7

1.3K 88 10
                                    

05.00 PM

Mr.Evans: Kamu di rumah?

Camelion: Apa urusannya sama lo?

Mr.Evans: Hari ini saya ulang tahun.

Camelion: Emang iya? Kok gue ga peduli ya?

Mr.Evans: Saya mau ajak kamu makan. Bisa?

Camelion: LOL. Lagi bercanda kan? Ms. Sabrina gimana?

Mr.Evans: Saya gasuka sama Sabrina,Cam. Saya kan sudah bilang kemarin.

Camelion: Tapi lo gak mau ngaku lo suka sama siapa,jing.

Mr.Evans: Harus gue ngaku sama lo? - Camelion.

Camelion: IH LO NYEBELIN YA!

Mr.Evans: Cuman ngangenin.

Camelion: Diem kek lu jing! Ih gue kesel!

Mr.Evans: Jadi kamu mau gak saya ajak jalan?

Camelion: Atas dasar apa lo ngajakin gue jalan?

Mr.Evans: Ulang tahunlah.

Camelion: Ya udah boleh mumpung Mama lagi arisan sampe malem.

Mr.Evans: Ya udah, saya jemput jam tujuh, ya, Cam.

Camelion: Oh iya.

●●●

Camelion mengeratkan jaket hitam itu kepada tubuhnya yang mulai kedinginan. Berdiri di depan pintu rumah menanti kedatangan Mr.Evans untuk menjemputnya. Katanya mau jalan, gatau kemana.

Tak lama kemudian sebuah mobil audy hitam melewati pekarangan rumahnya,kemudian berhenti tepat di depan pintu masuk. Tempat Camelion menunggu.

"Maaf ya lama. Tadi Scott nanya gak jelas,"Papar Chris sambil mulai menjalankan mobilnya kembali.

"Oh."

Terjadi keheningan beberapa saat sampai pada akhirnya Mr. Evans memulai obrolan.

"Kamu marah ya?"Tanya Chris ragu.

"Urusannya sama lo apa ya?" Tanya Camelion balik. Chris menghela nafas pendek kemudian kembali memfokuskan matanya pada jalanan.

"Gak ada, cuman saya gelisah aja."

"Ya udah, jangan gelisah. Salah sendiri gelisah."

Chris ingin tertawa ketika mendengar penuturan murid kesayangannya itu.

"Ini mau kemana?" Tanya Camelion.

"Kemana ya? Duh saya gatau." Jawab Chris diakhiri kekehan.

Camelion mendelik padanya."Lo jangan bercanda,sat."

"Makan. Kan saya bilang makan,Cam." Jawab Chris.

Sesampainya di sebuah restoran yang Chris tuju, ia pun langsung memarkirkan mobilnya di parking lot.

"Kita mau makan makanan Italia? Maksud gue, emangnya lo suka?" Tanyaku.

Chris tidak menjawab, ia malah berjalan masuk saja tanpa memperdulikan pertanyaan Camelion.

"Benvenuto!" Seorang waitress menyapa Chris dan Camelion. Mereka pun masuk kedalam restoran dan duduk pada tempat yang mereka pilih.

"Mau makan apa?"Tanya Chris sambil membuka buku menu.

"Entah. Gapernah makan masakan Italia. Norak ya?"Tanya Camelion balik.

Chris tertawa."Enggak,Mama kamu bilang ke saya kalau dia gasuka masakan Italia jadi wajar kamu gak pernah makan masakan Italia."

Chris pun memanggil waitress untuk mencatat pesanannya. Setelah mencatat pesanan keduanya, waitress itu pun pergi menuju dapur restoran.

"Lo ulang tahun gak sama keluarga apa?" Tanya Camelion heran.

"Mereka sibuk, saya juga. Daripada ngerayain sendirian mendingan ngerayain sama kamu,Cam."Jawab Chris.

"Ms. Sabrina gimana? Gak marah?" Tanya Camelion sedikit tertawa.

Chris tersenyum kemudian menggeleng."Saya gak ada hubungan sama dia."

"Olivia nitip ini katanya buat lo. Ulang tahun,"Papar Camelion sambil menyerahkan sebuah kotak kecil yang berisikan kado dari Olivia.

Chris mengambilnya kemudian tersenyum lebar."Makasih. Bilangin ke dia. "

Tak lama kemudian pesanan mereka datang beserta sebotol wine dan segelas Lemon tea.

"Kenapa belinya Lemon tea? Gasuka Wine? Kesambar apa kamu?"Tanya Chris sambil meneguk white wine yang ia pesan.

"Kesambar muka lo. Enek liatnya,"Jawab Camelion sarkas kemudian menyedot Lemon tea yang ia pesan.

Chris tersenyum."Ya sudah selamat makan."

*

Setelah makanan mereka habis, Chris pun membayar bill makanan mereka. Sedari tadi Camelion terus bertanya-tanya mengapa Chris mau membayarkan makanannya yang cukup mahal itu.

"Untuk membayar apa yang sudah saya bayar,"Papar Chris. Ia menyalakan kameranya lalu mengarahkannya pada Camelion.

"Foto yang bagus,"Komentar Chris.

Mereka pun meninggalkan Restoran Italia itu. Berjalan keluar dan masuk kedalam mobil audy milik Chris kembali. Aroma mint menyeruak kedalam indra penciuman Camelion, itu membuatnya nyaman.

Selama perjalanan pulang, terjadi keheningan beberapa saat. Sampai pada akhirnya Chris bersuara.

"Kamu suka?"Tanya Chris.

"Suka apaan?"Tanya Camelion balik.

"Yang tadi. Setidaknya buat mengobati hati kamu yang luka karna Harry sudah berpacaran dengan Kendall."Jawab Chris.

Camelion tersenyum kecut dan tidak berniat untuk membahasnya. Ia tau bahwa Harry memang brengsek karna tidak menyukainya balik. Semua pengorbanannya hanya sia-sia.

"Iya, Makasih. Gue gak tau seburuk apa mood gue kalau lo gak ngajak gue jalan,"Ucap Camelion.

Chris tersenyum. "Iya Cam."

Chris pun menyalakan radio di mobilnya. Lagu yang keluar membuat Camelion sedikit tercekat karna mendengarnya.

"Sialan. Sengaja ya?"Tanya Camelion.

Chris tertawa."Bisa pas gitu ya? Haha.."

"You want her you need her and i'll never be her."

Camelion hampir menangis setelah menyanyikan bagian lagu yang satu itu. Hatinya sakit mengingat apa yang tlah Harry lakukan padanya.

"Aku lebih memilih menyanyikan lagu Winnie the pooh daripada lagu patah hati. Nanti hatimu akan sakit kalau dengar yang begituan,"Ucap Chris.

Camelion tersenyum walau air matanya mulai turun membasahi pipinya. Mobil pun berhenti di depan rumah Camelion. Sebelum turun, Chris memeluknya erat. Camelion pun sontak menangis di pelukan gurunya itu.

"Makasih banyak,"Ucap Camelion.

"Saya yang harusnya makasih, Camelion."Balas Chris dengan senyum hangatnya.

"Selamat ulang tahun sir. Semoga cepat dapat jodoh. Haha. Entah itu Ms. Sabrina atau bukan. Maaf soal--- yagitu haha." Camelion mengelap air matanya kemudian satu kecupan mendarat di pipi Chris.

Camelion langsung berlari keluar dari mobil Chris. Masuk kedalam rumahnya, tanpa ucapan selamat malam atau lainnya. Chris tersenyum sambil memegangi pipinya yang dikecup oleh muridnya yang satu itu.

"SIALAN GUE NGAPAIN CIUM DIA. KAN JADI AWKWARD GINI."

To be continue

Mr. EvansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang