"Bagaimana tidurmu semalam, sayang? Sebenarnya aku rindu tidur denganmu." Eddie keluar dari kamarnya lalu duduk di kursi meja makan.
"Seperti biasa. Sebaiknya kau merendahkan suaramu, karena di rumah ini ada Thomas juga." Aku mengambilkan Eddie beberapa churros dan saus cokelat ke piringnya.
"Ya, tentu aku tahu itu. Dan tentang Thomas, ia sudah berangkat pagi-pagi sekali."
Tumben sekali Thomas pergi ke kampus pagi-pagi sekali? Ia pasti belum sarapan. Mungkin saja dia terlalu berambisi denganku dan tidak ingin Harry mendekatiku lagi.
Bicara soal Harry, sebenarnya aku masih penasaran dengan seorang perempuan yang pernah makan di restoran tempatku bekerja dulu. Ingatan itu selalu terulang-ulang melintas di kepalaku seperti sebuah kaset yang rusak.
"......bagaimana?"
"....."
"Kimmy?"
"....."
"Hei. Sayang? Kau baik, kan?"
"Uh, ya? Ada apa, Ed?" Tangannya yang melambai-lambai di depan wajahku membuyarkan lamunanku. Mataku membesar dan aku sedikit bingung.
"Kita pergi ke Doncaster untuk menemui orang tuaku."
"Untuk apa?"
"Membahas soal rencana pernikahan kita."
"....."
"Kimmy?"
"Uh,..."
Sebuah benda bergetar di saku celanaku. Aku mengambilnya dan tercantum nama Margareth. Margareth??? Aku bangkit dari tempat duduk dan menjauh dari Eddie.
"Hallo, Kimberly. Bagaimana kabarmu? Dan mengapa kau tidak pernah meneleponku?"
"Oh, hai, Mar. Aku baik, bagaimana denganmu? Ku kira kau marah padaku sejak aku memutuskan keluar dari Mandeville."
"Hahahaha... untuk alasan apa aku marah padamu? Keluar dari Mandeville adalah hakmu." Terdengar tawa wanita itu di seberang sana.
"Aku sangat merindukanmu, Mar."
"Aku juga merindukanmu, Kim. Kau tinggal dimana sekarang?"
"Aku tinggal di London bersama adik dan juga kekasihku."
"Di London? Apa kau bertemu tuan Dalton? Kudengar ia juga sekarang tinggal disana bersama keluarganya."
"Tentu aku bertemu dengannya, dia selalu membuat masalah dalam hidupku. Beberapa minggu yang lalu, ia membuatku dipecat dari pekerjaanku."
"Benarkah itu? Itu tidak seperti sifatnya. Maksudku, setahuku dia adalah pria yang baik."
"Kurasa dia gila. Dia juga hampir saja menghancurkan hubunganku dengan kekasihku."
"Kita lanjutkan pembicaraan ini lain kali, karena aku kedatangan pelanggan. Daaahh."
"Oke."
Aku kembali ke meja makan dan berniat untuk membereskan semua piring kotor.
"Siapa yang meneleponmu, Kimmy?"
"Margareth. Dia adalah temanku di Holmes Chapel. Oh ya, apa kau tidak berangkat bekerja hari ini?" Satu persatu piring kutumpuk menjadi satu.
"Kurasa tidak. Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu hari ini." Aku bisa melihat dibalik bulu mataku kalau Eddie memandangiku sedari tadi.
"Kalau begitu, bisakah kau mengantar dan menemaniku untuk perawatan kulit? Sudah lama sekali aku tidak memanjakan kulitku sejak kau berangkat ke Doncaster." Aku mengangkat tumpukan piring ke dapur untuk segera kucuci.
"Tentu, sayang." Suaranya sedikit naik yang kurasa agar aku mendengar ucapannya dibalik dinding pemisah antara dapur dan meja makan.
~Bersambung~
Hello, guys!!!!! Can I get 20+ vote?? :-D
I'm sorry for this short chapter.
But, I promise you for the next chapter would be long chapter.Oh ya, kalian lebih suka Kimberly balik ke Harry lagi sebelum nikah sama Eddie atau Kimberly balik ke Harry lagi setelah nikah sama Eddie ??
Komen dibawah ya. Aku ingin respon dan saran dari kalian semua. ({})
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Mr. Crazy [HARBARA] - 《COMPLETED》
FanfictionTak selamanya memilih masa depan adalah keputusan yang tepat. Terkadang masa lalulah yang justru menjadi masa depan. [WARNING: There are many harsh words here. If you are under age, be a wise reader. And don't be a silence reader.] (Beberapa chapt...