You In Danger 8 : We Are Bulletproof IV

5.5K 656 23
                                    

Rumah, pukul 11.01.

"Jungkook-ah!! Apa kau sedang sibuk?" teriak Jin dari arah dapur. Dirinya hendak menyiapkan makanan untuk makan siang nanti dan kelima temannya belum menyelesaikan urusan mereka di kantor polisi, sehingga di rumah hanya ada ia dan Jungkook sejak kepulangan mereka dari toko, jadi yang bisa dimintai bantuan oleh Jin adalah Jungkook.

Dari arah kamar, Jungkook bisa mendengar panggilan hyung-nya, dengan segera ia menghampiri Jin. "Apa kau memerlukan bantuan?" tanya Jungkook kepada Jin sesampainya di dapur.

"Ya. Tolong bantu aku memasak, karena aku yakin sebentar lagi yang lain akan pulang, apalagi sekarang sudah mendekati jam makan siang," balas Jin yang sedang sibuk memasukan sayuran dan teman-temannya ke dalam lemari es.

"Apa yang bisa ku bantu hyung?"

"Mencuci beras, kupas kulit bawang merah, bawang putih, dan bawang bombai. Sementara kau lakukan itu dulu, jika sudah selesai kau bisa bertanya lagi tugas selanjutnya."

"Baik."

Sudah lewat setengah jam, mereka berdua hampir mendekati kata selesai, tinggal menunggu nasi matang, karena semua lauk pauk serta sayuran sudah beres. Dan saat itu pula kelima teman mereka pulang dengan membawa katung plastik berisi es krim. Cuaca memang sedang panas, tidak heran jika mereka pulang membawa sesuatu yang dingin. Pasti mereka tergoda untuk membeli es krim saat melihat ada anak kecil yang sedang memakan es krim saat berpapasan. Terutama yang mudah tergoda dengan sesuatu yang anak kecil suka adalah Taehyung, laki-laki yang sudah dewasa itu sikapnya tidak pernah dewasa. Bahkan ia kalah dewasa dengan Jungkook yang lebih muda darinya, ia tidak pernah berhenti bersikap konyol.

Ketika Taehyung mencium aroma masakan Jin yang membuat air liurnya terus keluar itu, ia langsung menuju ke arah dapur. Ia tersenyum ketika melihat pemandangan indah di meja makan. Beberapa mangkuk berisi makanan itu terus membuat perut Taehyung membunyikan drumband di dalam perutnya.

"Jangan duduk! Ganti bajumu dan cucilah tangan dan kakimu, baru kau bisa duduk di sana!" cegah Jin kepada Taehyung yang hendak duduk di kursi makan.

Taehyung mengerucutkan bibirnya mendengar ocehan Jin yang sering ia dengar hingga bosan itu. Kemudian ia berjalan menuju kamarnya untuk mengganti pakaian dilanjut dengan kegiatam mencuci tangan dan kaki. Namjoon, Yoongi, Hoseok, dan Jimin tidak akan melakukan hal yang sama seperti Taehyung, tentu mereka lebih dewasa, sepulang dari bepergian mereka langsung berganti pakaian dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangan dan kaki tanpa di suruh oleh Jin.

•••

Rumah, ruang tengah, pukul 12.16.

Perut mereka sudah terisi penuh oleh makanan yang di masak oleh Jin dan Jungkook. Sekarang mereka sedang berkumpul di ruang tengah untuk membicarakan tentang kasus yang akan mereka tangani besok.
Sayangnya hal itu terhambat karena Taehyung dan Hoseok mengusulkan untuk makan es krim terlebih dahulu. Yang lain setuju, bahkan sangat setuju. Jadi acara membicarakan kasus ditunda untuk beberapa menit. "Habiskan es krim ini dulu, nanti baru kita bicara," ucap Namjoon yang tangannya tidak lepas dari mangkuk dan sendok es krim.

Yoongi yang pertama kali menyelesaikan makan es krimnya, dan yang terakhir adalah Jimin. Sekarang mereka sudah siap untuk memulai diskusi kecil mereka.

"Yang ku dengar dari polisi Kim, pencuri pistol itu bersekongkol dengan salah satu polisi baru di sana," kalimat awal yang di ucapkan Namjoon membuat Jin dan Junhkook mengerutkan kening mereka. Mereka sama bingungnya seperti yang lain ketika pertama kali mengetahui bahwa ada seorang pencuri yang bersekongkol dengan seorang polisi.

"Bagimana bisa?" tanya Jungkook.

"Polisi tersbut bernama Kim Jongdae, ia adalah adik sepupu polisi Kim. Jadi, polisi Kim mempunyai seorang paman laki-laki, ia sangat baik terhadapnya. Bahkan beliau yang menjadikan polisi Kim mendapatkan jabatannya seperti sekarang ini. Sayangnya beliau sudah meninggal beberapa bulan yang lalu. Sekarang keluargnya hanya bergantung pada anak laki-lakinya yang bernama Kim Jongdae itu, karena merasa iba, polisi Kim menjadikannya seorang polisi setelah ia memberikan beberapa pelajaran mengenai kepolisian kepadanya secara privat. Dan ternyata dulunya dia adalah anak yang nakal dan bergaul dengan orang-orang yang berstatus penjahat."

"Jadi yang mencuri pistol-pistol itu adalah teman-teman Kim Jongdae? Apa maksudmu Kim Jongdae itu mengkhianati polisi Kim?" tanya Jungkook.

"Bukan menkhianati, hanya saja ia sedang mendapat hukuman dari teman-teman gengnya yang dulu karena keluar dari geng tersebut. Tentu mau tidak mau Jongdae harus menerima hukuman tersebut," jawab Namjoon. Jungkook menghela nafasnya dengan berat. Ada banyak pertanyaan yang melintas di otaknya hingga ia bingung harus bertanya yang mana dulu, akhirnya ia mengatakan, "hyung.. tolong ceritakan semuanya dengan jelas tanpa aku harus bertanya berkali-kali."

"Hahahah.. baiklah," tawa Namjoon ketika melihat ekspresi frustasi Jungkook yang justru terlihat menggemaskan.

"Dulu Kim Jongdae adalah salah satu dari anggota geng yang suka melakukan kejahatan. Ia melakukannya untuk bersenang - senang. Kemudian karena ayahnya meninggal, ia diangkat menjadi polisi dan harus keluar dari geng tersebut. Masalahnya, geng tersebut mempunyai aturan dimana saat anggotanya keluar dari geng, maka ia harus dihukum dengan cara melakukan apa saja yang disuruh oleh ketuanya atas kesepakatan anggota. " Ucap Namjoon kepada Jin dan Jungkook dengan kening yang berkerut. Yang lain menganggukkan kepala dengan kompak.

"Dan Kim Jongdae disuruh untuk membantu mereka mencuri pistol?" Tanya Jungkook.

Namjoon menganggukkan kepalanya.

Hoseok menggelengkan kepalanya tidak percaya. "Whoaaa benar - benar minta dibunuh ya mereka. Mau digunakan untuk apa pistol - pistol itu? Sangat berbahaya jika senjata berada di tangan mereka!" Hoseok sangat emosi kali ini. Dia sangat mengkhawatirkan masyarakat yang tidak berdosa jika harus mati tertembak oleh anggota geng kurang kerjaan itu.

"Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Jin kepada Namjoon.

"Untuk sekarang bersiaplah untuk tidur. Pukul 2 pagi kita harus bangun. Pukul 4 kita akan pergi ke markas mereka untuk menangkap atas tuduhan mencuri senjata dan atas kejahatan - kejahatan lainnya." Perintah Namjoon kepada BTS.

Mereka tersenyum mendengar perintah sang ketua. Tidak sabar rasanya untuk memukul wajah mereka hingga lebam.

"Ohh ada satu lagi. Hampir saja lupa, ini juga penting. Jadi besok tidak hanya kita yang menyerbu markas geng itu. Walaupun hanya kita sudah cukup, polisi Kim juga mengirimkan pasukannya. Salah satunya adalah Kim Jongdae." Ucap Namjoon yang mendapat tatapan heran dari Jin. Seperti biasa Jungkook langsung mengerti situasi yang ada.

"Polisi Kim ingin menguji kesetiaan Jongdae. Benar?" Tanya Jungkook kepada Namjoon.

"Yup." Jawab Namjoon.

"Maksudnya?" Tanya Jin yang masih tidak mengerti.

"Jongdae menjadi polisi karena keluarganya tetapi kali ini dia melawan teman - teman gengnya. Bukannya wajar jika Jongdae sedang bimbang kali ini?" Ucap Jungkook menjelaskan.

"Mana mungkin harus bimbang? Menjadi polisi itu tugas yang mulia dan penting untuk melindungi masyarakat. Kalau jadi dia, aku tidak segan memasukan teman satu gengnya ke dalam penjara dengan tanganku." Ucap Taehyung.

"Itu kalau kau! Beda dengan Jongdae yang setia kawan! Dia pasti sedang frustasi saat ini." Ucap Hoseok.

Taehyung tersenyum. Ia menyadari kebodohannya sendiri.

"Ini masih sore, apa kita benar - benar harus tidur sekarang juga?" Tanya Jimin kepada Namjoon.

"Aku akan tidur sekarang." Ucap Yoongi sambil bangkit dari duduknya. Ia berjalan meninggalkan yang lain menuju kamarnya diikuti oleh tatapan anak - anak BTS.

"Biarkan dia istirahat, tidurnya sangat tidak teratur dan tidak pernah 8 jam seperti orang normal. Lihat! Matanya saja sudah memperlihatkan bagaimana cara dia tidur." Ucap Jin.

"Aku main game sebentar, pukul delapan aku akan berbaring di ranjangku. Oke!?" Ucap Jimin sambil berdiri dari duduknya. Sebelum benar - benar meninggalkan ruangan, Jimin menatap Namjoon untuk meminta persetujuan.

Namjoon menganggukkan kepala.

"Yesss!!!" Ucap Jimin lalu melangkah menuju kamarnya.

"Aku ikut!!!" Teriak Taehyung.

To be continue

Satu kata untuk readers "Maaaaaffffff". Maaf aku terlalu lama untuk ngga update. Karena sekarang aku lagi free, akan aku usahakan untuk update. Selamat membaca ^_^

Salam A.R.M.Y

[FF BTS] You In DangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang