Hari ini adalah hari pertamaku bekerja di toko roti milik Harry. Namun saat kulihat di pintunya masih terdapat tulisan 'CLOSED'. Apa aku datang terlalu pagi? Benar, ini masih pukul 7. Padahal kemarin dia menyuruhku untuk datang pukul 9 saja. Saat aku memasukinya, aku melihat Margareth sedang menata roti-roti yang akan dijual nantinya dan aku sedikit berharap kalau Harry akan datang berkunjung.
"Selamat pagi.." sapaku pada Margareth yang terlihat terburu-buru menata roti di tiap-tiap etalase.
"Selamat pagi juga, Kim." Ia memalingkan wajahnya padaku beberapa detik lalu kembali melakukan pekerjaannya.
"Apa ada yang bisa aku bantu?"
"Aku baru saja membuat beberapa roti. Mungkin hanya kurang beberapa, tapi kau bisa menata roti-roti yang ada terlebih dahulu. Jadi, sisanya nanti kita bisa menata beberapa lagi di etalase yang masih kosong. Kau boleh menatanya di sebelah sana, Kim. Kalau kau sudah selesai, aku akan mengajarimu membuat adonan roti."
Apa?? Mengajariku? Apa tidak terlalu cepat, mengingat ini adalah hari pertamaku bekerja disini.
"Baik, akan ku kerjakan, Mar."
Aku sesegera mungkin menata roti-roti. Kurasa aku masih bisa mempraktekkan speed-ku disini, walaupun hanya menata roti.
"Untung saja kau datang lebih pagi, Kim. Aku sedikit terlambat datang hari ini." Ujar Margareth sambil menata roti.
"Memang biasanya kau datang pukul berapa?" Tanyaku pada Margareth sekaligus untuk mengisi kesunyian di tempat ini.
"Biasanya aku datang pukul 5, namun karena aku ada sedikit urusan di rumah yang akhirnya membuatku datang pukul 6."
"Urusan? Kau ada urusan apa?" Tanyaku sedikit penasaran.
"Um, bukan urusan yang penting. Btw, apa kau mengenal tuan Dalton dengan sangat baik?" Kurasa Margareth sedang mengalihkan pembicaraan. Apa hanya perasaanku saja? Kalau bukan urusan penting kenapa dia terlambat 1 jam?
"Belum. Aku baru mengenal dia beberapa hari yang lalu. Mungkin baru 6 hari."
"Bagaimana pendapatmu tentang dia?"
"Dia baik. Sangat baik. Bahkan dia pernah menolongku saat aku kecelakaan dan membawaku ke rumah sakit. Tidak hanya itu, dia rela menemaniku di rumah sakit dan mengantarku pulang. Bahkan membiayai seluruh perawatan rumah sakit."
"Dia adalah bos paling baik di dunia, kurasa. Tidak heran dia senang membantu orang lain. Dia juga tampan. Itu membuat dia terlihat lebih sempurna di mata banyak perempuan. Banyak sekali pembeli yang rela datang dari luar Holmes Chapel hanya untuk ingin sekedar melihatnya. Itu kenapa toko roti ini selalu ramai pembeli."
"Dari mana kau tau, Mar?"
"Tak sedikit pelanggan yang bertanya padaku saat hendak membayar di kasir dan meminta tolong agar aku meneleponnya dan menyuruhnya datang kemari."
Aku tertawa geli mendengar ucapan Margareth yang begitu terbuka.
"Dan kau tidak ingin mengganggu Harry, kan?"
"Iya, dia sibuk sekali belakangan ini. Dulu dia bisa menyempatkan waktunya kemari sampai 4x dalam seminggu."
"Oh ya?" Tanyaku penuh heran.
"Iya. Mungkin sekarang dia sibuk kencan dengan kekasih barunya. Aku tidak terlalu tahu pasti sih."
Kekasih baru? Apa aku tidak salah dengar? Di hari pertama aku bertemu dengannya, maksudku saat aku terbangun dari tidurku di rumah sakit saja aku sudah bisa menebak kalau dia sedang patah hati. Buktinya saja dia memasang nada deringnya dengan lagu 'Heart Attack-Demi Lovato' yang membuatku merasa kalau dia tidak sedang bahagia. Sedangkan Margareth pernah berkata bahwa Harry akan datang berkunjung ke sini tiap seminggu sekali. Itu berarti dia tidak mungkin mempunyai kekasih baru dalam waktu secepat itu. Ah sudahlah, untuk apa aku memikirkan hal tak penting tentangnya. Lagipula hal itu tidak akan berpengaruh dihidupku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Mr. Crazy [HARBARA] - 《COMPLETED》
FanfictionTak selamanya memilih masa depan adalah keputusan yang tepat. Terkadang masa lalulah yang justru menjadi masa depan. [WARNING: There are many harsh words here. If you are under age, be a wise reader. And don't be a silence reader.] (Beberapa chapt...