"Apa kau ingin mampir sebentar, Harry?" Aku turun dari motornya dan memberikan helm miliknya.
"Terima kasih tapi kurasa tidak, karena aku ada urusan lain."
"Kalau begitu hati-hati dijalan."
Aku melihat motornya dari kejauhan yang semakin lama semakin menghilang.
Aku merasa nyaman bila berada didekatnya. Apakah aku mulai jatuh cinta padanya? Tidak! Itu tidak mungkin! Apa yang kau fikirkan, Kimberly!
Aku melangkahkan kakiku masuk ke dalam apartemenku.Aku melangkah menuju kamarku, tapi tanpa kusangka saat aku melewati ruang tengah, aku melihat Thomas tertidur di sofa dengan wajah lebam disekitar rahangnya dan juga pelipisnya. Aku tidak ingin mengganggunya tidur, jadi aku memutuskan untuk ke dapur terlebih dahulu dan menyiapkan makan malam. Jadi ketika ia terbangun nanti, ia bisa langsung makan tanpa menungguku untuk memasak.
Aku memanaskan sisa lasagna tadi pagi, karena kupikir sangat disayangkan sekali jika dibuang begitu saja dan lagipula aku juga harus menghemat uangku untuk keperluan Thomas suatu saat nanti.
Setelah menyajikan lasagna di atas meja makan, aku pun melangkah menuju kamarku untuk mandi. Disaat-saat aku membersihkan tubuhku, selalu terpikir tentang Thomas yang belakangan ini mulai berubah. Beberapa hari ini ia selalu pulang malam dan kali ini aku melihatnya dengan wajah yang lebam. Apa yang membuatnya berubah?
************************
Seperti biasa, pagi ini aku dan Margareth membuat beberapa roti dan kue sebelum Mandeville dibuka.
"Margareth, apa sebaiknya kita tidak membuat konsep lain di toko roti ini? Seperti membeli etalase baru untuk cake shop yang isinya berbagai macam kue tart dari ukuran mini sampai ukuran yang besar." Aku memberikan saran padanya saat aku memasukkan tepung ke dalam loyang mixer.
"Sepertinya idemu itu menarik, Kim."
"Jadi?"
"Kita harus mencobanya hari ini. Kau pasti sudah tahu cara untuk membuat kue tart, bukan?"
"Tentu, Harry pernah mengajariku."
"Kalau begitu, kenapa tidak kau buat saja sekarang, Kim? Tentang etalase baru, aku akan membicarakannya pada tuan Dalton." Terlihat Margareth melempar senyum padaku.
Akhirnya aku pun membuat 2 buah kue tart dengan ukuran yang mini dan ukuran yang sedang.
********************
Aku masuk ke dalam taksi dan tak lama kemudian, ponselku berdering. Aku mengambil ponselku dari dalam tasku dan melihat ke layar ponsel.
"Halo, Harry?"
"Hi, Kim. Apa kau sudah pulang?"
"Ya, tepatnya masih dalam perjalanan. Ada apa kau meneleponku?"
"Aku hanya ingin memberitahumu sesuatu. Aku melihat adikmu masuk ke sebuah klub. Kau pasti tahu, lebih tepatnya satu-satunya klub yang ada di Holmes Chapel."
"Maksudmu Thomas?"
"Siapa lagi adikmu selain Thomas, Kim? Kau harus cepat kesini."
"Itu tidak mungkin, Harry. Kau pasti bercanda." Aku sedikit tertawa mendengar perkataan Harry yang bagiku itu adalah hal yang mustahil karena Thomas pernah berjanji pada mom dan dad tidak akan menjadi bad boy lagi sebelum mereka meninggal.
"Ayolah, Kim. Apa kau tidak ingat ketika kau bilang padaku tentang bau alkohol saat Thomas berbicara melewatimu?"
Aku terdiam sejenak dan mulai timbul rasa percayaku pada perkataannya. Lagipula tak lama lagi taksi yang kunaiki ini akan melewati klub itu.
"Okay, aku akan kesana."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Mr. Crazy [HARBARA] - 《COMPLETED》
FanfictionTak selamanya memilih masa depan adalah keputusan yang tepat. Terkadang masa lalulah yang justru menjadi masa depan. [WARNING: There are many harsh words here. If you are under age, be a wise reader. And don't be a silence reader.] (Beberapa chapt...