You In Danger 4 : Danger IV

7.9K 903 85
                                    

"Boleh aku lihat kartu namamu?" pria tersebut tersenyum ramah layaknya seorang penjual yang sedang menawarkan barang kepada pembeli.

Dengan segera Jungkook melangkah maju berniat menyelusuri rumah tua yang minim penerangan tersebut untuk mengalihkan pembicaraan agar pria didepannya tidak mengetahui identitasnya. Jungkook berjalan sambil melihat-lihat dengan gaya santai agar misi penyelidikannya tidak terlalu jelas terlihat. Semakin melangkah maju, semakin jelas pula sosok benda panjang menyerupai tempat tidur yang lebih mirip seperti ranjang operasi.

"Ruang operasi?" dalam hati Jungkook bertanya pada dirinya sendiri. Ya, jelas sekali bahwa ruangan tersebut adalah ruangan yang mirip atau bahkan sama persis seperti ruang operasi. Apalagi disamping ranjangnya terdapat sebuah meja berukuran sedang yang diatasnya tertata rapih alat-alat yang digunakan untuk melakukan operasi.

Pria tersebut mengikuti langkah Jungkook dengan sedikit perasaan curiga. Kemudian ia bertanya untuk yang kedua kalinya, karena pertanyaan pertamanya tidak memperoleh jawaban, "Maaf, boleh aku lihat kartu namamu?" pertanyaannya membuat Jungkook berhenti melangkah, dan sepertinya ia akan menjawab pertanyaan pria tampan dan tinggi itu.

"Aku kemari sengaja tidak membawa dompet, jadi maaf aku tidak bisa memberikanmu kartu namaku sekarang." Jungkook berkata jujur, dirinya memang meningkalkan dompetnya di mobil, sehingga ia mengatakan bahwa dirinya tidak membawa dompet. Ia hanya mengantongi pistol, borgol, dan handphone. Jungkook tidak mungkin mengatakan bahwa dompetnya berada dimobil yang terparkir di depan, karena jika ia mengatakannya, pasti pria tersebut menyuruh Jungkook untuk mengambilnya sekarang juga, jadi lebih baik ia berbohong sedikit seolah dompetnya tertinggal dirumahnya. Tepat saat Jungkook selesai menjawab, sebuah handphone bergetar dari balik kain yang melekat dikaki pria tinggi itu.

Ddrrrtttt... drrrtttt...
Dddrrrrttttt... ddrrtttt...
Ddrrrrtttt...

Dengan gerakan kilat, pria itu mengambil ponsel berwarna gold dari saku celananya. Sepertinya pria tersebut terlihat antusias setelah mngetahui siapa yang menelponnya, terlihat sangat jelas bahwa dirinya senang ketika menatap layar ponsel buktinya saat ini ia sedang tersenyum sumringah, kemudian ia segera mendekatkan poselnya ke telinga sebelah kananya untuk memulai percakapan dengan sang penelpon.

"Selamat malam tuan Kim? Seperti yang anda minta, saya sudah menyiapkan satu hati dan satu jantung. Ada bisa mengambilnya besok pagi," ucap pria tersebut kepada seseorang yang ia panggil 'tuan Kim'.

"..."

"Ginjal?" pria itu sempat berfikir sejenak yang akhirnya menatap Jungkook sambil tersenyum.

"Baik tuan Kim, saya janji besok pagi semuanya sudah beres sesuai permintaan tuan," lanjut pria tersebut sambil mengangguk-anggukan kepala. Lalu beberapa detik kemudian ia mematikan ponselnya, disusul dengan tatapan ramahnya yang penuh arti kepada Jungkook.

"Aku rasa aku harus melakukan 'itu' sekarang, karena pelangganku membutuhkannya besok pagi. Apa kau sudah siap?" belum sempat Jungkook menjawab, pria itu sudah menjawab pertanyaannya sendiri dengan berkata, "Aku yakin kau sudah siap, karena kau datang kesini memang untuk pergi ke surga kan? Jadi, tolong buka pakaianmu dan tidurlah diranjang itu!"

Kini Jungkook sudah mengerti dengan masalah yang melatar belakangi kasus orang bunuh diri dengan jasad yang tidak ditemukan. Potongan-potongan puzzle sudah terkumpul, sekarang ia siap bertempur untuk menyatukannya agar puzzle itu menyatu dengan sempurna.

CHEER UP BABY CHEER UP BABY
Jom deo himeul lae
Yeojaga swipge mameul jumyeon andwae
Geuraeya niga nal deo johahage doelgeol

Dering ponsel Jungkook berbunyi dengan musik kesukaannya yang dinyanyikan oleh Twice, karena ia memang menyukai girl grup yang anggotanya secatik bidadri terdebut.

[FF BTS] You In DangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang