20

1K 63 14
                                    

Chris murung. Ia menepuk keningnya beberapa kali. Wanita itu, wanita yang sama sekali ia tidak pernah harapkan tengah berbaring di sampingnya. Tubuhnya polos, dan Chris berhasil memasukannya kedalam wanita itu.

Benaknya mulai memutar memori singkat bersama Camelion. Murid kesukaannya yang berhasil menerobos kedalam hatinya. Ia rindu Camelion.

Baru saja ia ingin memperjuangkan cintanya, sebuah masalah baru membuatnya langsung mengurungkan niatnya. Wanita itu sudah tidak perawan karnanya, karna kecerobohannya. Wanita itu tidak dalam kondisi mabuk ketika melakukannya, jadi ketika ia bangun dan menyadari apa yang terjadi ia sudah pasti tau siapa yang melakukannya.

"Chris,"Suara serak wanita itu terdengar.

Rupanya wanita itu sudah bangun dari tidur pulasnya. Wanita itu mulai mengeratkan selimutnya, diikuti Chris yang meninggalkan ranjang milik wanita itu.

"Kau mau kemana?"Tanyanya.

Chris bungkam. Ia tidak mau menjawabnya. Ia langsung mengenakan pakaiannya dan pergi keluar kamar wanita itu.

"Chris,Chris, kita baru melakukannya semalam! Jangan pergi!" Wanita itu berusaha menghampiri Chris yang sudah jauh di depan.

Satu tamparan mengenai pipi wanita itu. Membuat wanita berambut pirang itu mengaduh.

"Cukup Sabrina! Aku tau ini permainanmu! Dasar jalang!" Bentak Chris.

"Tapi aku sedang mengandung anakmu,Chris! Kau menghamiliku semalam! Aku hamil! Hamil anakmu!"Sabrina balik membentak. Melemparkan sebuah testpack kearah Chris yang mematung, dan benar saja hasilnya positif.

"BANGSAT!"

●●●●

Siang itu berawan. Tidak ada matahari yang terlihat. Chris dan Sabrina tengah memilih-milih baju untuk pernikahan mereka nanti. Kehamilan Sabrina baru empat hari, terbukti dari hasil lab dokter.

Setelah ia melakukan kesalahan itu, ia memiliki niat untuk membunuh dirinya sendiri. Ia tidak kuat, ia tidak mau menikah dengan Sabrina.

"Chris sayang, kamu mau yang mana?" Sabrina mulai memberikan beberapa pilihan pakaian pada Chris.

Chris tidak bergeming. Pikirannya tetap kosong. Mendadak ia memikirkan Camelion. Ia lost contact dengan muridnya itu. Ia rindu Camelion.

"CHRIS!"

Chris membuyarkan lamunannya. Ia tersenyum kikuk lalu mengalihkan perhatiannya kepada Sabrina.

"Aku mau yang ini,Sab."

Sepanjang perjalanan Chris terus memikirkan soal Camelion. Ia mengingat kembali kenangan manis yang ia lewati bersama Camelion dulu. Ia rindu semua itu. Sekarang Camelion pasti sibuk dan Chris tidak mungkin menganggunya.

"Hilangkan kenangan itu,Chris,"Ujar Sabrina. Matanya melotot pada Chris, namun Chris pun hanya dapat mengangguk sebagai persetujuan.

"Aku tau itu berat, cuman apa ia mencintaimu? Jelas saja tidak,Chris! Dia menaruh harapan besar pada Harry! Mana mungkin dia bisa membalas perasaanmu? Coba kau pikir baik-baik! Aku sudah lama disini menunggu momen ini datang dan kau malah tetap memperjuangkannya? Bodoh! Idiot!" Jerit Sabrina lalu menjauh dari Chris yang mulai sibuk meminkan ponselnya.

Mr.Evans: Tolong saya,Cam. Saya membutuhkanmu.

To be continue

*berapa chap lagi lah abis. jangan lupa baca ff baru gue yap. judulnya "arisan | cake" buat yang suka 5SOS, Old magcon sama suka sama Sahar luna bisa baca. Sip makasii. *

Mr. EvansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang