"Apa ini?" Aria bertanya untuk kesekian kalinya. Reinhart menghentikan kegiatan menulisnya lalu memperhatikan Aria yang sedang membuka kardus berisi beraneka ragam bentuk botol kaca. "Wadah untuk penelitianku," jawab Rein. Ia kembali sibuk menulis.
Aria berjalan-jalan mengelilingi meja besar di ruangan Reinhart. Meja itu dipenuhi botol-botol berisi berbagai macam cairan. Aria tidak terlalu yakin apa itu, tetapi Ia memutuskan untuk memendam rasa penasarannya. Sudah bisa masuk ke dalam ruangan Reinhart saja bagaikan keanehan tersendiri. Aria tidak menyangka bahwa Reinhart akan begitu saja mengajaknya untuk melihat-lihat ke dalam ruangan misterius sang Ilmuwan. Sambil Reinhart melakukan aktivitasnya, Aria berjalan hilir mudik dan kemudian menemukan sebuah ruangan tersembunyi. Ia mengintip masuk dan menemukan seperangkat mesin besar dan berwarna putih, di sampingnya terdapat tabung-tabung silindris yang tertutup rapat. Rasa penasaran menggelitiknya, membuatnya berjalan mendekat dan menemukan tulisan di salah satu tabung tersebut, 'Aria. 15 th, 3 bln.'
"Rein! Aku harus pergi sekarang..."
"Hm? Oke."
Aria setengah berlari keluar dari kamar Reinhart. Ia tidak bisa menghentikan debaran di jantungnya. Ia sudah tahu sejak awal bahwa Thomas mengambil sampel darahnya setiap bulan, tetapi Ia tidak pernah menyangka akan melihatnya sendiri di jajaran tabung-tabung itu. Perasaannya tidak menentu, tetapi satu hal yang pasti, Aria tidak ingin melihatnya lebih lama. Ia perlu menenangkan diri.
Di sisi lain, Reinhart berjalan ke arah tabung-tabung sampel darah Aria. Ia menepuk dahinya sambil berdecak kesal.
"Aku lupa menutup bagian ini..." Ia mendesah setelah menyadari kesalahannya.
0-0-0-0-0
"Kau sudah masuk sekolah, Aria! Bagaimana keadaanmu? Apakah kau sudah sembuh? Sam berkata bahwa kau tidak cukup sehat untuk dijenguk, dan aku tidak bisa menghubungi handphonemu. Tetapi, yang penting sekarang... Apakah kau yakin sudah cukup kuat?" Neil menyerang Aria dengan berbagai pertanyaan saat mereka akhirnya bertemu di depan loker Aria di pagi hari. Aria menghela nafas, memikirkan apa yang sudah dijadikan alasan oleh keluarganya atas absensinya selama seminggu.
"Aku sudah sehat, Neil. Maaf sudah membuatmu cemas," Ia tersenyum, walaupun hanya di bibir. Suasana hatinya yang murung membuat Aria sulit untuk berekspresi demikian. Tetapi, ia senang Neil mengkhawatirkannya. Setidaknya, ia tidak merasa sendirian.
"Oh, iya. Kemana Sam?"
"...Sam sedang ada urusan. Ia duluan ke kelas," jawab Aria. Ia menahan diri untuk tidak mengerutkan keningnya. Samuel lah sumber dari suasana hatinya yang muram. "Nanti kita ngobrol lagi, oke?" ujar Aria sebelum Neil bisa menangkap wajah muramnya. Neil mengangguk lalu berlalu.
Aria tidak mengerti. Semuanya bermula dari sejak Ia terbangun dari tidurnya kemarin. Samuel menghindarinya. Aria tidak bisa menatapnya lebih dari sedetik, dan jika mereka berpaspasan di rumah, Samuel hanya akan berjalan tanpa melihatnya. Keadaan ini sangat mirip dengan hari-hari awal Ia bergabung dengan keluarga Everhart, saat Samuel mengacuhkannya. Yang membuatnya lebih tidak enak, karena Aria tidak paham alasannya. Ia tidak bisa mengingat apapun soal malam itu.
Samuel tetap duduk di samping Aria, tetapi ia tidak berkata apapun. Sepanjang hari demikian, dan ini begitu menyiksa bagi Aria. Ia tidak mengerti apa kesalahannya, tetapi Ia terlalu takut untuk bertanya. Samuel di masa lalu terlalu menyeramkan bagi Aria.
Claire, sebagai gantinya, menemani Aria di waktu istirahat di kantin. Reinhart dan Samuel pergi entah kemana. Aria mengaduk-aduk jelly di hadapannya dengan malas. Ia tidak memiliki nafsu makan. Claire kelihatan sibuk dengan cat kukunya di jari jari-jari lentik dan panjangnya. Ia hanya mengerlip pandangan sekali ke arah depan. "O-ow. Kelihatannya akan ada drama menarik," tutur Claire tertarik. Aria yang sedang melamun kemudian memusatkan perhatian pada apa yang dilihat Claire.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aria: Everhart
VampirEverhart. (#30 on 7 aug 2016) Tuhan menciptakan dunia pagi dan malam hari. Pagi dikuasai oleh mahluk cahaya, dan malam dikuasai oleh mahluk kegelapan. Itulah hukum alam yang ada. Tidak ada mahluk yang bisa hidup dalam kedua alam sekaligus. Yah, bel...