Chapter 20

787 70 7
                                    

"Ekhem."

Kami sama-sama terkejut. Dengan segera aku melepaskan pelukan Harry.

"Kami sudah selesai, Harry. Apa kami boleh pulang sekarang?" Tanya Alex.

"Tunggu dulu, aku ingin menyampaikan sesuatu pada kalian. Terutama kau dan Trevor. Dan kau Margareth, kau boleh pulang sekarang."

.
.
.

"Trevor, Alex. Dengan berat hati kalian kupecat." Terlihat Harry berada di depan keduanya dengan tatapan yang serius.

"Apa, Harry??? Kau memecat kami?" Ekspresi mereka seperti tidak terima dengan keputusan Harry.

"Ya. Apa kalian tidak mendengar ucapanku? Aku tidak ingin toko rotiku ini bangkrut akibat sikap kalian yang tidak pernah ramah pada pelanggan."

"Kami hanya tidak ingin para gadis gila itu menanyakan berbagai pertanyaan bodoh tentangmu yang tidak kami ketahui. Apa itu salah?" Tanya Alex.

"Jelas itu salah! Seharusnya kalian tidak membentak mereka dan bisa berkata dengan sopan." Ujar Harry.

Mereka hening sesaat seperti sedang berpikir. Tidak ada yang bisa kulakukan disini selain menonton mereka berdebat.

"Baik! Kami tidak akan bekerja lagi disini. Lagi pula, tempat ini adalah tempat terburuk yang pernah kutemui! Dan keputusan Samantha sangatlah benar!"

"Apa maksudmu?" Mata Harry menipit dan ia menaikkan satu alisnya.

Wait! He said Samantha's name?

Seketika itu juga aku teringat dengan wanita yang berada di depan bangunan bekas klub Harry. Ya. Aku ingat namanya. Dia adalah Samantha. Aku merasa tertarik dengan alur pembicaraan mereka.

"Samantha keluar dari pekerjaannya disini secara diam-diam dan kembali ke pekerjaan sebelumnya." Jelas Trevor.

"Jangan kau mencoba untuk berbohong padaku, Trevor. Satu-satunya klub di Holmes Chapel adalah milikku. Dan sejak klub itu kututup, tidak ada lagi klub disini."

"Aku tidak membohongimu, Harry. Kau benar mengenai klubmu, tapi jika tidak ada satu pun klub disini, bukan berarti bisnis prostitusi berakhir. Bisnis itu akan terus berjalan. Holmes Chapel masih memiliki motel ataupun apartemen walaupun tidak semewah di kota-kota besar Inggris."

Benar. Mungkin Samantha bertemu dengan pelanggannya tepat di depan gedung bekas klub itu.

"Terserah apa kata kalian. Lebih baik kalian keluar dari sini sekarang." Tangan kirinya menunjuk arah pintu keluar dan tangan kanannya membentuk siku di pinggangnya.

"Kau benar-benar berubah sejak gadis ini datang ke kehidupanmu, Harry." Mata Alex tampak menatapku dengan sinis tapi aku berusaha untuk merasa tidak terancam dengan mata tajamnya.

Harry tidak merespon apapun dan mereka berdua berjalan menuju pintu keluar.

"Harry..." aku ingin menanyakan apa yang telah dikatakan temannya itu.

"Apa kau ingin melihat sunset, Kim?" Oh, dia seolah mengerti apa yang hen kupertanyakan.

Kini wajah Harry yang tadinya kesal, berubah menjadi wajah yang innocent dan menghasilkan senyum yang manis. Dia sungguh tampan.

"Tentu." Jawabku seraya membalas senyumnya.

*************

Hari mulai senja dan kami pun turun dari mobil. Warna oranye langit dengan matahari yang hampir tenggelam di Barat. Aku masih ingat taman indah ini. Dulu, Harry mengungkapkan perasaannya padaku di tempat ini. Sejak saat itulah, perlahan aku mulai mencintai si gila ini.

I Love You Mr. Crazy [HARBARA] - 《COMPLETED》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang