10. Dunia adalah Penjara

3.5K 461 139
                                    

Serial HAMASSAAD – 10. Dunia adalah Penjara

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2016, 18 Agustus

-::-

Dunia adalah Penjara bagi orang beriman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dunia adalah Penjara bagi orang beriman

dan surga bagi orang kafir.

( HR. Muslim)


Segerombolan gadis-gadis terlihat saling cekikikan dan melempar pandang ke arah Hamas dan Saad yang tengah menuju pintu keluar, tempat mereka meninggalkan alas kaki mereka.

"Ad, di sini cewek-ceweknya rajin banget shalat di masjid yak. Salut gue..." bisik Hamas begitu mereka selesai shalat Magrib dan Isya berjamaah. Saad hanya tersenyum dan merangkul Hamas, mengajaknya pulang ke rumah.

"Saad! Weh, urang malah ditinggal!" Indra berlari menghampiri Hamas dan Saad yang sudah bersiap keluar teras masjid.

"Lah, lau mau ngikut kita, Dra?" tanya Hamas. Cowok mah begitu, akrabnya cepat sekali...

"Kan tadi bilangnya mau ke pasar malem? Biar urang yang antar, tapi bayarin yah!" kata Indra, sembari cekikikan senang.

"Boleh deh," kata Hamas. "Tar gue beliin somay goceng."

"Yaah, ulah somay atuh. Urang mah udah bosen makan somay terus. Pizza gitu ya, Mas?"

Tawa Saad terdengar, "Sakit perut nanti antum."

"Eh, selaw... perut udah biasa makan pizza sejak di depan SD kita dulu ada yang jualan pizza, Ad!" tukas Indra, tak mau sembarangan diejek.

"Widih, keren amat SD lo ada yang jualan pizza?" tanya Hamas.

"Pizza roti pakai saos gitu, Mas. Yang tiga rebuan."

"BAHAHAHAAA!"

"Heh, cicing maneh! Sembarangan ketawa!" Indra ngomel, beneran ngga terima jajanan favoritnya ditertawakan. "Itu beneran pizza. Ada sosisnya, ada dagingnya... ngga tahu daging apah. Urang mah makan aja, yang penting kenyang."

"Halal?" tanya Saad kemudian. Mereka bertemu beberapa tetangga sepanjang perjalanan menuju rumah.

"Ih si Saad mah kurang ajar. Itu pizza homemade bikinan Bu Kokom! Dulu juga maneh beli bakwan sama pisang goreng di sana. Udah kitu minta bonus..."

Saad tertawa-tawa, "Bercanda, Dra. Bener kata si Ipat. Antum mah aduan..."

"Yeee, yang tadi siang mah keceplosan. Tapi kan ujungnya baik, si Ipat jadi ngaji kan tuh."

"Emang kalau cewek gitu, ngajinya apaan sik, Ad? Kayaknya wajib dateng ye?" Hamas tiba-tiba bertanya ingin tahu. Teringat betapa semringahnya Fatima ketika Aa Saad-nya mengatakan bahwa tidak apa-apa untuk berangkat mengaji.

[✓] HAMASSAAD Ukhayya HabibiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang