Sudah dua tahun berlalu setelah kepergian Camelion. Sudah dua tahun pula Chris kehilangan kontak dengannya. Sudah berbagai cara ia lakukan namun hasilnya selalu nihil. Ditambah lagi dengan kehamilan Sabrina yang membuatnya semakin gila.
Chris memarkirkan mobilnya di pinggir jalan. Ia turun dari mobilnya lalu berjalan ke pintu depan rumah besar itu.
"Mrs.Kensington!"
Chris berseru, berharap Bella mau membukakan pintu rumah Camelion. Ia butuh Bella sekarang ini. Sudah cukup dua tahun yang pilu itu membuatnya frustasi, ia ingin menemui Camelion. Setidaknya tau soal kabarnya. Ia tidak mau harus menunggu karna ia memang tidak bisa menunggu lagi. Sabrina masalah barunya.
"Bella! Tolong bukakan pintunya!" Seru Chris kembali.
Seorang wanita berjalan kearahnya. Rambutnya pirang sepundak. Usianya kira-kiran 40 tahun.
"Aku bukan ingin memanggilmu gila tapi sepertinya kau memang gila. Bella sudah meninggal,tuan. Rumah ini kosong sekarang,"Ujar wanita itu. "Tolong cepat pergi dari sini. Sudah banyak orang yang ketakutan karna ulahmu."
Chris mematung di tempatnya. Benaknya bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Jadi Bella selama ini sudah meninggal? Selama dua tahun ia lost contact dengan Camelion, ia tidak tau sama sekali kabar terbaru soal keluarga mereka, maupun kematian Bella.
"Kau serius?"Tanya Chris yang memasang wajah kaget bercampur heran."Kapan meninggalnya?"
"Sudah beberapa tahun yang lalu. Setelah anaknya pergi ke London dia meninggal. Lima bulan lah kurang lebih,"Jawab wanita itu.
"Kau tau dimana Bella di kubur?" Tanya Chris kembali.
"Kudengar di Auckland. Sudah ya, anakku rewel,"Jawab wanita itu lalu berlalu.
Chris masih mematung. Masih berusaha mencerna apa yang baru ia dengar tadi.
●●●●
Chris memencet layar ponselnya terus menerus. Ia berusaha menghubungi Scott adiknya.
"Kenapa kau tidak pernah memberitahuku,bangsat?!" Seru Chris. Urat pada lehernya terlihat dengan mata yang agak merah.
"Apa? Memberitahu apa Chris?"Tanya Scott balik.
"BELLA! KEMATIAN BELLA!"Jawab Chris.
Terjadi keheningan beberapa saat lalu suara Scott terdengar kembali.
"Dia bukan urusanku lagi. Bukan urusanmu juga. Apalagi,"Balas Scott.
"Dia urusanku,Scott! Dia orang tua satu-satunya Camelion! Di--"
"Bisa tidak kau urusi Sabrina dan anakmu yang ada di kandungannya? Mau sampai kapan kau mengharapkan Camelion,Chris? Dia sudah bahagia bersama Harry. Dia sudah tidak memikirkanmu lagi. TIDAK PERNAH MALAHAN,"Potong Scott.
"Itu urusanku! Aku mencintai Camelion bukan Sabrina! Enyah dari ponselku. Bangsat!"
●●●
Chris memarkirkan mobilnya di dekat kedai es krim Mr.Jones yang terletak cukup dekat dari sekolah. Lelaki seusia Camelion tengah berdiri di dalam kedai. Ia sedang menghitung uang yang ia dapatkan hari ini.
"Dave."Ucap Chris."Semoga tidak salah."
"Ah, ya. Aku memang Dave. Ada apa Mr.Evans?"Tanya Dave balik lalu menaruh uangnya diatas meja.
"Bisa kita mengobrol sebentar?"Tanya Chris kembali, membuat Dave mengangguk.
Mereka pun duduk di salah satu bangku yang tersedia. Beruntung kedai agak sepi hari ini jadi obrolan mereka tidak mungkin terganggu.
"Ada apa ya?"Tanya Dave.
"Soal Camelion. Mantanmu kan?"Tanya Chris yang dibalas anggukan Dave.
"Apa kau punya kontak atau nomor barunya? Aku sudah mencari kemana pun dan tidak ada satupun orang yang tau,Dave,"Ujar Chris.
"Tolong aku,Dave. Aku membutuhkan nomornya sekali. Hanya kau harapanku satu-satunya. Bella sudah meninggal dan ak--"
"Aku juga sudah lost contact dengannya,Mr.Evans,"Potong Dave. "Soal kematian Bella aku pun baru tau dari kau."
"Jadi kau tidak dapat membantuku juga?"Tanya Chris.
"Aku tidak tau sama sekali soal nomor baru Camelion. Nomor ponselnya yang lama pun sudah kuhapus,sir. Efek ingin segera move on,"Jawab Dave."Tapi tenang, aku punya nomor Gesine."
Chris menautkan alisnya."Who the hell is Gesine?"
"Camelion's aunt."
To be continue
btw yg jadi Dave itu Taylor Lautner okay? nongol juga dia sekali-kali doang. figuran.
So tetep ship Camelion - Chris atau Harry - Camelion atau malah berubah jadi Dave - Camelion ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Evans
FanfictionCerita tentang gadis cantik bernama Camelion yang membenci Guru Matematikanya. Copyright 2021 All right reserved By -Haizlee11