Kalau saja waktu bisa berhenti berputar untuk sementara.
Kalau saja hari ini bukan hari yang diinginkan Aria.
Kalau saja hari ini adalah hari biasa baginya, seperti hari-hari normal lainnya.
Gadis itu berdiri dengan goyah di depan cermin kamarnya. Kacamata tebalnya tidak bisa menyembunyikan ekspresi kesal dan lingkaran gelap di bawah matanya. Hari ini telah tiba, dan Ia belum siap untuk menerimanya. Degup jantungnya seakan sedang beradu lari dengan dirinya, dan hatinya seakan mengucap mantra berulang kali, untunglah hari ini masih libur musim panas. Sambil berusaha menenangkan diri, Aria berjalan keluar kamar menuju ke lantai bawah.
"Oh! Selamat ulang tahun, Aria sayang! Kau sudah berumur 15 tahun sekarang!" Yin berjingkat semangat seraya Aria berjalan kikuk menuju ke ruang makan. Yin masih menggunakan apronnya lalu berjalan cepat untuk memeluk Aria erat. Tidak cukup, Ia mencium pipi Aria gemas berulang kali. Ia dihentikan oleh suara deham yang berkharisma.
"Selamat pagi, dan selamat ulang tahun, Aria." Thomas muncul dengan senyum merekah dan kedua tangan terbuka, siap memeluk Aria dengan tubuh besar dan jangkungnya. Aria tidak punya pilihan selain menghilang di dalam pelukan besar Thomas. Ia akan merasa sangat bersalah jika menolak ucapan dari pria yang berpengaruh besar dalam hidupnya ini. "Terima kasih," bisik Aria malu.
Aria selalu resah di hari ulang tahunnya. Bukan bermaksud tidak bersyukur, hanya saja hari peringatan selalu membuatnya gelisah. Tidak lain dan tidak bukan adalah karena besarnya perhatian yang akan diterimanya. Aria bukan tipe pengundang perhatian sama sekali. Ia tidak suka hal itu, dan memilih membaur dengan dinding jika bisa.
"Um-bisakah kalian merahasiakan hal ini? Soal ulang tahunku? Paling tidak dari yang lain..." Aria memohon. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi saudara-saudara angkatnya, dan Ia tidak ingin membayangkannya. Aria tidak pandai berimajinasi mengenai mahluk abadi yang tidak akan terlalu mementingkan hari ulang tahun. Semakin sedikit yang mengetahui rahasia kecilnya, semakin baik.
Yin dan Thomas tidak menjawab, mereka mengulum bibir dan saling menatap dengan aneh, seakan melakukan pembicaraan tanpa bicara. Aria menyadari hal tersebut lalu memecah perhatian mereka. "Apa maksud tatapan kalian? Apakah mereka sudah tahu?!"
"Ayolah, sayang. Ini adalah kesempatan merayakan hari ulang tahunmu! Dan, cuma setahun sekali! Kapan lagi kami bisa melakukan perayaan penting seperti ini?" Yin angkat bicara.
"Pe-perayaan...?" Bibir Aria berkedut.
"Hanya perayaan kecil, khusus keluarga Everhart," Thomas menjelaskan.
"Kami janji tidak akan berlebihan, karena kami tidak ingin membuatmu lelah," tambah Yin.
"Malam ini...?" Aria mendesah. Ia tidak akan tega menolak permintaan Yin dan Thomas.
"Setelah matahari terbenam, tepatnya. Semuanya sudah disiapkan, jadi kau tak perlu khawatir. Sekarang, makanlah sarapanmu dan lakukan apapun yang kau inginkan. Kau boleh mengundang teman-temanmu jika kau menginginkannya?" Yin bertanya.
Aria otomatis menggeleng. Ia tidak punya teman yang cukup dekat untuk diundang ke pesta ulang tahunnya. Membayangkan bahwa ada yang mengetahui hari ini ulang tahunnya saja sudah membuat merinding. Untunglah hari ulang tahunnya jatuh di libur musim panas.
0-0-0-0-0
Aria diminta untuk keluar rumah selama satu jam penuh sebelum matahari terbenam. Ia sebenarnya merasa hal itu sangat tidak perlu karena toh Ia sudah tahu kalau keluarga Everhart akan membuat pesta ulang tahun untuknya. Namun, lagi-lagi Ia tidak tega menolak permintaan Yin yang sangat lembut. Ia diberi uang jajan yang lebih dari cukup dan memilih untuk mendinginkan diri di toko kecil sampai matahari terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aria: Everhart
VampirosEverhart. (#30 on 7 aug 2016) Tuhan menciptakan dunia pagi dan malam hari. Pagi dikuasai oleh mahluk cahaya, dan malam dikuasai oleh mahluk kegelapan. Itulah hukum alam yang ada. Tidak ada mahluk yang bisa hidup dalam kedua alam sekaligus. Yah, bel...