Kami tiba di Mandeville. Kurasa tidak ada yang berubah sedikit pun dari tempat ini.
"Hai, Margareth." Sapa Harry saat membuka pintu pada wanita yang sedang memasukkan uang ke dalam mesin kasir.
"Akhirnya kau datang. Kukira kau tidak akan datang karena kau belum meneleponku sejak kau mengakhiri pembicaraan tempo hari. Oh hai, Kimberly. Senang bisa bertemu denganmu lagi." Ia juga melempar senyum padaku.
Aku membalas senyumnya. "Hai."
Mataku terpaku pada dua orang laki-laki bertato yang sedang melihat kedatangan kami. Dan yang menjadi pertanyaanku adalah mereka juga mengenakan apron berlogo Mandeville?
Seketika itu juga aku teringat akan kejadian beberapa tahun yang lalu. Ketika Samantha menjebakku untuk masuk ke dalam klub lalu aku kabur yang langsung kuketahui bahwa kedua orang bertato inilah yang mengejarku hingga aku tertabrak mobil.
*Harry's P.O.V*
Aku melihat Kimberly yang sedang terpaku pada Trevor dan Alex. Bukankah dia sudah mengetahui bahwa mereka adalah teman-temanku?
"Hei. Apa kau baik-baik saja?" Tanganku melambai di depan wajahnya.
"Uh y-ya?" Ekspresinya menunjukkan kebingungan yang langsung ditutupi dengan senyum manisnya. Ya, aku tahu, dia tidak hanya manis, dia juga cantik.
"Kau ini kenapa? Kau sudah tahu bahwa mereka teman-temanku, bukan?"
"Tentu aku sudah mengetahuinya. Hanya saja mereka....-" kalimatnya menggantung dengan pandangan yang masih tertuju pada mereka. "Apa mereka bekerja disini?" Matanya menatapku.
"Ya. Mereka teman-teman yang ku pekerjakan disini sejak aku menutup klub-ku." Jelasku saat mengambil apron di laci samping mesin kasir.
"Oh ya, dimana Samantha?" Tanyaku pada Margareth.
"Kurasa dia tidak masuk hari ini. Lebih baik kau tanyakan saja pada kedua temanmu."
Aku hendak bertanya pada Trevor dan Alex, namun beberapa orang pelanggan mulai berdatangan saat aku hendak mengenakan apron.
"Haaarryyyyy!!!" Beberapa gadis berteriak sangat kencang hingga gendang telingaku hampir saja pecah.
"Hai." Sapaku tak lupa melempar senyum pada mereka yang masih berdiri di pintu masuk.
*Kimberly's P.O.V*
Tidak bisakah mereka mengurangi kefanatikan mereka terhadap Harry? Teriakan mereka bisa membuat gendang telingaku pecah. Aku tidak bisa membayangkan jika semua fansnya datang kemari dan berteriak seperti ini. Mungkin gendang telingaku benar-benar akan pecah.
Bagaimana jika aku memiliki fans sebanyak ini? Apa fansku akan sehisteris mereka?
Tidak! Hentikan khayalanmu itu, Kimberly. Tujuanmu kemari adalah untuk membantu Harry memperbaiki keadaan Mandeville dan mengobati kerinduan para pelanggan padamu.
Apa? Rindu? Meneriaki namaku saja tidak, bagaimana bisa rindu?
Apa Harry berbohong padaku? Tapi kurasa itu tidak mungkin, aku masih bisa mengingat ekspresinya yang meyakinkan saat memohon padaku."Aku senang bisa bertemu denganmu!"
"Sayang sekali temanku tidak datang kemari, mungkin karena trauma."
"Bagaimana kabarmu, Harry?"
"Harry!!! Aku mencintaimu!!"
Gadis-gadis gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Mr. Crazy [HARBARA] - 《COMPLETED》
FanfictionTak selamanya memilih masa depan adalah keputusan yang tepat. Terkadang masa lalulah yang justru menjadi masa depan. [WARNING: There are many harsh words here. If you are under age, be a wise reader. And don't be a silence reader.] (Beberapa chapt...