kamu belum bisa mencintai Ryan?" tanya ibu hati hati, membuat seira gugup,tidak tahu harus berucap apa.
"Ibu,kenapa tiba tiba menanyakan itu'' ucap seira.
" yah ibu cuma mau tau sayang.. Melihat hubungan kalian tetap dingin satu sama lain." ucap ibu.
Lama seira terdiam,tak tau harus menjawab apa.
"Maaf kan ibu,kalau terkesan ikut campur urusan kalian,, tapi, ibu juga hanya ingin kau bahagia dengan Ryan.." ucap ibu lagi.
"Aku .. Aku.." ucap seira terbata.
"Tak perlu buru buru sayang,, ibu tau masih sangat sulit bagimu untuk menerima Ryan, apa lagi pernikahan kalian yang cukup mendadak,,tanpa sempat kalian kenal satu sama lain..dan ibu juga akan selalu berdoa untuk kebahagiaan kalian." ucap ibu membelai rambut seira.
Dan setelah itu mereka kembali ke rutinitas masing masing.
_____
SEIRA POV
Perasaan tidak tenang menghantui ku.. Melihat kemarahan Ryan tadi, membuat ku susah tidur..
ah,shit,,kenapa jadi ku merasa bersalah begini.Ku paksakan diri untuk tidur,,meski sulit.
Saat ku buka mata,ku lihat jam menunjukkan pukul 05:00..
Aku pun turun dari tempat tidur menuju kamar mandi, mandi dan bersiap..Kemudian ku turun ke bawah,, suasana hening,mungkin mam belum bangun.
Aku berlalu ke garasi, menaiki mobil ku,lalu berangkat ke rumahnya Ryan.
Setelah sampai ku parkir mobilku di halaman,"Pagi,,non seira.." tegur mang Ahmad, dia tukang kebun di rumah Ryan.
"Pagi juga mang,,apa ibu sudah bangun?" tanya ku.
"Sepertinya, nyonya belum bangun non," ucap mang Ahmad.
"Oh..tumben banget ibu belum bangun..yah sudah mang saya masuk dulu." ucapku.
Sesampai di dalam, suasana hening. Ternyata memang ibu belum bangun.
Aku pun beranjak naik ke kamar ku, untuk membangunkan Ryan pastinya.Ku tepuk-tepuk pundaknya,, setelah beberapa saat menunggu,dia akhirnya bangun dan menuju kamar mandi.
Setelah itu kubuka lemari dan mengambil kan setelan jas kerja Ryan dan ku letakkan di ranjang.Lalu, aku pun turun menuju dapur menyiapkan sarapan.
"Seira..kamu pulang sayang,maaf ibu kesiangan.." ucap ibu mengagetkan ku.
"Iya Bu,,tadi jam 5 ke sini nya..takutnya Ryan lambat bangunnya,katanya dia ada rapat pagi.." ucapku.
"Oh gitu..trus Ryan nya udah bangun?" tanya ibu lagi.
"Iya Bu,, udah saya bangunin tadi." jawab ku.
Setelah ibu pergi,ku lanjutkan masaknya.
Sampai akhirnya Ryan turun dan mulai sarapan lalu berangkat kerja.Setelah perbincangan dengan ibu di meja makan,, memikirkan setiap ucapan ibu.
Memang benar sampai sekarang pun aku dan Ryan tidak banyak berubah.. Meski usia pernikahan kami telah menginjak 1 tahun.
Kami sama sama sibuk dengan urusan masing-masing, saling acuh, yah mungkin sebagai istri aku masih melakukan tugasku, seperti menyiapkan makanan, dan pakaian Ryan,,tidak lebih dari itu.Dan juga aku sedikit tenang karena kedua orang tua kami, tak pernah menuntut apapun,seperti ingin cucu misal nya,, karena jujur itu masih sangat sulit bagiku.
Aku belum bisa sepenuhnya membuka hatiku, belum bisa.
Dan juga Ryan seperti nya gk terlalu menuntut sebagai suami.Kami memang sekamar,seranjang.. Tapi,saling tidak peduli.
Meski kadang aku takut kalo Ryan sampai berbuat apa-apa pada ku.Yah wajar sih,kita suami-istri tapi,aku belum siap rasanya.
Untungnya dia cuek aja,entah cuek atau memang dia tak tertarik padaku.______
Maaf pendek cerita nya,,udah agak lelah nulis nya nih..
Sampai ketemu di episode selanjutnya..
Jangan bosen bosen vote nya.
Thanks dah mampir baca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Kedua (Completed)
RomanceWarning!! Beberapa part di private, Kehilangan,sangatlah menyakitkan. Butuh waktu seumur hidup untuk bisa melupakan nya,namun seiring berjalannya waktu tangis kehilangan itu perlahan menjadi tangis bahagia untuk seira. Kehilangan cinta pertama membu...