Chapter 12

657 75 3
                                    

~Kimberly's P.O.V~

Aroma tubuhnya yang khas selalu tercium olehku. Masih sama seperti saat aku berpelukan dengannya di sebuah taman indah di Holmes Chapel. Aku merindukannya, sangat sangat merindukan pelukannya yang hangat.

"Kimmy?" Panggilan itu. Hanya Eddie yang selalu memanggilku dengan sebutan itu.

"Kimmy!!"

Apa?? Aku melepas pelukan Harry lalu melihat ke sudut arah pintu.

"Eddie???" Aku mendorong tubuh Harry menjauh dariku dan pergi keluar kamar.

Langkah kakiku tak henti-hentinya mencari Eddie di tiap-tiap ruangan. Hingga akhirnya aku melihat Eddie di garasi sedang memanaskan mobil sport berwarna biru miliknya.

Mempercepat langkahku, aku mengetuk-ngetuk kaca mobilnya. "Eddie, kumohon kau jangan pergi! Ini sudah malam! Mengapa kau tidak bilang kalau kau akan datang hari ini?"

Tidak ada tanda-tanda ia akan membuka kaca mobilnya ataupun mematikan mesin. Ia langsung menjalankan mobilnya dengan cepat.

Kau bodoh, Kim! Eddie sangat mencintaimu! Kau telah menghancurkan hatinya!

Tak henti-hentinya aku meneteskan air mata, aku merasa sangat bersalah pada Eddie. Dia mencintaiku dengan tulus dan dia yang telah menyelamatkanku di Holmes Chapel sewaktu aku menjadi gelandangan dan membawaku ke London. Tapi apa yang kulakukan? Aku tak pernah bisa mencintainya, aku yang telah menghianati cintanya. Aku memang perempuan yang tidak tahu diri!

"Siapa dia?"

Memutar badan ke belakang, aku melihat Harry yang naked telah berdiri dibelakangku. Sontak aku menghapus air mata yang membasahi wajahku.

"Dia kekasihmu?"

Mengabaikan pertanyaannya, aku kembali ke kamarku. Aku memilih pakaian untuk tidur dan menyisir rambutku yang tergulung acak-acakan.

Kekhawatiranku pada Eddie masih belum hilang. Beberapa kali kucoba untuk menghubunginya, namun tak ada jawaban sama sekali. Aku pun memutuskan untuk menelepon teman-temannya, siapa tahu malam ini Eddie menginap disalah satu rumah mereka.

"Halo, Kimberly. Ada apa menelepon malam-malam?"

"Alex, apa Ed sedang bersamamu?"

"Tidak. Bukankah ia masih bekerja di Doncaster?"

"Ed baru saja pulang hari ini. Kalau begitu terima kasih."

.
.
.

"Holla, Kimbo. Tumben sekali kau meneleponku malam-malam?"

"Uh, Cliff, aku benci panggilan itu. Apa sekarang Ed bersamamu?"

"Tidak. Apa dia sudah kembali dari Doncaster"

"Ya, dia memang sudah kembali. Kalau begitu terima kasih."

.
.
.

"Halo?"

"Hi, Chris. Apa kau bersama Ed saat ini?"

"Tidak."

"Okay, terima kasih."

Hasilnya nihil, teman-temannya pun tidak mengetahui keberadaan Eddie saat ini. Apa yang harus kulakukan? Melanjutkan sex dengan Harry selagi Eddie tidak ada? Tidak tidak! Itu ide yang gila! Meskipun aku tidak mencintai Eddie, tapi aku masih punya rasa tidak tega padanya.

"Kau tak perlu menghiraukannya, aku akan segera melamarmu."

Apa? Si brengsek ini mengikutiku lagi???

Memutar badan dan melihat Harry sedang berdiri di ambang pintu.

"Bisakah kau menghentikan perkataan konyolmu itu? Dia kekasihku! Sedangkan kau hanya seseorang yang datang dari masa laluku!" Aku menghampirinya dan mendongakkan kepalaku sedikit keatas untuk bisa menatap matanya.

"Jadi, kau hanya menganggapku sampah di masa lalumu?"

"Uh, Harry. Tidak, bukan itu maksudku." Aku tertunduk dengan mata tertutup dan menyisir rambutku kebelakang dengan jemari tanganku.

Wajahnya semakin memerah saat ia mengangkat kedua tanganku berada lurus diperutnya dan matanya berkaca-kaca saat menatapku.

"Aku tidak peduli kau akan menganggapku apa, aku akan melakukan apapun demi mendapatkanmu kembali. Atau kalau perlu, kita kembali ke Holmes Chapel. Kau bisa bekerja lagi di Mandeville dan kau bisa tinggal dirumah lamaku bersa-.."

"Cukup, Harry!! Cukuuuppp!!! Hentikan khayalanmu itu! Sampai kapan pun, aku tidak akan pernah kembali kesana! Tempat itu pernah membuatku celaka dan aku lebih nyaman tinggal di London." Wajahku ikut memerah dan tak terasa bulir air mataku ikut jatuh.

"Aku pulang!"

"Harry, lebih baik kau pulang. Aku lelah berdebat dengan laki-laki keras kepala sepertimu."

*********************

"Hati-hati dijalan, Thom! Jangan lupa dvd horror untukku!"

Sedikit tersenyum, tanganku melambai saat mobil Thomas, lebih tepatnya mobil yang dipakai Thomas untuk ke kampusnya berjalan keluar gerbang.

Eddie memiliki 4 mobil di garasinya, tapi aku tidak pernah memakai salah satunya. Aku memang tidak ahli dalam menyetir mobil, sehingga kalau kemana-mana, Thomas yang selalu mengantarku dengan mobil Eddie.

Tunggu! Mobil sport biru itu? Apa Eddie sudah pulang?

Memutar badan, aku sedikit berlari menuju ke kamar Thomas.

"Eddie."

Dari ambang pintu, aku melihatnya duduk dengan kepalanya yang bersandar pada bantal beralas dipan sedang memainkan laptopnya.

Ia menoleh ke arahku dan aku pun mendekatinya.

"Eddie, kemana saja kau semalam? Aku mencemaskanmu, sayang."  Aku memeluk tubuhnya dari samping yang membuat kepalaku bersandar di bahunya.

"Aku hanya pergi ke suatu tempat yang tidak kau ketahui."

"Aku minta maaf soal kejadian semalam. Aku tidak tahu kalau kau akan datang."

"Aku sengaja tidak menghubungimu karena aku ingin memberi kejutan untukmu. Tapi ternyata kau yang membuatku terkejut karena pria asing itu."

"Pria asing itu adalah Harry. Dia adalah penolongku ketika aku baru pindah di Holmes Chapel, sebelum akhirnya aku bertemu denganmu."

"Kau mencintainya?"

"Dulu dia sangat mencintaiku, tapi kami tidak pernah memiliki status apapun. Saat itu aku mulai timbul perasaan cinta padanya, namun aku terlalu gengsi untuk mengungkapkannya. Sampai suatu ketika, kejadian yang tak pernah kubayangkan terjadi dan membuatku membencinya."

"Jika kau membencinya, mengapa kau mau melakukan...yah, aku tahu kau mengerti maksudku."

"Itu diluar dugaanku." Aku mulai menceritakan semua kejadian mulai dari aku bekerja di salah satu restoran Italia hingga akhirnya Harry membuatku kehilangan pekerjaan itu.

"Aku akan segera menikahimu, Kimmy. Aku tidak ingin kehilanganmu."

Ucapan Eddie membuatku tenggelam dalam ucapannya. Aku sama sekali tidak mencintainya. Ku akui aku masih mencintai Harry. Tapi aku tidak ingin menghancurkan perasaannya lagi. Mungkin takdirku adalah menikah dengannya, bukan dengan Harry.

Aku mulai menyerah dengan keadaan. Aku tidak bisa menolak permintaannya. Eddie selalu melarangku pergi keluar rumah sendirian, itu yang membuatku semakin bosan bila menunggunya pulang kerja ataupun Thomas pulang kuliah. Hari-hariku lebih condong untuk kegiatan memasak dan menonton film horror.


~bersambung~


Next chap? Vote 15+

xx

I Love You Mr. Crazy [HARBARA] - 《COMPLETED》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang