23

882 69 10
                                    

     Hari mulai larut. Waktu sudah menunjukan pukul tujuh tepat. Sambil menyesap kopinya, Chris mulai memencet beberapa tombol pada ponselnya untuk menghubungi nomor yang ia tuju. Gesine.

"Halo,"Ucap Chris singkat."Bisa berbicara dengan Gesine Longbutt?"

"Ah,ya,saya sendiri,"Balas Gesine. "Dengan siapa ya?"

"Chris. Chris Evans."

●●●●

Chris memarkirkan mobilnya di badan jalan. Ia turun dari mobilnya lalu mengunci mobilnya rapat.

"Mr.Evans,"Seorang wanita yang kira-kira berusia tiga puluh sembilan menegurnya, membuat Chris berbalik.

"Ayo masuk. Suami dan anak-anak saya ada di dalam,"Ujar Gesine mempersilahkan.

Chris pun masuk kedalam rumah itu dengan perasaan tergesa-gesa. Ia berharap bahwa setelah kunjungannya ke kediaman Gesine ia dapat menemukan kabar baru dari Camelion.

"Ayo duduk,"Gesine mempersilahkan Chris untuk duduk di kursi makan. Chris agak kikuk sampai akhirnya anak paling kecil Gesine memecahkan kekikukannya.

"Mr.Evans, jadi hubungan anda dengan keponakan saya itu apa ya?" Tanya Suami Gesine yang notabene nya bernama Alex.

"Ah, saya?" Tanya Chris balik.

Otaknya seperti berputar. Ia ingin berkata 'Guru Camelion ketika SMA' dan ia sedang dalam misi mencari serpihan hatinya yang hilang, namun ia urungkan karna ia tau bila ia berkata jujur akan menimbulkan masalah baru.

"Saya guru Camelion ketika SMA dulu.  Ada barang Camelion yang tertinggal, jadi saya ingin mengembalikan barangnya. Siapa tau masih berguna," Dusta Chris diakhiri senyum.

"Kalau boleh tau barangnya apa ya?" Tanya Gesine.

"Kalung."

Gesine terbelalak."Ya tuhan, ceroboh sekali dia. "

"Jadi seperti apa yang nyonya dan tuan ketahui bahwa saya memang membutuhkan informasi lebih lanjut soal Camelion. Tapi memang bila nyonya dan tuan berkenan,"Balas Chris.

Gesine mengangguk beberapa kali yang dibalas anggukan kembali oleh suaminya.

"Saya carikan dulu nomor telfon Camelion. Sebentar ya,"Gesine dan suaminya beranjak dari meja makan. Menyisakan Chris dan dua anak Gesine. Yang sulung kira-kira berusia tiga belas tahun, sedangkan yang bungsu empat tahun.

"Om yang namanya om Chris?"Tanya anak bungsu Gesine dengan wajah polosnya."Camelion suka cerita tentang om selain cerita tentang keluarganya sama pacarnya."

Chris tertawa pelan. Senyumnya mengembang setelah mendengar ucapan anak bungsu Gesine barusan. "Kamu serius?"

Anak sulung Gesine mengangguk."Aku dan Andy serius,om. Kata Camelion, Om itu nyebelin. Cuman ngangenin. Beberapa bulan yang lalu dia kemari dan katanya dia rindu sama om. Berharap om datang kemari dan meluk dia."

Chris ketawa. Kali ini ketawanya semakin menjadi."Ah masa iya?"

"Ih om ga percayaan banget! Tapi katanya Camelion mau fokus ke Harry.  Camelion mau balas hutang budi nya Harry."

Chris bungkam. Tawanya hilang seketika. Tak lama kemudian Gesine kembali dengan sepucuk kertas yang berisikan nomor telfon Camelion.

●●●

Chris mulai mengetikan nomor Camelion di ponselnya. Ia berharap Camelion mau mengangkatnya.

"Ayo angkat Cam,"Ujar Chris cemas.

Ia sudah menelfon selama lima kali namun Camelion tak kunjung menjawab panggilannya.

"Halo?"Suara gadis itu terdengar. Membuat Chris terlonjak kegirangan. "Ini siapa? Boston eh?"

"Chris Evans. Math."

To be continue

A6 DRAMA BANGET GILA GUE BIKINNYA. GUE GELI SENDIRI.

tapi kalo dramanya selesai berarti mr.evans juga selesai. oh my god who loves ending? yippie!

btw mungkin kalian bertanya-tanya kenapa gue updates selalu malem nat. bcs paketan gue itu gue slh beli. gue beli paketan setan dr jam 00 - 08. Kan anjir.

-kecup basah cevans

Mr. EvansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang