"Iya Aunt, Love you!"
Camelion memasuki taxi yang ia pesan setelah berpamitan dengan tante dan kedua anaknya sekaligus sepupu Camelion. Ya, wanita itu akan kembali ke NYC setelah ditolak Chris mentah-mentah.
"Kita kemana nona?" Sang supir taxi menatap Camelion melalui kaca spion."Langsung ke airport?"
"Jangan dulu, saya mau pergi dulu ke tempat saya masa kecil saya," Camelion menatap keluar jendela.
Sang supir taxi mengangguk."Baik nona."
Camelion menatap layar ponselnya, satu video call masuk, Dave.
"CAM!"
Camelion memincingkan matanya. Dave dengan Olivia tengah bersama. "Are you two dating?"
Olivia menatap Dave tajam."Nope! Of course not,Cam!"
"Tapi kalian cocok,"Camelion tersenyum.
"Lo jadi ke bandara?"
"Jadi Liv. Kenapa?"
Dave berdecak."Kok gue jadi kesel ya sama Chris? Lo udah bela-belain kesini dan balesan dia apa? Lo malah ditolak mentah-mentah!"
Camelion tersenyum."Mungkin memang Raven yang terbaik buat Chris,bukan gue. Udahlah itu udah gak penting."
"GAK PENTING GIMANA SIH, CAMELION?!" Mata Olivia melotot.
"Gue sama Harry bakal balikan. Semoga ya hubungan kita gak buruk lagi,"Camelion tersenyum.
Olivia dan Dave bungkam, ekspresi kaget yang terlihat dari layar.
"Pada kenapa sih? Lagi man--"
"LO SERIUS?"
Camelion mengangguk pasrah.
"Buat apa mengharapkan seseorang yang sudah tidak mengharapkan kita lagi?"
Olivia dan Dave kembali terdiam. Sahabat mereka disana, di dalam taxi perjalanan menuju Airport.
"Gue duluan, ya,see ya guys!"
Camelion mematikan video call ketiga nya. Ia pun memberikan dollar kepada sang supir taxi lalu turun dari mobil berwarna kuning tersebut.
Taxi itu meninggalkan pekarangan rumah Camelion. Camelion pun berjalan kedalam rumah itu, rumah yang masih terurus walau sudah ia tinggalkan selama beberapa tahun.
Camelion kembali mengingat semuanya, mama dan mr.evans. Dua orang yang paling ia cintai namun keduanya sama-sama meninggalkannya secepat angin yang berhembus.
●●●●
Waktu menunjukan pukul tujuh tepat, Camelion memutuskan untuk meninggalkan rumah penuh kenangannya itu. Ia akan kembali ke New York dan menjalani hidup baru bersama Harry.
TIN..TIN..
Camelion tertegun setelah melihat sebuah mobil yang sangat ia kenali berhenti di depan pagar rumahnya. Namun ia mengurungkan niatnya untuk berjalan kesana dan memeluk erat sang penggendara.
"Where are you going?"
Camelion mematung di tempatnya, gurunya itu--Chris, Camelion semakin gila dibuatnya. Rambut pirang yang mendominasi rambut coklatnya dulu membuat Camelion semakin menatap Chris intens.
"Aku mau pergi, selamat malam,sir." Camelion berjalan melewati Chris, namun jemari Chris langsung menangkap lengannya cepat.
"Aku mau kau tau bahwa walaupun kau sudah meninggalkanku cukup lama, aku masih menunggumu. Aku sempat pergi ke New York untuk mencarimu, namun kau tidak ada. Pada akhirnya aku memutuskan untuk berkarier disana dan meninggalkan profesiku sebagai guru matematika, lalu aku bertemu Raven, ak--"
"Tolong lepaskan tanganku! Aku harus kembali ke New York. Harry menungguku disana,"Camelion memalingkan wajahnya, air matanya kembali turun deras.
"Aku sudah menunggumu selama lebih dari lima tahun, aku sudah tau semuanya. Maafkan aku karna menolak kehadiranmu kemarin. Aku sudah membatalkan pertunanganku dengan Raven, karna aku sadar bahwa aku tidak memiliki rasa kepada- Nya."
Chris menatap kedua mata Camelion. Tangan kanannya memegang tangan Camelion, sedangkan jemari kirinya merogoh saku celananya.
"Dear Camelion Raven Kensington, will you marry me?"
Camelion tertegun. "Gue mimpi kan?"
Chris menggeleng."You're not dreaming, sweetie."
Camelion tersenyum lalu mengangguk. Chris langsung memakaikan cincin ke murid kesayangannya itu, Camelion hanya dapat tersenyum sambil menangis terharu karna masih tidak percaya.
"Can i kiss you?"Chris menatap kedua mata Camelion kembali.
Camelion mengangguk sambil tertawa. "Of course."
Bibir Chris menempel erat di bibir gadis pujaannya itu dengan tempo cepat. Keduanya menikmatinya, seperti menikmati suatu kesenangan tanpa ingin berakhir. Ingin lagi,lagi, dan lagi.
Bintang bersinar menjadi saksi di malam itu. Malam untuk sepasang manusia yang akan menjadi satu.
Bersatu dan saling mencintai.
Seperti kata lelaki sejati,
"Benci akan menjadi cinta dan berjuanglah untuk itu."
End
AAAAA!! FINALLY CERITA INI KELAAR! SO SORRY KARNA GUE MSH AMATIRAN JADI GAADA FEEL NYA SAMA SEKALI. BHAY.
SOSOSOSOSO 5SOS.
Thanks semuanya! Lav lav💚💚
-leora evans
they call me le,le, and le. BIAR CAKEP GUE TAMBAHIN 'ORA' GT.
BYE BYE! MAKASSIII
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Evans
FanfictionCerita tentang gadis cantik bernama Camelion yang membenci Guru Matematikanya. Copyright 2021 All right reserved By -Haizlee11