19

980 65 3
                                    

07.00 pm

Mr. Evans: Cam, kamu berangkat jam berapa?

Mr. Evans: Jangan buat saya menyesal

Mr. Evans: Saya minta maaf banget soal kemarin.

Mr. Evans: Camelion Raven Kensington?

Mr.Evans: Kamu kasih tau saya kereta kamu berangkat jam berapa,saya janji saya bakalan coba untuk mendekati Ms. Sabrina

Camelion: 7.20 PM see ya:)

●●●●

Chris berlari sekencang mungkin menuju gerbong kereta. Sambil mengeratkan coat nya, Chris terus berlari. Tak perduli sudah banyak orang yang memandanginya. Ia butu Camelion, murid kesayangannya.

Kereta menuju DC akan berangkat satu menit lagi, namun gerbong kereta itu tak kunjung ia temukan.

"Camelion, jangan buat saya menyesal. Tolong."

Chria berguman terus dalam hatinya. Sesekali mengumpat pada dirinya sendiri atas apa yang ia ucapkan kemarin.

Sampai pada akhirnya ia menemukan sebuah gerbong kereta dengan seorang gadis berambut coklat panjang yang tengah berdiri di dekat pintu masuk kereta.

"CAMELION! CAMELION!" Seru Chris.

Ia langsung berlari kearah gadis itu dan memeluknya erat. Sebulir air mata keluar dari pelupuk matanya.

"Cam.. Cam.. jangan lama-lama. Saya gak bisa membayangkan seperti apa saya tanpa kamu,"Ujar Chris.

"Tolong ya beri saya kabar. Saya ingin tetap terjaga sama kamu. Saya-saya--"

Bibir merah ranum milik Camelion menyentuh bibir milik gurunya itu. Camelion awalnya ragu, namun Chris malah membalasnya.

●●●

Dua menit menuju surga. Itu yang ada di benak Chris. Ciuman yang mereka mainkan berakhir setelah panggilan dari speaker menyuruh Camelion untuk pergi.

Namun Chris masih belum bisa melepasnya. Melepaskannya pergi. Camelion seperti tidak memberikannya harapan sedikitpun. Bukannya memberikan pesan manis untuk gurunya itu, Camelion malah meminta Chris untuk cepat-cepat mendekati Ms. Sabrina. Sudah terlalu lama menunggu katanya.

Dua buah botol wine sudah ia habiskan. Ia kalut. Banyak sekali gadis yang datang menghampirinya seperti minuman yang di oper kesana kemari. Namun Chris tetap menguatkan batinnya untuk tidak melakukan yang aneh-aneh malam itu.

Seorang gadis berambut pirang berjalan kearahnya. Matanya sembab. Pakaiannya tampak terbuka.

"Tolong aku, kumohon,"Gadis itu merengek. Seperti habis dikejar oleh seseorang.

"Tolonglah.. kita harus segera pergi dari sini!" Lanjut gadis itu kembali.

Chris berdecak. Mengerang pelan lalu menarik tangan gadis itu kencang keluar club.

"Daripada menahan terus lebih baik aku keluarkan saja."

To be continue

*Njir apa ini? Pendek gadanta. Huh.

Maaf ya lama bat. Gue cuman mau bilang kalau gue bikin Teen fiction and i really hope that you like it. Judulnya "Bad Cocaine" pokoknya smg suka. Aku bener-bener pengen coba bikin tf. Thank you. Mungkin kalian punya kritik atau saran? Itu berguna banget sumpah.

Vomments jangan lupa. See ya*

Mr. EvansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang