Rumah sakit, 21.48.
Setelah memastikan Namjoon benar-benar tertidur dengan lelap, keenam anggota BTS lainnya pergi meninggalkan kamar. Mereka semua pergi menuju kantin rumah sakit untuk suatu kepentingan. Kepentingan yang tidak boleh mereka tinggalkan, karena kepentingan tersebut menyangkut keselamatan masyarakat. Kim Jong In. Mereka akan membicarakan bagaimana cara menangkap Kim Jong In, si ketua geng yang sebenarnya. Orang yang sudah membentuk sebuah perkumpulan yang dapat membahayakan masyarakat.
Ketika keenam anggota BTS telah sampai, mata Jimin menyapu seluruh ruangan kantin, mencari tempat yang nyaman dan aman untuk berdiskusi dengan anggota BTS. Membahas hal-hal penting yang sangat rahasia. Tidak sebebas ketika mereka sedang di rumah, di rumah sakit, mereka harus hati-hati dan waspada. Jangan sampai ada orang yang tahu dengan apa yang dibicarakan mereka. Mata Jimin berhenti di sebuah bangku yang letaknya di pojok kantin. Kebetulan di sana tidak ada yang mendudukinya. Semua yang pergi ke kantin lebih memilih tempat yang dekat dengan kasir ketimbang di pojok.
"Ayo kita ke sana," ajak Jimin kepada yang lain, tangganya menunjukan tempat yang dia tuju.
Mereka berjalan menuju tempat yang di tunjukan oleh Jimin. Sebuah meja berbentuk persegi panjang berukuran sedang, dengan kursi panjang yang berada di kedua sisi meja diletakan berhadapan.
Setelah semuanya duduk dengan nyaman, tanpa basa-basi Jimin langsung memulai diskusinya.
"Kita harus segera menangkap Kim Jong In. Aku khawatir jika dia terlalu lama bebas di luar sana. Entah apa yang dia lakukan, pasti dia akan selalu membuat masalah." Ucap Jimin dengan pelan dan hati-hati. Tetapi nadanya penuh dengan kebencian dan ketidaksabaran.
"Seharusnya dia dipenjara seumur hidup, setelah apa yang dia lakukan enam tahun yang lalu, bukannya hanya lima tahun penjara. Sayangnya saat itu kita belum dewasa dan belum di bentuk BTS. Polisi, pengacara, jaksa, dan hakim mengurusnya dengan terlalu baik. Bayangkan, dia yang masih siswa sekolah beraninya memperkosa teman sekelasnya lalu ia bunuh dan mayatnya ia buang di semak-semak. Laki-laki gila!" Ucap Taehyung menggebu-gebu sambil memukul meja didepannya beberapa kali.
"Tenanglah Taehyung-ah!! Jangan ribut!" Hoseok memarahi Taehyung sambil mencubit pipinya dengan keras.
"Maaf Hyung, aku hanya terbawa suasana.." Ucap Taehyung sambil menahan emosinya.
"Benar, kita harus menangkap Kim Jong In sesegera mungkin. Tapi bagaimana dengan Namjoon-hyung? Kondisinya tidak memungkinkan untuk bertugas saat ini." Ucap Jungkook dengan penuh kebimbangan atas apa yang terjadi saat ini. Situasinya terlalu rumit.
Suasana hening, mereka berenam sedang dalam pikirannya masing-masing. Memikirkan cara yang terbaik untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi saat ini. Bagaimana baiknya dan bagaimana solusinya. Itulah yang mereka pikirkan.
"Kita lakukan saja tanpa Namjoon-hyung.. Jika kita harus menunggu hingga Namjoon-hyung sembuh, itu terlalu lama." Usul Jimin yang membuat kelima anggota BTS menoleh kepadanya dengan tatapan terkejut.
"Dan.. Mungkin sebaiknya kita lakukan ini secara diam-diam tanpa Namjoon-hyung tahu. Jika ia tahu, mungkin ia tidak akan fokus pada penyembuhannya. Dia akan terus memikirkannya hingga akhirnya kurang istirahat. Itu akan menganggu kesehatannya.." lanjut Jimin. Ia mengucapkannya dengan sungguh-sungguh dan dengan ekspresi penuh kekhawatiran.
"Aku tidak setuju denganmu Hyung. Kita adalah tim kerja, tim kerja yang baik tidak boleh mendahulukan ketua, apalagi menyembunyikan sesuatu darinya." Ucap Taehyung menyanggah usul Jimin yang menurutnya bukan ide yang baik.
"Taehyung-ah.. Kita bukan lagi tim kerja seperti pertama kali BTS dibentuk, kita ini saudara! Keluarga!! Kau ingin jika kesehatan Namjoon-hyung terganggu?" Ucap Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF BTS] You In Danger
Fanfiction[SELESAI] Sebuah organisasi yang di bentuk oleh pemerintahan Korea Selatan, dan berasal dari perintah Presiden sendiri, beliau memberinya nama BTS, singkatan dari 'Bulletproof Boys', yang artinya laki-laki tahan peluru. Perkumpulan pemuda laki-laki...